Sudah 2 minggu sejak Ivy memutuskan untuk tidak berbicara dengan para sahabatnya dan terutama tunangannya Harry.
Bahkan setelah kelas intensif itu berakhir ia masih saja tidak ingin berbicara pada sahabatnya juga Harry. Terakhir kali ia berbicara adalah pada saat malam terakhir kelas intensif, itupun karena untuk menagih janjinya Ajeng.
Flashback:
*Hari kedua kelas intensif
Ivy POV:
Hari ini dan beberapa hari ke depan gue telah memutuskan untuk tidak berbicara dengan mereka.
Setelah tahu bahwa hal itu juga kesalahan mereka, itulah yang membuatku semakin kesal.
Gadis mana yang tidak kesal jika telah melakukan perawatan rambut yang membutuhkan waktu lama, serta biaya yang cukup mahal, kemudian rambutnya jadi kusut karena ulah dari teman-teman sendiri?!
Dan itulah yang membuatku sangat kesal pada mereka, jika saja di sana ada kembang api, pasti sudah gue arahkan ke mereka biar tau rasa tu orang, eh...?! Kok gue jadi jahat kayak gini sih, udahlah itu kan salah mereka kalau gue jadi jahat.
*Hari ketiga
"Vy habis ini kita pergi ke atap yuk!" Ajak Feby.
"Iya Vy kan kita udah gak pernah ngumpul lagi tuh, jadi gak ada masalahkan?" Tanya Ajeng.
"Maaf gue lagi pusing." Ucapku dengan dingin dan segera pergi menuju ruang musik.
Kini tempat kesukaan gue adalah ruang musik, disana ada berbagai jenis alat musik, dan aku dapat sendirian di sana tanpa gangguan dari orang lain.
*Hari Keempat
Saat gue sedang makan sendirian di kantin sekolah, ada dua pengganggu kalau kemarin Feby sama Ajeng, sekarang Ana.
"Hai Vy!!! Lo lagi menyendiri ya?! Ada masalah apa sih tumben banget kayak gini?!" Ucap Ana yang agak berteriak di telingaku, sehingga membuatku tersedak.
Aku segera meminum air mineral yang berada di samping mangkok yang berisi bakso ini, dan segera meneguknya hingga menyisakan setengah botol.
Dasar Ana kutu kupret gue tabok lu baru tau rasa lo, untung gue lagi ngindarin kalian kalo gak udah gue lakuin dari tadi.
"Gue permisi dulu An." Ucapku dingin lalu segera membawa mangkok dan botol air mineral di sebuah nampan dan segera pergi dari sana dan menuju ruang musik tentunya.
*Hari Kelima
Duh kayaknya nih cobaan buat gue banyak banget sih, kemarin Ana, kemarennya lagi Feby sama Ajeng, sekarang si Mario Teguh di White Angels alias Gabby.
"Hola Ivy, lagi menyendiri ya? Hayo jangan menyendiri terus Vy entar temennya berubah jadi para hantu... baru tau rasa." Ucap Gabby dengan nada menakut-nakuti.
Ya elah harus tabah nih, dasar sahabat-sahabat somplak, kalau gue udah merasa cukup ngejauhin kalian gue bakalan tabok kalian satu-satu, kalau perlu tuh gue gerek kalian sampe mampus!
"Hantu pala lo tuh peyang!" Ucapku lalu segera pergi dari bangku taman menuju ruangan menyendiriku ruang musik.
*Hari Keenam, hari terakhir kelas intensif.
Karena ini hari terakhir jadi gak ada pelajaran yang buat gue ngantuk dan pengen tidur di kelas, jadi gue langsung menuju ruang musik dan memainkan piano.
Saat sedang asik memainkan lagu berjudul mungkin gue lupa untuk mengunci pintu itu dan memakai headphone agar tidak dapat mendengar suara ketukan dari para serangga pengganggu itu, sehingga sekarang dari balik pintu itu berdiri seseorang yang tidak familiar lagi ya dia adalah sang ice-cold prince kak Edward.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fiance Is A Vampire
VampireIvy adalah anak perempuan pertama dari keluarga ternama yang memiliki salah satu cabang perusahaan di Jakarta, Ia bersekolah di SMAN 8 Jakarta, Ia adalah orang yang sama sekali tidak tertarik dan mempercayai mitos terutama tentang vampir. Semua berl...