Daisy berjalan dengan hati hati diatas high heel 10 cm ini. Jangan tanya siapa yang menyuruhnya, sudah pasti nyonyah besar Joan "Daisy! Jangan berjalan seperti diatas jembatan gantung!" Daisy menampakan wajah konyolnya dan membuat Joan memutar bola matanya.
~
"Apa masih lama?" Daisy bertanya pada Joan yang sibuk dengan teman bicara dihadapannya "ya ada apa?" Daisy bercicit sedikit "aku ingin buang air kecil" Joan mengangguk dan melanjutkan bicaranya pada lelaki itu.
~
Daisy berjalan dengan langkah kecil diatas lantai marmer ini.
Brugh ...
Daisy terhuyung saat sebuah bahu keras mendepaknya. Daisy tak bisa menyeimbangkan tubuhnya karena high heel sialannya ini hingga sebuah tangan mencekal pergelangannya. Punggung Daisy menabrak dinding.
Daisy tertunduk sambil meringis. "Maaf ... "
Daisy mendongak kepalanya menatap perawakan lelaki jangkung dan atletis itu.Hanya kurang dari lima detik Daisy dapat melihat wajah lelaki itu.
Deg ...
Lelaki berkacamata minus itu melengos pergi. Daisy dengan susah payah menatap punggung lelaki itu.
Hati kecilnya begitu yakin dengan penglihatannya. Mata dibalik kacamata maskulin itu ...
Tapi batin dan pikirannya bekerja sama dan menyatakan bahwa ... bisa saja mirip, atau mungkin karna terlalu mikirkan.
~
Makan malam itu berlangsung setengah lama.
Mata gadis itu sudah mulai redup karna ini sudah jam 11 malam.Sedari tadi tadi Joan selalu bercanda ria dengan para kolega laki laki yang sesekali menggodanya.
Daisy dan Joan sudah berjalan kearah loby hotel bintang lima ini.
Joan menyerahkan kuncinya pada pelayan. Dan mereka berdua menunggu sebentar.Mobil aston martin hitam itu terparkir diteras hotel. Itu bukan mobil Joan. Daisy mencari cari seseorang yang menuju mobil itu. Matanya terperangkap dengan seseorang yang berjalan beriringan dengan asistent lelakinya. Lelaki itu yang menabrak dan menolongnya sekaligus ditoilet tadi.
Lelaki tampan dengan kaca mata minus yang begitu pas diwajahnya. Setelan tuksedo yang begitu merekat indah ditubuhnya. Ia hanya terlihat mendengar perkataan lelaki disebelahnya dengan datar.
Satpam hotel itu dengan cekatan membukakan pintu penumpang untuk lelaki itu dan membungkukan badannya saat lelaki itu masuk mobil.
"Kau lihat Daisy? Malaikat ketampanan lewat" Joan bergumam penuh kekaguman. Sedangkan Daisy menatap bayangam lelaki itu dengan jantung yang seperti digedor. Siapa lelaki itu? Aura intimidasinya begitu terasa meski hanya lewat sekilas.
~
"Ayolah temani aku ..." Daisy menarik tangan Gerald. Lelaki itu masih menatap bukunya meski berkali kali ia hampir jatuh dari kursi.
Daisy selalu saja mengganggunya setiap kali bertemu. Tapi ia tak bisa mengelak dari gadis itu.
"Ai ... sebentar lagi aku akan ujian semester" Gerald memberenggit menatap Daisy. Tapi tiba tiba wajah gadis itu menjadi tersenyum jahil "Ai? Apa itu panggilan sayang untukku?" Gerald memutar bola matanya "itu panggilan menyebalkan untuk gadis sepertimu" Gerald kembali menekuni bukunya. Tapi Daisy justru tertarik untuk menggodanya.Daisy mencolek colek pipi mulus lelaki itu. Gerald beberapa kali membuang wajahnua dan berdecak. Daisy tak menghentikan aktivitasnya hingga akhirnya sudut bibir Gerald berkedut dan terkekeh pelan. Ia menangkap pergelangan tangan Daisy "ok ... aku temani" ucapnya datar meski sudut bibirnya menahan tawa. Daisy tersenyum senang. Ia menyodorkan pipi kanannya kewajah Gerald.
KAMU SEDANG MEMBACA
the obsession
عشوائي"Ahh ... Ahh" sentakan pinggul itu semakin kuat hingga membuat tubuh Daisy tersentak sentak. "Oohhh ... Kau sangat nikmath ... Oohh" suara itu, kenapa harus suara itu?. Daisy memegang pundak lelaki itu, terasa seolah ... "Daisy ..." Daisy merasa sen...