Swing... Swing... Gabby mengipas lima buah tiket pesawat ke wajahnya. Sehingga angin tertiup ke arahnya.
Empat orang yang melihatnya datang hanya tertegun. Mereka bertepuk tangan ria untuk menyoraki sahabat mereka.
"Mereka beneran ngasih tiket dengan harga yang murah?"
"Iya benar."
"Wow... Gue nggak habis fikir, keren banget kalau punya jaringan yang luas kayak lu Gab, gue bisa keliling dunia terus nih."
"Apaan sih lu berdua, bacot tau nggak sih? Nggak bersyukur amat dah punya keluarga yang lebih dari cukup."
"Sabar Feb, kan lu tau sendiri Ajeng sama Ana orangnya lebay pake bgt."
"I'm agree with you Vy, mending kita packing dari pada pusing mikirin mereka."
Gabby memberikan tiket yang dipegangnya pada keempat sahabatnya. Lalu berjalan bersama Ivy dan Feby mendahului Ajeng dan Ana yang masih sibuk dengan urusannya sendiri.
=======
Starbucks
Starbucks. Tempat yang sudah seperti home base kelima sahabat itu. The White Angels.
Kini mereka bukan lagi bertengkar soal penampilan mereka. Bukan juga tentang para lelaki yang membuat mereka pusing tujuh keliling. Tetapi rencana trip mereka ke City of Love, Paris.
Empat orang sibuk membaca Tour Map. Sedangkan Ivy sedang menantikan sesuatu sejak tadi.
Ia terus memandangi ponselnya. Tak sedetik pun ponsel itu lepas dari pandangannya. Bagaikan elang yang sedang membidik mangsanya.
Tring... Ponselnya berdering. Ia buru-buru meraih ponselnya melihat pesan notifikasi itu.
Segera wajah yang penuh harapan itu sirna. Entah karena apa ia jadi makin kesal setelah melihat notifikasi itu.
"Ajeng!!" Ketusnya.
"Hehe, peace!" Ajeng hanya tersenyum sambil mengacungkan dua jarinya.
Gadis itu mengirimkan pesan spam yang jumlahnya tak terhitung pada Ivy. Tetapi di pesan terakhir spam itu foto Ivy yang sejak tadi termenung.
Gambar yang diambil sangat natural dan latarnya sangat mendukung sosoknya. Ia bahkan tak bisa memungkiri bahwa terkadang Ajeng bisa menjadi fotografer yang professional.
Tring... Ivy kembali terkejut. Ia buru-buru meraih ponselnya kembali. Dan kembali kesal.
"Kalian ini kenapa menggangguku terus sih?!" Ketus Ivy.
Saat membuka pesan notifikasi itu ia jadi benar-benar kesal. Ketiga sahabat lainnya juga mengirim pesan spam yang sangat banyak jumlahnya.
Sehingga ponsel miliknya itu jadi lemot. Karena terlalu banyak pesan spam yang masuk. Dan di saat yang sama.
Ia membuka pesan dari Feby. Semua pesan spam yang bertuliskan 'Ngapain?' muncul tak henti. Dan jelas hanya di copy-paste.
Namun, di pesan spam terakhir terdapat sebuah pesan yang membuat Ivy geleng kepala. Ia bahkan tersenyum ketika membacanya. 'Kalau galau jangan ngajak-ngajak, ntar gue nangis loh jadinya and yang semangat ya nunggunya, semoga dapat kabar.'
Lalu, pesan dari Gabby yang berisi 'PING!!!'. Lalu diikuti oleh emoticon-emoticon 'peek-a-boo'. Namun, terakhir diikuti oleh sebuah video lucu. Sebuah video mengenai orang yang sedang menunggu. Hingga Ivy terkekeh kecil.
Dan pesan spam dari Ana yang bertuliskan 'Hello' sekitar dua puluhan. Dan beberapa kata sapaan dalam bahasa asing yang berbeda-beda. Pada akhir pesannya ia mengirim sebuah pop art yang bergambar kado berisi tulisan 'Menunggu itu lelah'.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fiance Is A Vampire
VampireIvy adalah anak perempuan pertama dari keluarga ternama yang memiliki salah satu cabang perusahaan di Jakarta, Ia bersekolah di SMAN 8 Jakarta, Ia adalah orang yang sama sekali tidak tertarik dan mempercayai mitos terutama tentang vampir. Semua berl...