Hay para readers✋ Apa kabar kalian? Semoga ceritaku menghibur kalian(:
Selamat membaca:)Salam,
-ananda.p.a-***
Liam menghampiri mereka. Gadis, Dafa, dan Fai. Mereka tertawa entah menertawakan apa sambil Gadis yang membawa tiga kotak berisi kue. Yah! Gadis akan berkeliling untuk menjual kue neneknya. Liam tidak terlalu mendekat pada mereka. Dia hanya melihat apa yang sedang terjadi.
"Dis, ini sepeda bisa, tidak?" Tanya Dafa yang melihat sekeliling sepeda yang bersandar di tembok depan rumahnya.
Gadis yang merasa disebut namanya lantas menoleh. Dan dia mengangguk.
"Itu sepedaku dulu. Masih bisa mungkin. Memang kenapa?"
"Ini masih bisa, Dis. Boleh ku pakai?" Ucap Dafa setelah memperhatikan sepeda itu.
"Boleh saja. Asal jangan dirusak." Jawab gadis dengan tawa kecilnya.
Dafa pun mulai menaiki sepeda kayuh itu dan tiba-tiba Fai juga naik dibelakang Dafa. Untungnya Dafa dapat menjaga keseimbangan dan merekapun tertawa.
"Bos kami duluan. Kau sama Gadis saja, ya. Yuhuyy! Daf, kebut, Daf!!"
Liam hanya menggeleng melihat tingkah mereka berdua. Mereka memang sahabat sejatinya Liam. Mereka juga kadang bertengkar namun ujung-ujungnya pasti berpelukan. Jika tidak ya mungkin akan saling tertawa bersama.
Lalu Liam menolehkan kepalanya ke Gadis. Liam menghampiri Gadis yang kesulitan mengikat kuenya.
"Heh, bocah tengil!" Sapa Liam dengan kedua tangannya yang dimasukkan ke saku samping celana. Dan setengah lututnya ditekuk. Memang khas preman.
"Panggilan baru untukku?" Gadis hanya menatap Liam sebentar dan kembali mengikat tali pada kotak kuenya.
Liam yang melihatnya kesulitan, kemudian menghampiri Gadis dan membantunya. Namun hasilnya sia-sia. Liam mengatakan bahwa ia talinya kurang panjang. Padahal persediaan talinya hanya segitu.
"Lalu bagaimana, om?" Tanya gadis dengan khawatir.
Liam yang dengar jika ia kembali dipanggil 'om' itu hanya melirik sebal.
"Kau duduk dibelakang saja sambil bawa kotaknya. Aku yang menyetir." Ucap Liam yang disusul dengan ia yang mulai menaiki sepeda.
"Kau yakin? Tidak berat?" Gadis sedikit khawatir. Dia takut jika Liam akan keberatan.
"Cepatlah. Sebelum aku berubah pikiran." Liam tak menjawab pertanyaan Gadis malah menyuruhnya dengan nada dingin.
"Bisabiasatidaksi" Guman Gadis cepat sambil naik di belakang Liam. Gadis digonceng Liam. Bahkan Liampun tidak mendengarnya.
Lalu mereka berdua pergi dengan satu sepeda yang membawa mereka berkeliling daerah sini. Bahkan Liam tidak tahu apa yang dia lakukan hingga berbaik hati memboceng Gadis dan kotak kuenya.
Saat Liam tidak sengaja menabrak kerikil yang membuat sepedanya oleng, saat itu juga Gadis yang kaget langsung tangannya melingkari perut Liam dengan kuat. Gadis takut jatuh.
'deg.deg.deg.deg.'
Liam bisa merasakan bahwa jantungnya bekerja dua kali lebih cepat saat merasakan tangan mungil yang melingkari perutnya. Bahkan getaran itu terjadi ketika Gadis mulai menempelkan kepalanya di punggung Liam. Getaran yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
PREMAN Jatuh Cinta
RandomGadis Permata Ayu Wanita polos yang tak pernah takut sedang merasakan detakan jantungnya yang tak pernah normal jika bertemu dengannya. Liam Valdini Pria yang ditakuti banyak orang karena ulahnya yang mencuri dan tawuran, tengah merasakan kembali ja...