Cahaya lampu yang terang itu menyinari seluruh panggung itu. Malam yang gelap tidak menampakkan sepi, melainkan suara teriakkan semangat dan dukungan dari para fans sebuah band grup itu.
"Lagi! Lagi!" Teriak para fans itu.
"Ehem... ehem!" Ucap seorang gadis sambil berdehem untuk memulihkan suaranya.
"Guys! Gantiin gue dong bentar... suaraku serak nih." Lanjut gadis itu dengan berbisik.
Ivy segera mengetuk microphone di depannya lalu mulai berbicara untuk menggantikan juru bicara mereka.
"Maaf ya guys, waktu kami di sini udah habis, kalau mau bisa beli tiket untuk konser di hari terakhir konser marathon ini." Ucap Ivy dengan sopan.
"Sekian penampilan dari kami, semoga malam ini menyenangkan bagi kalian semua." Ucap Feby.
"Thanks for watching our consers! Have a good night!" Ucap Gabby.
"We are love you all!" Ucap Ana.
Kelima gadis itu segera memberi hormat lalu bersamaan berjalan untuk turun dari panggung. Ketika mereka telah turun, sebuah band lain yang mengisi acara itu naik ke panggung untuk menghibur penonton yang sedikit kecewa karena band utama yang tampil malam itu.
>>>=<<<
"Hah... Akhirnya selesai juga..." Ucap Feby sambil meregangkan kedua tangannya.
"Duh badan gue encok semua nih." Ucap Ana sambil meregangkan pinggangnya ke kanan dan ke kiri.
"Emangnya cuma lu berdua aja yang badannya pada sakit-sakitan apa?! Kita semua juga keles!" Ucap Ivy dengan sedikit kesal, lalu segera meneguk air mineral yang di pegangnya.
"Yes that's right, gue setuju sama Ivy tapi setidaknya kita nggak radang kayak si Ajeng." Ucap Gabby sambil menunjuk ke arah Ajeng yang sedang terbatuk-batuk hingga akhirnya berjongkok sambil memeluk kedua lututnya.
Keempat sahabatnya yang melihat keadaannya bukan merasa iba atau menawarkan sesuatu, tetapi malah menertawai sahabat mereka itu.
"Hahaha..." Tawa keempat gadis itu bersamaan.
Ajeng yang mendengar tawa dari sahabatnya yang cukup keras itu segera menatap keempat sahabatnya dan memberi mereka deathglare dengan posisi yang masih berjongkok sambil memeluk lututnya.
"Da-sar sa-ha-bat-sahabat sialan! Gue doa-in kalian le-bih pa-rah dari pada gue!" Ucap Ajeng dengan suara yang serak namun dapat terdengar jelas oleh keempat gadis lainnya.
Mendengar ucapan sahabat mereka yang satu itu barusan, keempat gadis itu sejenak menatap sahabat mereka itu dengan cukup kaget, namun sedetik kemudian kembali menertawai gadis itu lagi dan kali ini dengan terbahak-bahak hingga memukul-mukul pohon dan mobil.
"Hahaha... Hahaha... OMG gue nggak tahan!!! Hahaha..." Ucap Ivy sambil tertawa renyah.
"Hahaha... Suara lo itu, hahaha...." Ucap Feby tertawa sambil memukul-mukul pohon.
"Hahaha... Kasihan banget sih lo Ajeng, hahaha...." Ucap Ana sambil memukul-mukul mobil pelan.
"Hahaha... Maafin gue Ajeng, gue nggak bisa nahan, hahaha..." Ucap Gabby tertawa sambil memegang perutnya yang mulai sakit.
"Lihat sa-ja nan-ti... Do-a or-ang teraniaya i-tu sangat am-puh." Ucap Ajeng lalu segera berdiri dan masuk ke dalam mobil.
"Hahaha... Serius banget sih lo Ajeng." Ucap Ana.
"Hey sudah cukup ah! Bisa-bisa kita kena juga." Ucap Feby menasehati.
"Yeah... Sepertinya dia udah ngambek tuh, mending jangan di ketawain lagi deh." Ucap Ivy sambil menganggung pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fiance Is A Vampire
VampireIvy adalah anak perempuan pertama dari keluarga ternama yang memiliki salah satu cabang perusahaan di Jakarta, Ia bersekolah di SMAN 8 Jakarta, Ia adalah orang yang sama sekali tidak tertarik dan mempercayai mitos terutama tentang vampir. Semua berl...