Part 15

5.1K 373 16
                                    

"Uhuk... huk..." Junhee dalam sekejap sulit bernafas lantarn Kyuhyun mencekiknya.

"Kau benar-benar ingin mati?"

Junhee memegang tangan Kyuhyun. Air matanya kembali menetes di wajahnya. "Kau akan membunuh ku...?" lemah suaranya akibat cekikkan Kyuhyun.

Kyuhyun melepas tangannya dari Junhee berdiri dengan sisa-sisa emosinya. "Sekali lagi kau menyebut nama namja lain dengan bibir mu aku sungguh tidak akan segan membunuh mu, kau camkan itu." tegasnya.

Junhee menahan nafasnya, air matanya masih terus menetes. "Apa kau menyukai ku, eoh?" tanya Junhee dengan sisa-sisa keberaniannya.

Kyuhyun hanya diam tak menjawab.

"Egois!" Junhee mengeluarkan satu kata baru untuk Kyuhyun.

Kyuhyun masih mematung tak berkutip membelakangi Junhee.

"Sekalipun kau berhenti mencekik ku tetap saja rasanya aku sekarat, hampir mati..." jujur Junhee. "Keurigo tolong jangan tidur dengannya." Pinta Junhee lirih seperti memohon. "Jebalyo..."

Kyuhyun membulatkan sepaasang matanya mendengar permintaan Junhee. Bodoh, kau membuat ku hampir membunuh mu, Lee Junhee kau benar-benar bodoh. Rasa bersalah menyelimuti Kyuhyun. Tanpa kau minta aku tidak akan melakukan itu, apa kau menyebut nama bocah tengik itu karena ingin membalas ku? asumsi Kyuhyun.

"Tolong dengarkan aku, aku mohon... jangan tidur dengannya."

Kyuhyun tetap dengan diamnya dan berlalu dari kamar Junhee.

Junhee kembali menangis. "Bodoh, kenapa aku begitu bodoh!!" kesalnya. "Jangan tidur dengannya, jebalyo, Kyuhyun oppa..." untuk pertama kalinya bibirnya memanggil Kyuhyun dengan sebutan 'oppa'. "Aku mohon...." lirih suaranya.

***

Pagi yang cerah sudah datang menjemput mnyinari dunia dengan cahaya sinar matahari yang begitu hangat. Nyonya Lee sudah berada di kediamannya. Dirinya tertegun melihat putranya membawanya kembali ke rumah. "Donghae-ahh, rumah ini, kan?" bingungnya.

Donghae mengangguk. "Ne, eomma. Sertifikatnnya sudah dengan ku keurigo kau tidak perlu cemas, eomma." Jelas Donghae.

"Mafia itu..." Hyukjae yang begitu asntusias dengan kejadian kemarin pun tak bisa menahan mulutnya. "Kemarin dia datang menemui Donghae-ahh, eommanim." Ujarnya. "Dan memberikan setifikat ini juga membayar semua biaya rumah sakit." Sambungnya.

"Apa kau sudah selesai?" dingin Donghae menatap sahabatnya.

Hyukjae melukis senyuman di wajahnya. "Ahhahaha... Mian, aku benar-benar penasaran dengan mafia itu, Donghae-ahh." Ceplosnya.

Hyera pun melukiskan wajah ingin taunya. "Apa orang yang mengambil sertifikat rumah ini tempo hari anak buah mafia itu juga?" asmumsinya.

"Mollayo. Tapi sepertinya bukan melihat dia yang terlihat bingung waktu di rumah sakit..." hipotesis Donghae.

"Donghae-ahh, apa Cho Kyuhyun-ssi seumuran dengan mu?" penasaran Nyonya Lee akan sosok Kyuhyun.

"Molla, eomma lagi pula dia bukan artis keurigo biodatanya tidak ada di internet." Jawabnya sekenanya.

Hyera sedikit tersenyum. "Kau juga bukan artis tapi biodata mu ada di internet." Tangan Hyera mengelus pipi Donghae.

"Itu pasti ulah mu." Santai Donghae.

Nyonya Lee tersenyum kecil. "Hyukjae-ahh, gomawoyo karena sudah mau menjaga ku selama di rumah sakit dan selalu menolong putra ku..."

Hyukjae mengelengkan kepalanya. "Aniyo, eommanim. Kau tidak perlu berterima kasih, bagi ku kau sudah ku anggap eomma ku..." jujurnya merangkul nyonya Lee.

Untitled [New] [PRIVATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang