Sekarang back to story, dan kini perjuangannya Harry untuk minta maaf pada Ivy yang sekarang mendapat panggilan panda judes. ~Let's read~
{Harry Life}
Hari tanpa senyum si panda judes adalah hari yang paling aku benci, semenjak datang ke Indonesia aku lebih sering menggunakan bahasa yang kurang baku, dan berbaur dengan manusia di sini.
Awalnya saat masih kecil aku sangat sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan di sini.
Beberapa kali aku hampir saja membuka identitasku yang sesungguhnya sebagai seorang pure vampire, namun semua itu dapat ku hadapi karena sosok dari panda judesku yaitu Ivy Pricillia.
Tak ada vampire lain maupun manusia lain yang sangat ku sayangi kecuali dia, bahkan orang tuaku tidak dapat melarangku jika sedang bersamanya.
Semua orang pasti sudah tahu bahwa kesetiaan kaumku hanya pada satu orang saja, dan berlangsung seumur hidup kami.
Terkadang manusia-manusia itu menganggap bahwa kaum vampire sangat keji karena meminum darah dengan nafsu yang tinggi.
Aku akui bahwa itu memang benar tapi bagi kaum vampire dari golongan pure blood atau darah murni, berbeda dengan ras vampire lainnya, kami para pure blood, dapat memiliki anak, memakan makanan manusia, bahkan dapat berjalan dengan santai di bawah sinar matahari, meskipun itu bagi vampire yang telah berusia 100 tahun ke atas, sebagai contohnya adalah diriku sendiri.
Jika aku ini adalah manusia mungkin usiaku sekarang adalah 18 tahun, dan usiaku tak akan bertambah ketika aku telah bertukar darah dengan vampire, atau manusia, yang telah kupilih sebagai pendampingku.
Namun sebenarnya usiaku adalah 118 tahun, bahkan saat Ivy kecil berusia 5 tahun, pertunangan kami berlangsung tanpa ada halangan karena semua tamu undangan adalah kerabat keluargaku dan Ivy yang telah mengetahui identitasku dan kerabatku.
Saat itu usiaku 107, perbedaan usiaku dengan Ivy kira-kira 102 tahun, tapi Ivy tidak pernah menyadari perbedaan usia kami yang begitu jauh, karena wajahku yang terbilang masih sangat muda.
{Back To Story}
Sejak beberapa minggu yang lalu, Ivy selalu saja menghindariku, bahkan menghindari untuk berbicara denganmu.
Kemarin saat aku mencoba untuk berbicara padanya saat ia tidak sengaja melemparkan sepatunya padaku, ia malah mencari alasan untuk menghindariku lagi, dan lagi.
Aku berbaring sambil memperhatikan langit-langit kamarku yang berwarna putih polos itu.
Ku pandang langit-langit itu dalam-dalam, namun entah apakah mataku sekarang telah rusak tapi, hanya wajah dari panda judes yang selalu kulihat.
Namun, bagaimana mungkin seorang vampire dapat sakit mata, apalagi pandangan kami lebih tajam dari pada manusia.
Kurasa ini adalah bukti dari rasa rinduku padanya yang telah menguap, sehingga yang kulihat hanya wajahnya.
"Harry! Come here sweetheart!" Panggil mom, dari arah ruang makan.
"I'm coming mom! Wait a sec." Jawabku, lalu segera berjalan menuju ruang makan.
"What's happen mom?! Is there something wrong?" Tanyaku pada mom.
"No, it just for some days you looked like ahave some trouble with Ivy." Ucap mom, yang menyadari masalahku.
"Ha...ha...ha... You always know my problem mom, yeah... I think Ivy doesn't want to chat with me and wanna be break for some time." Jelasku dengan senyum sumringah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fiance Is A Vampire
Ma cà rồngIvy adalah anak perempuan pertama dari keluarga ternama yang memiliki salah satu cabang perusahaan di Jakarta, Ia bersekolah di SMAN 8 Jakarta, Ia adalah orang yang sama sekali tidak tertarik dan mempercayai mitos terutama tentang vampir. Semua berl...