⓭13

20.1K 1.1K 36
                                    

Libur satu minggu guys~

...tiduran aja di rumah (bored) T_T

Jangan lupa VOTE,Like,dan KOMEN

Peingatan Typo >>>

~***~

Puluhan ribu pasukan batu yang di bangkitkan Lucien berbaris di tanah padang pasir Mesir. Langit panas tertutupi awan hitam dengan gemuruh petir mengerikan.

Lucien sendiri duduk di piramida dengan kitab Jasin di sisinya. Pasukan Paraoh dari dalam tanah masih terus berbaris keluar, namun dia ragu dan khawatir dengan pasukan apa yang akan di pilih Romero

Tangannya membentuk kepalan kuat hingga buku jarinya memutih. Dalam hati dia mengutuk ketakutannya dan kehawatirannya

Romero selalu selangkah di depannya. Pengetahuan, kekuatan, tingkat, dan hampir segala sesuatu

Dia masih ingat benar bagaimana mereka pertama kali bertemu. Dia hanya tidak mengerti, apa satu poin yang kurang dari dirinya

Mereka berlatih bersama, bermain bersama, bertarung bersama, dan bahkan berperang bersama.

"Satu poin" gumamnya sambil memainkan kerikil di tangannya, Lucien menggertakan gigi dan meremukkan kerikil menjadi debu "Tch. Siapa peduli poin itu"

Gagak di kejauhan berkotek tanpa di ketahui dan terbang

"Meski itu hanya sebuah poin. Kau sangat memerlukannya" suara feminim dingin membalasnya. Lucien menoleh dan menatap seorang wanita berpakaian paladin dengan rambut putih panjang dan mata biru es

"Apa yang kau inginkan Alestis?" wanita itu mendengus dan duduk di samping Lucien menghitung pasukan "Sungguh menyedihkan melihat bagaimana dua orang yang aku anggap kakak terus menerus berperang"

Lucien mendengus "Kakak? Aku tahu benar kau begitu terobsesi pada Romero" Alestis bungkam dan Lucien menyeringai puas

Alestis menghela nafas "Aku datang ke sini untuk memberimu satu poin itu Lucien" Alestis mengeluarkan bongkahan batu berwarna merah gelap tapi dengan sinar merah cerah di pinggirannya

Mata Lucien terbelalak "Itu... dari mana kau menemukannya?" Alestis hanya mengangkat alis "Karena batu ini perang besar terjadi. Perebutan kekuatan demi kekuasaan" Alestis menatap tajam Lucien "Aku ingin kau membunuh Romero"

Lucien tertawa sinis "Aku bukan objek balas dendam mu Alestis. Tapi baiklah, karena itu tujuanku"

~***~

Vampire, Iblis, Lycan, Dan Werewolf membuat barisan regu mereka sendiri. Setiap jenis ada sekitar 30 regu, dengan di pimpin Van

"Bagaimana Rome?" tanya Van saat Romero membuka matanya dan memutus kontak dengan gagak "Seperti yang di laporkan Cadis. Kita kalah jumlah, namun aku akan membangkitkan tentara Anubis milik Raja Scorpion"

Leo mengerutkan kening "bukankah itu sama saja kau menghancurkan dunia dengan membangkitkan mereka?"

Romero menggeleng dengan seringai "itulah apa yang akan kau dan Strive lakukan"

"Apa? Maksudmu aku dan Leo harus mencegah Raja Scorpio keluar dari piramid dan mengulur waktu untuk memubuhnya sampai kalian menang?" tanya Strive dan Romero menggangguk

"Jow akan memimpin pasukan Werewolf jika begitu. Dan berhenti merengek Dobe" ejek Leo pada Strive

Strive menggeram marah dan menyalak "Kau diamlah Teme. Kau belum pernah bertemu dengan dia" dia mendesah dengan wajah khawatir "Dia pasti dendam padaku karena aku yang membunuhnya" gumamnya tanpa ada yang mendengar

The Best To Be My MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang