Godbye~Romero [Final]

17.6K 787 19
                                    

Yah ini final chapter cerita ini. Semoga feel nya ketemu banget karena aku tuh orangnya datar dan tidak peka. Semoga bab ini ada feel nya

***

Hati-hati. Claire melewati penjagaan dengan waspada, ia mencengkram senjatanya dengan lembaran kertas lusuh dengan erat. Ia harus menemui dia agar ia bisa menuju ke lokasi peperangan. Berjalan dalam gelapnya bayangan malam, ia berhasil memasuki hutan, ia hanya terus masuk dan terus berjalan. Karena dia bilang ia yang akan menjumpai Claire

Setelah semakin dalam ia memasuki hutan. Claire mendengar seseorang tertawa lembut. Gadis itu berhenti dan menunggu sosok untuk tampak

Seorang pria tampan. Dengan jas rapi, rambut pirang gelombang jatuh melewati bahu dan mata biru. Seringai puas terpampang di wajahnya.

"Aku tahu kau akan melakukan itu Claire" suara dalam pirang begitu tenang dan menjaga. Claire maju selangkah "Hallo lagi dokter Frankenstein" si dokter tertawa dan menggelengkan kepala "Tidak perlu formal Claire" suasan menjadi hening saat keduanya diam dan saling memandang cukup lama

Frankenstein mendesah "Aku tahu ada yang ingin kau tanyakan. Tanyakan saja, meski aku tahu kau masih belum cukup percaya padaku"

Claire berkedip dan menatap tajam Frankenstein "Aku bertanya-tanya. Sebenarnya kau itu siapa? Apa motifmu membantuku? Jangan salah sangka, aku hanya tidak mau niat baikku menjadi bumerang di peperangan nanti" Frankestein terus menatap Claire. Ia merenungkan apakah ia harus mengatakan semua motifnya membantu gadis ini. Tidak, bukan membantu, tapi justru gadis ini yang mungkin bisa membantu tuannya

Mata biru si pria menutup "Maaf. Tapi itu tujuan pribadi" Claire terkejut, apakah mungkin dia memiliki hubungan dengan salah satu bangsa underworld "Aku tidak memiliki hubungan apapun dengan mereka jika kau berpikir begitu. Meski aku mengenal satu dari mereka, tapi kita tak lebih dari mengenal. Tujuan ku adalah masalah pribadi"

Claire tidak merasa puas, tapi mereka tidak bisa membuang-buang waktu berharga di saat ini. Mendesah kalah, ia menggangguk "Baiklah, antar aku kesana"

***

Itu bersinar hijau zamrud, sebuah tombak panjang dengan ujung tajam dan ujung lain seperti api hijau yang berkobar. Lucien terkesima melihat senjata yang dikeluarkan oleh Romero, sekali lempar ledakannya bukan main. Lucien menggertakan gigi, satu-satunya cara hanya menghindari lemparannya secepat mungkin

"aku tidak pernah berpikir akan melihat benda itu lagi dalam hidupku" kata Lucien dengan tenang. Romero menyeringai muram "heh aku juga tidak menyangka akan menunjukan ini lagi pada lawanku. Itu bukan gayaku untuk menunjukan senjata yang sama dua kali dalam pertempuran. Tapi apa dayaku, setelah semua kita berdua tahu, kita akan mati. Begitulah yang akan menjadi akhir"

"kau mati dan aku mati. Lalu siapa yang akan menjaga keseimbangan antara cahaya dan kegelapan. Antara lemah dan kuat. Kebaikan dan keburukan. Jika kita berdua mati akan ada peperangan besar di underworld untuk memperebutkan posisimu. Selain, aku tidak cukup yakin anakmu siap untuk peperangan dan menempati posisimu"

Romero memejamkan mata dan tersenyum kecil "apapun jalan yang dipilih anakku bukan urusanmu ataupun aku. Apapun yang dia lakukan di masa depan entah itu salah maupun benar. Dia tetap anakku dan aku tetap mencintainya"

Lucien mencibir "aku pikir kau benar-benar tidak ingin menjadi sosok ayah seperti Argel yah. Kau ingin merubah tradisi kaum kita"

Lucien berhenti dan menghela nafas "Romero. Kau lupa satu hal, kenapa mereka tunduk padamu dan seluruh peraturan yang menrubah tradisi banyak kaum underworld. Kekuatan, itu karena kekuatanmu, mereka takut akan kekuatanmu dan karena itu mereka tunduk. Dalam hati mereka masih berkobar pemberontakan dan keserakahan, saat anakmu memegang tahta. Kemungkinan besar akan terjadi kudeta, selain Strife masih belum cukup kuat"

The Best To Be My MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang