Junhee menghentikan kegiatannya sesaat setelah mendengar ucapan Kyuhyun.
"Aku sengaja tidak memberitaukan mu lanataran aku tidak ingin berlomba mendapatkan perhatian mu!" Tegas Kyuhyun, jujur dengan perasaannya.
Junhee menarik senyumnya mendengar pengakuan jujur Kyuhyun. "Arrasoe, hajiman... Bisa kah aku besok melihat uri eomma, tuan?" Suara Junhee terdengar begitu lembut.
"Tuan?"
Junhee terlihat bingung dalam hitungan detik.
"Kau bukan pelayan ku tapi pasangan ku! Apa pernah kau mendengar sepasang kekasih memanggil pasangannya tuan?" Serius Kyuhyun dengan setiap ucapannya.
Lagi, Junhee menarik senyuman di wajahnya. "Oppa?" Pelan suaranya terdengar sedikit ragu-ragu.
"Ne, oppa. Panggil aku oppa dan jangan memanggil Seunghyun-ssi dengan panggilan oppa... Arrasoe?"
"Shirro!" Tegas Junhee. "Dia lebih tua dari ku!"
"Bodoh!"
"Sudah selesai." Junhee menutup lemari pakaian Kyuhyun. "Sudah jam 9, boleh aku istirahat?" Tanyanya.
Kyuhyun menghentikan kegiatannya. Menatap sosok Junhee yang sudah di depannya. "Kau tidurlah di sana..." Menunjuk ke arah tempat tidurnya. "Nanti aku menyusul."
"Shirro!" Tegas Junhee. "Aku tidak mau!"
"Yah...." Kyuhyun terlihat kesal dengan jawaban Junhee. "Kau kenapa, eoh? Sehari tidak membuat ku marah, apa kau tidak bisa?"
Junhee hanya menatap kesal ke arah Kyuhyun. "Aku tidak akan pernah tidur di situ lagi. Hyorin-ssi tidur di sana dan aku tidak akan tidur di sana." Tegasnya.
Kyuhyun terdiam dan perlahan mengangguk. "Ne, bwajayo." Dirinya setuju dengan ucapan Junhee. "Aku pun tidak akan tidur di sana lagi." Dukung Kyuhyun, sependapat dengan pemikiran Junhee.
"Jaljayo, oppa." Junhee bersiap melangkah keluar dari kamar Kyuhyun.
"Cakkama..." Kyuhyun bangun dari kursinya dan menghampiri Junhee. "Em..." tangannya sudah berniat memegang tangan Junhee.
"Wae?" dingin Junhee menatap santai wajah canggung milik Kyuhyun. "Apa ada sesuatu?"
Kyuhyun terlihat ragu. "Em..." Dirinya mencoba menahan dirinya namun sepasang matanya terus menatap Junhee.
"Yah!" Pekik Junhee. "Bukankah sudah ku katakan, aku tidak mengerti bahasa mata..."
"Aish!" Kesal Kyuhyun. "Pergilah! Aku malas melihat mu!" Kyuhyun sedikit mendorong Junhee dan menutup pintu kamarnya dengan sembarangan. "Bodoh, kenapa kau tidak peka, eoh? Tidak bisa kah aku mendapat ciuman selamat malam? Aish, dasar menyebalkan!!!" Cerocosnya.
***
Mentari sudah tinggi di langit. Sinarnya begitu hangat menyinari dunia. Kyuhyun sudah melangkahkan kakinya menuruni anak tangga menuju meja makan mewah miliknya. Apa dia sudah bangun? Harusnya sudah bangun, batinnya terus memikirkan Junhee.
"Achimiya!" sapa Yesung yang sudah duduk di kursinya menyapa Kyuhyun.
"Ah, hyung..." balas Kyuhyun. "Bagaimana? Apa bisa?" penasarannya.
"Masih ku usahakan." Santai Yesung.
"Aku ingin hari ini."
Yesung mulai hadir dengan sikap seriusnya. "Bukan kah sudah ku katakan sedang ku usahankan keurigo tidak bisa hari ini." Saut Yesung terlihat serius dengan kata-katanya. "Mungkin besok atau lusa... entahlah..."
"YAH!!!" emosi Kyuhyun tersulut sempurna. "Kenapa tidak bisa hari ini, eoh? Apa mereka semua sudah bosan hidup?" kesalnya. "Apa mereka tidak tau siapa aku, eoh?"