Gerald dengan sabar menyuapi Grayson. Entah kenapa bocah ini hanya mau diurus oleh Gerald. Sedangkan Daisy hanya memantau dan sesekali memberi instruksi.
Ditangan Daisy selalu siap sapu tangan dan obat bius antisipasi dari sakit Grayson.
Gerald dan Daisy seperti pernah tidak melihat anak kecil. Gerak gerik Grayson selalu diperhatikan."Kita berdua harus ke LA. Ada sedikit gangguan dengan kantor cabangku yang disana" Gerald menatap Daisy yang terkejut diambang pintu "dan meninggalkan Grayson?" Tanya gadis itu horor.
Gerald meletakan piring makan Grayson di nakas lalu menatap Daisy. "Dia bisa tinggal dengan Saras" Daisy menatap garis keras diwajah lelaki itu. Ia mendekati Gerald, lebih tepatnya menantang "Grayson ikut. Atau aku tidak ikut" ucapnya pelan.
Gerald langsung berdiri dengan wajah yang mulai otoriter "kau harus tetap ikut, ingat! Kau asistent ku. Grayson tidak mungkin ikut, dia akan tidur dimana?!" Gerald membentak Daisy hingga gadis itu terjingkat.
Lalu Gerald menormalkan tenggorokannya "dan juga Ai. Nasib pekerjaanmu ada disini, kau punya pilihan bukan?" ucap Gerald sambil menjentikan jemarinya. Daisy merasa dejavu. Kemudian Daisy tersenyum sinis "jika hanya itu yang membuatmu bisa semena mena denganku, kau salah besar tuan Aldricho yang terhormat"
Daisy ingin berlalu dari kamar itu berencana membuatkan susu untuk Grayson "ikut! Atau kupecat" Daisy mematung ditempatnya berdiri. Gerald terkekeh menang dan berlalu meninggalkan Daisy.
Daisy mendengar derap langkah Gerald keluar apartment. Dalam satu gerakan ia mendengar dentuman pintu dihempas keras oleh yang baru saja melewatinya.
Daisy berbalik mendapati Grayson yang matanya berkaca kaca. Daisy dengan cepat menyambar Grayson dan menciumi seluruh wajah malaikat kecil yang mulai ketakutan itu. Grayson melingkarkan tangannya erat dileher Daisy seolah akan jatuh. "Saras ...!" Daisy memanggil Saras yang masih berkutat didapur.
"Ya Daisy?" Sosok Saras langsung muncul dari balik pintu. "Tolong kemaskan bajuku dan Grayson kedalam koper besar yang adadigudang" ucap Daisy dingin tanpa menatap Saras.
Saras gelagapan mendapati sikap Daisy yang tidak biasanya ini. Dengan segera ia berlari mengerjakan tugas yang sudah dititah.
~
Gerald masuk keapartment Daisy jam 9 malam. Ia melampiaskan kesalnya pada seluruh dokumen dikantornya. Gerald mengeleng berkali kali menghadapi tingkah Daisy yang begitu keras kepala.
"Ai ...?" Gerald memanggil Daisy karena mendapati kamar wanita itu masih rapi tak tersentuh. Jantungnya berdebar, pelipisnya mengeluarkan keringat dingin, tangannya bergetar. Gerald melangkah kekamar Grayson dan mendapati anak itu tak juga berada ditempatnya.
Gerald dengan cepat merogoh sakunya dan menelpon seseorang "Saras! Kemana mereka?"
"Mereka .... Daisy dan..."
"Iya bodoh! Siapa lagi?!"
"Mereka pergi ... mereka pergi tuan. Tapi Daisy tak mau memberi tauku"
Prangk ......
Gerald melempar ponselnya kearah cermin. Daisy pergi? lagi?
~
"Cepat beri tau aku dimana kau menculik bocah itu! Demi Tuhan Daisy kau bodoh tak punya otak! Bau tengik! Kau .... kau!!! Arghhh" Daisy dengan setia mendengar nada kesal Dany. Ia memasuki bandara diarea kedatangan. Tempat yang tidak diketahui siapapun, termasuk Dany dan ..... Gerald.
Daisy melirik Grayson tidur dalam gendongannya setelah menempuh perjalanan jauh demi sampai ketempat damai ini. "Sudahlah Danyku sayang. Aku akan baik baik saja. Tempat ini cocok untukku dan Grayson. Tidak ada hiruk pikuk, tidak ada peneror dan tidak ada pemaksa" jawab Daisy santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
the obsession
Rastgele"Ahh ... Ahh" sentakan pinggul itu semakin kuat hingga membuat tubuh Daisy tersentak sentak. "Oohhh ... Kau sangat nikmath ... Oohh" suara itu, kenapa harus suara itu?. Daisy memegang pundak lelaki itu, terasa seolah ... "Daisy ..." Daisy merasa sen...