Mwo? Nona manis? Dasar kau bocah tengik, maki Kyuhyun. "Tuang minuman itu ke mulutnya, aku akan memegangnya." Perinta Kyuhyun.
"Yah, shirro!!!" Rontah Junhee.
"Diamlah!" Ketus Kyuhyun sudah memegang tangan Junhee.
"Ah...." Teriakan Junhee sudah tidak berarti, minuman berwarna hitam pekat dengan rasa ginseng sudah melewati kerongkongannya. "Aigoo... Pahitnya..." Sepasang matanya berkaca-kaca.
"Minumlah..." Seunghyun menawarkan minumannya.
"Andew!" Teriak Kyuhyun. "Ahjumma ambilkan air di gelas." Perintahnya. Dasar bocah tengik, kau ingin berciuman secara tidak langsung dengan pelayan ku? Emosi Kyuhyun.
"Ini, minumlah." Ahjumma dengan segelas air di tangannya.
Seseorang datang menghampiri mereka semua dan menunundukan kepalanya kepada Kyuhyun. "Ada pria bernama Lee Donghae ingin bertemu dengan tuan."
"Oppa." Junhee terlihat antusias dalam sekejap.
Kyuhyun tak bereaksi dengan itu.
"Boleh aku bertemu dengannya?" Tanya Junhee dengan mengantungkan harapan yang begitu besar.
"Berdirlah di belakang ku!" Kaki Kyuhyun melangkah meninggalkan tempat semulanya dan berjalan menuju ruang tamu kediamannya.
Di ruang tamu Junhee melihat sosok Donghae dengan setiap kerinduan. "Oppa..." Panggilnya dan berniat ingin mendahului Kyuhyun tapi Kyuhyun menahannya.
Mata Kyuhyun memicing tajam ke arah Junhee lalu menatap Donghae yang ada di depannya. "Ada apa sampai kau berani bertemu dengan ku?" Tanya tanpa basa-basi.
"Aku datang untuk membawa pulang adik ku!" Tegas Donghae di setiap kata-katanya.
Mwo? Apa namja ini serius dengan kata-katanya? Kawatir Kyuhyun masih mencengkram lengan Junhee. Andew! Gadis ini tidak akan pergi, yakinnya.
"Jinjjayo, oppa?" Junhee membulatkan sepasang matanya dengan begitu sempurna. "Oppa, kau sedang tidak bercanda kan?" dirinya mencoba memastikan kalimat Donghae. "Aku akan pulang?" Junhee melukis setiap harapan di setiap kata-katanya.
Donghae melempar amplop coklat ke atas meja yang berada di tengah antara dirinya dengan Kyuhyun berdiri. "Itu..." ujarnya. "Itu semua 5 juta won keurigo aku sudah bisa membawa pulang adik ku!"
Kyuhyun terdiam dengan itu. Matanya masih terlihat tajam menatap Donghae. Senyuman kecut terlukis di wajah Kyuhyun. "Apa kalian adik kakak tidak memiliki otak?" ketusnya. "Apa bodoh itu penyakit keturunan?"
"Mwo? Yah!!! Apa maksud mu, eoh?" emosi Donghae tersulut mendengar cercaan dari sela-sela bibir Kyuhyun.
"Kau pikir aku ini Tuhan yang membiarkan orang lain meminjam uang ku begitu saja tanpa ada sesuatu? Bahkan bank sekalipun memberikan bunga..." Kyuhyun menatap kesal Donghae.
Junhee mengerutkan keningnya. "Yah bukan kah waktu itu kau bilang utang appa ku hanya 5 juta won?"
Kyuhyun menatap Junhee yang masih di sampingnya. "Kau bertanya seberapa banyak appa mu meminjam dari ku dan kau lupa bertanya tentang bunganya." Jelas Kyuhyun memberi penekanan di setiap kata-katanya.
"Cih..." Donghae menumpahkan kekesalan. "Dasar kau brengsek!!! Kau tidak ada bedanya dengan namja tolol itu, kau tau itu?" teriaknya.
Kyuhyun mengambil pistolnya dan di arahkan ke arah Donghae yang ada di depannya. "Kau pikir aku ini teman mu yang bisa kau teriaki? Atau kau pikir kau jauh lebih hebat dari ku dan merassa berani meneriaki ku bahkan di rumah ku sendiri?" Kesal Kyuhyun. "Apa kau sudah ingin mati?!"