_____________
Bila ada kesempatan akan benar-benar ku bunuh dia beraninya pake senjata persetan sma kusuma bangsa gara-gara tawuran tadi pagi wajah ku jadi babak belur, untung ada rachel yang mau mengobati ku yahh walaupun aku harus merasakan sakit karena terlalu keras mengobatinya tapi tak masalah.
Ku lihat wajah rachel yang terlihat kesal, apa karna aku tawuran jadi dia terlihat kesal.. Ah itu pasti... dia kesal karna ulahku yang semena-mena.Setelah rachel mengobatiku lalu aku mendengar bel istirahat yang di barengi bunyi perutku, sayang nya cacing-cacing di dalam perut sudah berdemo meminta makan akhir nya aku mengajak rachel untuk makan siang di kantin dan rachel menganggukan Ajakan dari ku.
Aku berjalan menuju kantin bersama rachel yah walaupun kakiku sedikit sakit tetap ku tahan agar aku tak terlihat lemah di depan rachel.
Lalu aku teringat ucapan seorang murid Saat tadi bahwa aku dan rachel tak bisa romantis, ini akan ku jadikan kesempatan bahwa diriku juga bisa romantis.aku merangkul rachel di depan semua murid yang ku lewati .
"Yank ntar suapin aku yah di kantin" ucap ku dengan nada yang terdengar sangat manja, lalu ku lihat wajah rachel yang merah tomat, dia terlihat risih saat ku panggil dengan sebutan lain untuk nya, aku hanya tertawa kecil melihat wajah rachel yang seperti anak kecil itu.
Aku sangat menikmati suapan demi suapan yang masuk ke mulut ku tanpa memperdulikan orang yang ada di sekitar ku.
"Kamu tuh kenapa sih, selalu berbuat se-enak nya aja" ucap rachel setara memasukan sendok yang berisi makanan dengan penuh.
Aku berusaha berbicara dengan mulut yang terisi penuh."Dup...uh...man...li...matin..ja..li" ucap ku setara mencoba mengunyah dan menelan nya cepat-cepat, dan ku lihat rachel yang ternganga melihat tingkah ku dan di barengi gelak tawa orang-orang yang mendengar ucapan ku.
Lalu ku lihat wajah rachel yang berubah menjadi dingin, wajah yang selalu di gunakan saat pertama kali sekolah di sini, dan menopang dagu seraya berkata.
"Kalo ngomong tuh yang bener" ucap rachel dingin.
aku mencoba menelan makanan yang ada di mulutku namun malah keselek aku mencoba menstabilkan nafas ku namun nahas nafas ku baru stabil saat makanan itu telah habis, emang ni cewek nyusahin banget liat wajah nya yang dingin seperti itu melihatku keselek dia hanya menampakan wajah dinginya.Setelah makanan itu habis semua aku terengah-engah dan nafas ku mulai stabil, lalu ku arahkan mata tajam ku ke arah rachel yang terlihat nyantai.
"Gilaa.... Liat cowok nya keselek dingin banget, kasih minum kek apa kek gitu" ucap ku mmemutarkan bola mataku.
Rachel yang tadi nya menopang dagu kini tak lagi, dia terlihat panik aku tersenyum jahil karna ku kira dia masih mengira diriku masih keselek dengan enteng nya rachel berkata.
"Hahh... Keselek....sepatu...mana..sepatu" ucap rachel mencoba membuka sepatu nya.
Aku kembali memutarkan bola mata ku dan menunjukan ekspresi dingin seperti yang di lakukanya tadi."Emang apa hubunganya keselek sama sepatu???" tanya ku santai setara menopang dagu dan menatap rachel.
"Ketinggalan berita nieh, tau gak??? Kata nya kalo orang lagi keselek harus di tabok sama sepatu" ucap rachel dengan wajah polosnya, dan terdengar kembali gelak tawa dari orang-orang sekitar.
aku menghembuskan nafas besar ku, karna tidak tahan dengan tawa yang tak henti-henti, lalu aku menatap tajam orang yang ada di sebelahku, dan orang tersebut berhenti tertawa seketika.
"Ngapain lo ketawa??? Ada yang lucu emang???" tanya ku sengit. Lalu orang tersebut pun pindah meja, mungkin orang itu takut aku membalas nya.
Lalu aku menatap kembali rachel yang menopang dagu seperti semula dan menatap ku seraya memperlihatkan jejeran giginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
On The Eye Down The Heart
Roman pour AdolescentsSepi... itu lah yang rachel rasakan, Bahagia... itu yang rachel tunggu. setelah lama menunggu moment bahagia akhirnya datang menghiasi kehidupan rachel semenjak datang nya naufal ke hidup nya. lalu kebahagian itu hilang hanya dalam sekejap. rachel...