CHAPTER 18

55 4 0
                                    

"Maaf, aku cuma gak mau kamu sakit" ucap naufal masih memeluk rachel "yah aku tau" ucap rachel melepas pelukan naufal dan mengusap air mata nya.

"Makasih yahh kamu udah peduli sama aku" ucap rachel mengalihkan pandangan dari naufal dan Menatap air yang turun dari langit dengan deras nya. "Yang jelas saat ini cuma kamu satu-satu nya orang yang peduli sama aku" timpal rachel tanpa melihat naufal.

Naufal hanya menatap rachel dengan tatapan sedih, masih dengan kegiatan nya menatap rachel, ternyata rachel menyadari nya dan menatap naufal kembali namun dengan tatapan yang beda dari naufal.

"JANGAN LIAT GUE IBA KAYAK GITU......" teriak rachel, lalu naufal menaikan alis nya satu yang menandakan bahwa dirinya tak mengerti. "Kamu tuh ngomong ato cuci piring sihh, gak ngerti" ucap naufal secara mengendorkan tubuh nya sehingga tak tegak lagi.

Rachel menatap naufal tajam dan memutar bola matanya. "Capek ngomong sama alien" celetuk rachel sambil melipat kedua tangan nya di dada. "Alien???" tanya naufal heran.

Rachel tampak terlihat seperti sedang berpikir keras karna urat-urat yang ada di sekitar kepalanya sudah terlihat, lalu rachel membuka mulut nya seperti ingin mengatakan sesuatu namun di katupkan lagi oleh nya, naufal hanya menunggu perkataan rachel berlanjut, dan rachel pun kembali membuka mulut nya di barengi suara yang keluar.

"Kamu besok masuk sekolah kan???" tanya rachel. Lalu naufal tersenyum dan mengusap rambut rachel yang basah. "Ya ampun nanya kayak gitu aja, urat nya pada keluar" ucap naufal mengacak-ngacak rambut rachel yang basah.

Rachel mengerucutkan bibirnya karna naufal rambut nya jadi berantakan.

"Ya udah besok aku tunggu kamu di gerbang sekolah yahh" ucap rachel tersenyum di sertai anggukan dari naufal.

★★★★★
Aku terbangun dari tidur di tengah malam tepat di jam 12 malam karena alarm ku yang berbunyi, yahh sengaja aku menyetelnya agar aku bangun tengah malam.
Lalu aku bangkit dari Kasur dan berjalan keluar kamar menuju dapur. Setelah sesampainya di dapur aku mengikat rambutku dan ternyata di dapur sangat sepi namun itu bukan alasan bagiku untuk tidak memasak untuk naufal besok, walaupun aku takut tapi tak menggagalkan niat ku untuk memasak shushi makanan kesukaan naufal.
Aku mulau membaca resep dan cara membacanya di kertas yang sejak tadi sudah ada di atas meja, setelah membacanya aku mulai menyiapkan bahan-bahan untuk membuat shushi, dan ku letakan di atas meja, lalu aku membaca kembali langkah apa yang harus di lakukan.

Aku menaruh rumput laut, lalu di tambahkan nasi di atas nya, dan di atasnya lagi kuberi ikan salmon yang sudah matang ku kukus sesaat sebelum tidur tadi, dan ku coba gulung sampai tergulung semuanya dan saat ku lihat shushi itu tidak tampak seperti shushi melainkan seperti nasi yang sudah di remas-remas, aku mendengus dan ku ulangi lagi berkali- kali namun selalu gagal.

"Ternyata buat shushi itu tidak lah gampang" ku buang nafas ku asal setara mencoba kembali membuat shushi itu sambil bergumam menyanyikan lagu dari samson-bukan diriku, agar mengusir rasa kesepian yang ku rasakan.

»»»»»»»
06 : 25

aku berdiri di dekat gerbang sekolah dengan lingkaran mata yang hitam seperti panda dan menguap berkali-kali, sangatlah ngantuk hari ini karna kemaren malam mencoba membuat makanan untuk naufal, aku menyandarkan tubuh ku di dekat tembok yang berada di dekat ku.

Sedari tadi aku melihat orang yang berlalang masuk ke dalam sekolah namun sedari tadi aku melihat tidak ada orang yang ku maksud, sesekali aku melihat jam tangan yang melingkar di tangan kiri yang sekarang menunjukan 06 : 55 aku menghembuskan nafas besar ku dan kembali melihat ke gerbang sekolah untuk melihat naufal.
Ku dengar bel masuk sudah berbunyi dan gerbang sekolah pun sudah mulai di tutup ku lihat banyak siswa siswi yang berlari untuk tidak terkunci di luar sekolah.

Aku menegakan tubuhku dan berjalan dengan malas menuju kelas setara membawa kotak bekal yang kubawakan untuk naufal .

"Kenapa naufal gak ada yahh, apa dia udah duluan, ah tapi gak mungkin kan aku udah bilang kalo aku tunggu dia... tunggu apa jangan-jangan naufal sakit gara-gara nolongin aku kemaren"

Shiiittt aku menghentikan langkahku saat aku mulai berpikir ulang dengan pikiranku yang terakhir, apa benar naufal sakit, arrggghh pikiran kubsangat kacau hari ini, lalu duduk di tempat duduk yang ada di sebelah ku dengan malas, setara berpikir keras apa yang terjadi pada naufal, aku menatap halaman sekolah dengan tatapan kosong dan terdiam, tapi pendengeran ku masih aktif aku mendengar langkah kaki yang menunjukan lebih dari satu orang, dan suara itu hilang dan aku merasakan ada seseorang di pinggir ku, namun itu menarik perhatian ku untuk melihat nya, so kubiarkan saja agar dia mengira diriku sedang melamun.

Lalu tangan seseorang itu memegang pundaku sontak saja tubuh ku mengangkat ke atas karena aku kaget, menyebalkan memang...... tunggu bukan kah sedari tadi aku menyadarinya, lali kenapa aku bisa kaget saat dia memegang pundaku dasar bodohh.

Lalu aku menolehkan wajah ku ke seseorang dan siap-siap meneriakinya.

"LO TUH NGAPAIN NGAGETIN GUE, GAK ADA KERJAAN LAIN APA" teriaku pada mereka.
Reza, alvaro dan dicky hanya tertawa melihat ku yang hampir jantungan ini, gak naufal gak temanya sama saja menyebalkan.

Lalu aku mengalihkan pandangan ku dari mereka.
"Lo ngapain di sini, udah bel dari tadi" ucap alvaro dan duduk di sebelah kiri ku.
Aku masih tak bergeming dan terdengar lagi suara, sekarang dicky lah yang angkat bicara.

"Nungguin sapa sih???" ucap dicky melipat tangan di dada. Entah mengapa pertanyaan itu menarik perhatianku untuk menjawab nya. "Nungguin naufal" ucap ku dingin dan singkat.

"Mau lo tungguin sampe pulang sekolah juga dia gak bakalan ada" ucap reza seketika, ku arahkan mata ku pada reza tajam-tajam "kenapa??? Dia sakit" ucap ku setara mencoba mencari letak kebohonganya siapa tau saja dia sedang berbohong, namun tak ku temukan.

Ku lihat reza menampakan wajah kecewa nya saat aku melontarkan ucapan ku tadi.

"Naufal gak bilang sama lo??" ucap alvaro, ucapan alvaro barusan kembali membuat ku penasaran sebenarnya apa yang sedang terjadi. " bilang apaan sih, sumpah gue gak ngerti apa yang lo omongin barusan" ucapku.

"Mending ntar lo pulang sekolah ke rumah nya naufal deh, lo cari tau apa yang terjadi sebenarnya" ucap reza dan mengajak kedua temanya untuk pergi ke kelas nya dan meninggalkan ku sendiri.
aku tak bergeming sedikit pun setelah alvaro dan teman-temanya pergi, aku hanya memikirkan apa yang di maksud reza tadi, namun tetap saja aku tak mengerti apa yang di maksud reza barusan.

Haahhh...... apa jangan-jangan naufal bertunangan dengan wanita lain, ini tidak bisa di biarkan, aku bangkit dan berjalan menuju kelas.

On The Eye Down The HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang