Part 14

3.4K 309 18
                                    

Cring ~

Suara pintu coffee shop yang terbuka. "Oseo..." Hyukjae menghentikan kata-katanya saat sepasang matanya menangkap sosok yang tidak pernah dibayangkannya akan bertemu di tempat kerjanya. "Donghae-ahh..." Tangannya menyentuh Donghae yang ada di sampingnya.

Donghae memutar badannya dan dirinya tak kalah terkejut dengan sahabatnya, Hyukjae. "Dia..."

"Aku ingin bicara dengan mu."

Donghae dan namja itu pun duduk bersama sedangkan Hyukjae tetap berdiri di belakang mesin kasir dengan rasa penasarannya.

"Ini tempat kerja mu?"

"Aku rasa tanpa perlu ku jawab kau sudah tau." Dingin Donghae menanggapi pria yang duduk di depannya. Mata Donghae menatap tangan kanan namja yang duduk di depannya. "Apa adik ku yang membalut luka mu?" tebaknya.

"Ne. Wae?"

"Kau benar-benar membuatnya melakukan yang belum pernah di kerjakannya." Datar nada suara Donghae menatap mafia yang sudah membawa adiknya.

"Apa adik mu selalu bersikap sesuka hatinya? Maksud ku kata-kata yang keluar dari mulutnya..." Kyuhyun sedikit bingung menjelaskan maksud dari pertanyaannya. "Emh..."

"Ne. Lee Junhee selalu bersikap sesuka hatinya dan mengatakan apa pun yang terlintas di pikirannya." Donghae yang sudah hafal betul dengan sikap adik satu-satunya. "Kenapa kau tanyakan itu, eoh? Apa setiap kata-katanya menggangu mu?"

"Ne. Sangat menggangu!" yakin Kyuhyun. "Bahkan setiap dia kesal dengan ku, dia akan selalu mengatakan kalau aku ini menyebalkan!" ocehan Kyuhyun akan sikap Junhee pada dirinya. "Dan suaranya yang nyaring..."

Donghae tersenyum kecil. "Kau masih belum sampai di tahap dia akan menenggelamkan mu di sunga Han..." ceplosnya.

Kyuhyun sedikit menarik bibirnya. "Ku dengar dia juga bekerja di salah satu restoran cepat saji? Apa itu benar?"

"Dia sudha berhenti semenjak kau membawanya pergi dari ke hidupan kami." tegas Donghae. Kau menanyakan tetang adik ku langsung dengan ku, apa benar kau menyukai adik ku? Mafia kejam seperti mu? Tak percaya Donghae.

Senyuman hilang dalam hitungan detik dari wajah Kyuhyun. "Appa mu yang menjualnya pada ku." Kyuhyun mengkoreksi perkataan Donghae.

"Pria brengsek itu bukan appa kami!" Donghae terlihat serius dengan kata-kata yang keluar dari mulutnya, menatap tajam sepasang mata lawan bicaranya.

Senyuman kecut terlukis di wajah Kyuhyun. "Kau berbeda dengan adik mu, dia masih mengakui pria brengsek itu appanya sedangkan kau tidak." Komentar Kyuhyun akan perbedaan sepasang adik kakak. "Ehm... apa... apa..." Rasa gugup menyelimuti Kyuhyun dalam sekejap.

Donghae menanti pertanyaan berikutnya dari bibir Kyuhyun.

"Apa... Apa pendapat mu..." Kyuhyun terlihat menarik nafasnya. "Huh... Apa pendapat mu tentang ciuman yang diceritakan adik mu?" setelah menarik nafasnya, dirinya pun mampu menyelesaikan pertanyaanya.

"Apa jika aku mengatakannya dan tidak menyukai tanggapan ku, apa setelah itu kau akan membunuh ku?"

"Kalau kata-kata mu menyebalkan, tentu saja aku akan membunuh mu!"

Senyuman sengit terlukis di wajah Donghae. "Kalau begitu aku tidak akan mengatakannya." Tegasnya.

Kyuhyun bingung dengan itu. "Jadi kau hanya seorang pria yang tidak punya keberanian!" ceplosnya. "Aku pikir kau pria yang berani. Adik mu begitu membangga kan mu, kau tau itu?"

"Kalau aku mengatakannya dan setelah aku mengatakannya lalu apa bedanya aku dengan pria brengsek yang sudah memberikan marganya pada ku, eoh?" emosi Donghae tersulut dalam hitungan detik. "Eomma ku terbaring di rumah sakit dan adik ku, dia tidak bersama ku, lalu aku mati begitu saja?! Apa menurut mu aku ini pria yang egois? Meninggalkan mereka begitu saja hanya karena aku ingin meluapkan isi hati ku?"

Untitled [New] [PRIVATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang