AKHIRNYA!!! SETELAH BER MEDITASI BISA JUGA HAHAH!!
~***~
Suasa dalam bangunan itu begitu mencekam dan dingin. Semua manusia tidak akan menduga di dalam bangunan tua yang hampil mirip kastil itu ada yang menghuni, bertempat dalam hutan yang gelap dan tak terjamah para manusia
Selang-selang yang menyalurkan banyak darah dari kantung-kantung darah itu terhubung pada punggung seorang pria tua yang berkulit pucat dan tubuhnya terlihat hanya seperti tulang
Pria itu duduk di singgasana batu dengan mata terpejam. Langkah kaki mengema semakin mendekat ke arah pria itu "ayah. Apa penyerangan terhadap manusia tidak bisa di percepat?" seorang wanita tegap berpakaian ketat dengan bahan kulit hitam menutupi seluruh panjang tubuhnya dengan boots hitam selutut, matanya biru bercahaya dan rambutnya sebahu dengan warna merah menyala
"kau harus menunggu Abela. Aku masih belum pulih sepenuhnya, selain itu kita harus membangkitkan pasukan kita" jawab Lucien dengan suara serak. Abela menghembuskan nafasnya kasar, tujuan dia membangkitkan Lucien agar membantu dia untuk balas dendam, namun sekarang dia merasa pembangkitan itu sia-sia
"apa kau meras menyesal telah membangkitkan aku Abela?" suara serak tadi berubah 180° menjadi suara maskulin. Lucien yang tadinya berwujud seperti kakek-kakek sekarang dia terlihat seperti berumur 30 an. Wujud Lucien memang seperti ini sebenarnya, sebelumnya tadi tubuhnya masih belum kembali karena dia butuh darah lebih banyak untuk mengembalikan fisiknya kemudian baru kekuatanya
Abela gelagapan menjawab pertanyaan Lucien. Mata hitam gelap itu menatapnya tajam dengan seringai meremehkan, Lucien memang sangat tampan di mata siapapun. Keformalan dan kewibawaannya menunjukan dia orang yang berkelas tinggi, tapi itu tidak membatasi dia untuk bertindak sadis dan bahkan tidak terhormat sekaligus. Baginya hidup adalah perang
"t-tidak. Tapi kenapa harus menunggu membangkitkan pasukan?" tanya Abela hati-hati degan masih menundukan kepalanya "hemm, kenapa ya~?" Abela semakin ketakutan mendengar nada main-main Lucien
"Abela. Aku malu mengakui mu menjadi anak ku meski itu hanya akan angkat, ck ck ck. Karena pertama, di luar sana ada banyak Lycan dan sekarang kau bilang ada jenis baru yaitu Werewolf. Kemudian Romero sudah memiliki seorang anak sebagai penerusnya untuk menguasai dunia Vampire. Dimana aku yang seharusnya memiliki hak itu sekarang" mata Lucien menggelap sepenuhnya dan tinju tangan kanannya mengepal kuat hingga bergetar
~***~
Mobil hitam pekat itu menembus hutan lewat jalanan yang sepi namun mulus. Sang pemilik mobil yang diam menatapi pepohonan luar dari kaja belakang mobil memancarkan mimic wajah datar yang sebenarnya dia sangat lelah. Setelah pulang dari Rumania, dia mengungumkan pertemuan
Pertemuan yang di hadiri oleh seluruh alpha werewolf di dunia, entah itu yang bersekutu maupun yang sedang ada konflik. Dalam pertemuan tidak selancar dugaanya, alpha-alpha itu behkan meragukan Leo karena keburukannya, apalagi jika bukan tentang mereject mate yang tanpa alasan yang kabarnya sudah mendunia
Jika bukan karena kedatangan Van untuk menyakinkan mereka akan kebangkitan Lucien. Leo pasti sudah mengamuk di sana
"aku masih tidak mengerti tentang keburukan yang mereka katakana sehingga kau bisa di panggil 'bocah'" saat ini Van dan Leo duduk berhadapan di dalam mobil limusin milik Leo untuk pulang ke pack
"itu bukan urusanmu" jawab Leo dengan gumaman. Van menyesap wine di gelas kecil yang di sediakan di limusin Leo "aku hanya ingin tahu kid" desak Van dengan menatap lurus Leo
Leo belas menatap lurus ke manih abu-abu itu dan menemukan kekeras kepalaan dan keingin tahuan besar 'orang ini tidak akan berhenti sebelum aku memberitahunya'
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best To Be My Mate
Werewolf"I STEVANO LEONANDO. REJECT YOU AS MY MATE, CLAIRE ROUSA" "..." "kenapa kau masih di sini. PERGILAH!!" Aku berlari, terus berlari Aku tidak mau dan tidak berniat untuk bangkit lagi "astaga, jadi aroma manis dan mawar itu dari dirimu. Aku akan memaka...