CHAPTER 16

61 5 0
                                    

★★★★★
Mungkin ini adalah hari aku menemukan pengalaman baru, karna naufal yang selalu mencoba menunjukan sikap cuek nya pada ku, hhhhhfffttt ku buang nafas ku asal dan mulai memasuki rumah, ku buka pintu rumah ku dan ku lihat ada seseorang yang tak asing bagiku sedang terduduk di sofa dan melihatku, aku masih tetap dengan wajah ku yang tak ingin ku ubah mimiknya, lalu aku berjalan menuju kamar dan langkah ku terhenti karna seseorang yang sering ku panggil papa itu memanggil nama ku. siaallll, lalu kubalikan badan ku mengahadap papa.

"Rachel, papa habis ini mau pergi lagi keluar kota soalnya ada meeting yang belum papa datengin" ucap papa dengan nada yang sulit untuk kutirukan, hffffttt liat, wajah nya itu yang membuatku malas untuk menjawab perkataan tersebut, melihat wajah nya hanya menambah kekesalan ku, lalu ku putar bola mataku dan melipat tangan di dada dengan tanda bahwa aku sedang malas.

"Semua kebutuhan kamu sudah papa penuhi, uang sudah papa transfer sesuai kebutuhan, kalo ada apa-apa tinggal bilang ke papa" timpal papa ku lagi.

Oh yappari, papa ngira aku tuh apasih??? emang nya aku barang sewaan pake di transfer-transfer segala.

Tanpa mengucap sepatah kata pun aku kembali melanjutkan langkah ku menuju kamar,

rasanya seperti hidup sendiri meskipun anggota keluargaku hadir.
  Ku lempar tasku jauh-jauh, dan ku rebahkan tubuhku di atas kasur, rasanya ingin sekali menghilangkan rasa penatku ini, lalu aku memeluk nara yang ada di sebelah ku dan memejamkan mataku, dan tiba-tiba aku teringat naufal, perasaan ku mulai tidak enak mengingat naufal, apa terjadi sesuatu pada naufal ??? Ah tidak-tidak kenapa aku jadi negative thingking begini, lalu aku mengeluarkan hand-phone ku dan mencoba mengirim sms pada naufal berkali-kali setelah itu kubiarkan hand-phone ku di pinggirku.

   Mengingat naufal, aku jadi teringat kado yang pernah di berikan oleh nya namun belum pernah ku buka, hanya ku simpan di laci meja belajar, lalu aku bangkit dari kasur dan berjalan menuju meja belajar, ku buka laci tersebut dan ternyata memang benar kotak itu berada di situ, ku ambil kotak terasebut dan segera ku buka kotak itu, ternyata isinya sebuah jam tangan berwarna putih, entah kenapa suasana hatiku berubah saat melihat isi kado tersebut, betapa senang nya aku, akan ku pastikan besok aku akan memakai nya.

»»»»»»»»
06 : 30

Rachel sudah berada di sekolah, berharap bertemu dengan naufal di depan gerbang pintu sekolah seperti biasanya, naufal yang selalu menunggu rachel datang ke sekolah, namun nahas naufal tak ada di depan pintu gerbang sekolah dengan hitungan detik yang tadinya rachel terlihat semangat kini menjadi lesu.

"Hemb, naufal gak ada kemana yah gak biasanya, kemaren aja sms nya gak di bales, ngeselin tuh orang" gumam rachel.

Lalu rachel kembali melanjutkan langkah nya memasuki halaman sekolah dengan kepala tertunduk melihat jalan yang di injak nya tanpa melihat ke siapapun.
   Entah apa yang ada di pikiranya saat ini yang jelas rachel terlihat lesu saat melihat tak ada naufal di depan pintu gerbang sekolah.

"Hey tomat"………

Lalu rachel menghentikan langkah nya saat mendengar suara yang menurut nya tak asing baginya masih dengan menunduk rachel menajamkan pendengaranya berharap suara itu terdengar kembali.

"Hey di sini"………

Suara itu terdengar kembali, segera rachel menolehkan kepala nya ke sumber suara tersebut, lalu rachel membulatkan mata nya setelah melihat orang tersebut.

"Naufal" ucap rachel senang.
Lalu naufal mendekat dan berjalan berdampingan dengan rachel.

"Kirain tadi kamu gak masuk" tanya rachel. "Kenapa emang nya kalo aku gak masuk, jangan-jangan tadi kamu nyariin aku yah" goda naufal.

On The Eye Down The HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang