CHAPTER 19

64 6 0
                                    

Akan ku pastikan bahwa hari ini adalah hari yang sangat menjengkelkan bagi ku, banyak hal yang membuat ku kesal hari ini, pertama niken yang selalu menggoda ku karna dia melihat ku sedang berpelukan dengan naufal saat hujan kemarin, ku kira tak ada yang melihat nya ternyata niken melihat nya, kedua naufal yang tak memberi kabar sama sekali padaku WA,BBM,LINE, tak ada yang aktif nomor telepon nya pun tak aktif dan ini membuatku geram, dan ketiga aku terlalu sibuk dengan pikiran ku sendiri karna memikirkan naufal apakah benar dia sedang bertunangan.
Jika benar itu terjadi Akan ku pastikan acara nya akan benar hancur jika aku datang ke rumah nya dan memergoki naufal yang sedang memasangkan cincin ke tangan wanita nya dan terpampang di wajah nya bahwa diri nya bahagia.

"Arrrrgggghhhh" geram ku memukul kursi.

"Maap dek, adek gak apa-apa" ucap seorang lelaki yang sedang menyetir dan melihat ku di kaca.

Lalu aku terdiam seketika setara melihat supir taksi yang ada di tempat menyetir nya saat ini, sungguh memalukan kenapa aku bisa berteriak di dalam taksi tanpa sebab dan aku sangat yakin bahwa supir taksi tersebut berpikir bahwa aku autis.
Aku sadar bahwa aku sedang di dalam taksi untuk menuju rumah naufal sedari tadi aku hanya memikirkan yang tidak-tidak tentang naufal, yahh tapi jika memang apa yang aku pikirkan itu benar terjadi mungkin aku bakal mengamuk di tengah pesta pertunangan naufal dan melemparkan segala macam makanan ke muka naufal dan wanita nya juga.

Lalu taksi yang ku naiki berhenti di sebuah rumah lebih tepat nya rumah naufal, namun saat ku lihat rumah nya sangat sepi, tak ada tanda-tanda sebuah acara pertunangan, karna tak enak menunggu lama-lama di dalam taksi akhir nya aku membayar ongkos nya dan turun dari taksi tersebut.
Aku berdiri di depan rumah naufal yang besar dan sangat sepi lalu aku masuk ke pekarangan rumah nya, tepat di depan pintu rumah naufal ku ambil nafas dalam-dalam dan membuangnya secara perlahan, ku beranikan diri untuk mengetuk pintu rumah naufal yang tak lama pintu nya terbuka.

Namun saat pintu itu terbuka aku melihat orang asing yang tak pernah ku lihat di rumah naufal.

"Eh non rachel" ucap wanita paru baya itu.

Wait...wait sebegitu terkenal nya kah aku, sampai-sampai orang asing ini mengenal ku. Ahh sudah lah itu tak penting yang terpenting sekarang adalah naufal.

"Emb naufal nya ada???" tanya ku tanpa basa- basi, ku lihat raut wajah wanita paru baya itu seperti sedang memikirkan sesuatu, karna pupil matanya yang mengarah ke kanan atas yang berarti wanita ini sedang mencari alasan untuk berbohong.

Ku lipat kedua tangan ku di atas dada karna menunggu jawaban yang hampir setahun tak muncul-muncul.

"Emb anu non bibi gak tau den naufal kemana tapi tadi pagi dia pergi sama nyonya dan tuan"

Hemmbb ternyata dia pembantu rumah tangga nya naufal, sangat jelas bahwa wanita ini berbohong padaku, munkin dia berpikir bahwa aku gampang di bohongi.

"Oh, kalo boleh tau naufal gak tunangan kan hari ini???" aku melontarkan pertanyaan yang selalu menghantui otak ku dan aku hampir gila gara - gara memikirkan itu terus.

Lalu wanita itu tertawa dengan mudah nya, aku membulatkan mataku, apa aku kurang terlihat geram sehingga dia tertawa seperti itu hhhffttt mungkin aku tidak begitu jago dalam hal akting marah

"Yahh gak lah non, seandainya kalo den naufal tunangan pasti tunangan nya sama non"

ucapan wanita ini membuat ku berubah posisi dari sebelum nya tangan ku pun tak lagi ku lipat di dada, ada rasa lega dalam hati saat wanita ini berbicara seperti itu, tapi ada juga yang membuat ku heran bagaimana dia tau kalau aku ini pacar nya naufal.

"Maaf, ibu tau dari mana yahh kalo saya pacar nya naufal" tanya ku dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Gimana gak tau orang hampir setiap hari bibi beresin kamar den naufal, di kamar den naufal tuh banyak foto non rachel di pajang di dinding, kayak nya den naufal cinta mati sama non" jelas bibi.

Oh noooooo naufal telah membuatku tersanjung yahh walaupun tidak secara langsung tapi tetap saja dia benar-benar memajang fotoku di kamar nya akan ku balas sanjungan mu ini naufal.
_____________

Aku terduduk di tempat duduk yang aku tak tau apa nama nya sambil berteduh dari hujan.

Yahh setelah mendengar penjelasan bibi tadi aku langsung pamit dengan tujuan agar tidak kehujanan saat perjalanan ke rumah namun cuaca tak berpihak padaku dan terpaksa aku harus berteduh untuk sementara.
Aku menatapi air yang turun dari langit yang begitu derasnya, betapa rindunya aku pada naufal, rasa rindu ku ini tidak bisa di ibarat kan oleh apapun bahkan seluas samudra pun tak mampu untuk mengobati rinduku padanya, aku sangat-sangat rindu padamu naufal.

Lumayan lama aku menunggu di tempat ini karna hujan yang tak kunjung reda, saat aku menunggu hujan yang tak reda-reda lalu ada seorang lelaki memakai motor sport berwarna merah yang sepertinya aku pernah melihat nya namun entah di mana aku lupa dan motor itu berhenti di depan ku, mungkin dia punya tujuan yang sama dengan ku yaitu untuk berteduh, aku tak bisa melihat wajah nya karna orang itu memakai helm.
Lalu orang itu mendekat dan berdiri tepat di pinggir ku aku tak begitu memperdulikan nya toh aku juga tidak mengenal nya, lalu orang itu mencolek pundaku refleks aku pun menolehkan wajah ku pada orang itu tapi yang ku lihat orang itu tidak sedang melakukan apapun dan posisinya pun tidak berubah, lalu aku memalingkan kembali wajah ku, satu...dua...tiga...empat
Huuuhhhhh aku mulai geram orang ini moncolek pundak yang ke empat kalinya jika di satukan dengan yang pertama jadi lima, whaatttt lima kali harus di beri pelajaran.

Karna sudah tak tahan dengan kelakuan orang yang tidak ku kenal ini lalu aku berdiri dari duduku dan menghadap si helm ini dan berkacak pinggang di hadapanya dan ku lihat sepertinya si helm ini agak kaget dengan tingkah ku karna tubuh nya agak condong ke belakang.

" bisa gak sih gak usah colek-colek pundak orang, lo tuh resek yah ganggu tau gak" sengit ku pada si helm.

Lalu si helm itu pun mulai membuka helm nya dan betapa ingin aku menamparnya saat dia telah membuka seutuh nya helm nya itu dan ternyata niat ku kuurungkan dan si helm ini ternyata.........

Bersambung???

On The Eye Down The HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang