Kelvin melepaskan tangan Cici dengan kasar. Memang kalau tidak dikasari sulit juga. Cici memasang muka gilanya. Tapi Kelvin tidak menghiraukannya Kelvin segera berlari untuk menghampiri Nana.
"Tuh kan Kelvin running mau ke classroomnya Roy. Mau beritahu kalau udah ketahuan." Kata Cici diselingi tawa kocaknya.
Kelvin tidak menghiraukan tawa di belakangnya.
Di kelas.
Kelvin menghampiri Nana yang terlihat asyik membaca novel.
"Kamu yang sabar ya Vin." Kata Nana sambil memegang tangan Kelvin. Kelvin tangannya merogoh saku rok Nana yang menyimpan hape. Dia yakin gambar-gambar di papan pengumuman tadi pasti masih ada di hape Nana. Akhirnya dia dapat.
"Iya." Kata Kelvin tak lama kemudian Kelvin langsung lari meninggalkan Nana keluar ruangan. Kelvin segera membuka galeri foto di hape Nana parahnya ternyata dipasword.
Kelvin mencoba mengetik nama lengkap Nana tapi tidak ternyata. Kelvin sudah mencoba nama ayah ibu Nana tapi salah juga begitu juga dengan nama sekolah Nana. Lalu Kelvin mencoba membuka dengan namanya ternyata terbuka. Sebegitu terobsesinya Nana dengan dirinya begitu pikir Kelvin.
Dan benar di galeri itu ada fotonya dan termasuk foto hasil editan photoshop.
Sementara di kelas Nana merogoh sakunya karena ingin membuka wattpad karena dia baru saja mendapat ide cerpennya namun hapenya tidak ada. Nana melihat wajah Kelvin yang seperti membuka hape. Nana kaget dan segera berlari keluar. Dan benar hapenya telah dilihat oleh Kelvin termasuk galerinya. Mati aku begitu pikir Nana.
Kelvin menoleh dan dilihatnya Nana ada di sebelahnya.
"Na jadi kamu yang buat dan nempelin foto di papan pengumuman itu?" kata Kelvin. Nana gugup harus berbuatapa dia sekarang.
"Kamu jugak kan yang ngerusakin motor aku, ngebuat Arabella diare dan nggak ngasih kue yang dikasih Bianca." Kata Kelvin lagi yang semakin membuat Nana terpojok.
Tak lama kemudian Nana ingin berkata apa. Kelvin menanti apa yang ingin dikatakan Nana.
"IYA AKU YANG BUAT ITU SEMUA PUAS KAMU. Hahahahha."teriak Nana sampai membuat anak anak mengerubungi mereka bahkan anak kelas sebelah juga. Mereka melihat Nana yang tertawa seperti orang gila. Dan tak lama kemudian Cici datang karena mendengar ada kejadian aneh di kelas. Cici melihat Nana seperti orang gila beneran.
"Iya Vin aku yang buat semua. Gambar itu, arabella diare dan lainnya. Haahahahhahahhahahahah." Kata Nana sambil tertawa seperti orang gila. Tak lama kemudian Nana pura-pura jatuh dan tertawa sendiri. Tak lupa Nana pun memelet-meletkan lidahnya ke kerumunan orang yang membuat orang lain takut.
"Nana emang insane beneran." Kata Cici.
"Na kamu sadar dong kamu gak gila beneran kan?" Tanya Kelvin yang kasihan kalau Nana gila beneran gara-gara terobsesi dengan dia.
"Ah tak usah terlalu memujiku Vin aku jadi malu." Kata Nana masih sinting.
"Na tolong kamu sadar dong Na. Aku janji bakal belajar buat suka sama kamu tapi kamu jangan gila dong Na please dong Na." Kata Kelvin lagi.
"Kamu tembak aja mbak-mbak yang jaga warung depan kamu suka sama dia kan Vin." Kata Nana sambil memelet-meletkan lidahnya.
Tak lama kemudian Kelvin pun duduk di sebelah Nana. Kelvin kasihan dengan Nana. Kelvin pun memegang tangan Nana.
"Na aku bakal ngelakuin apa aja asal kamu jangan seperti ini. kamu selama ini selalu bantu aku dan selalu dekat sama aku. Aku bakal ngelakuin apa aja. Termasuk aku bakal belajar suka sama kamu aku bakal jadi pacar kamu tapi kamu jangan gila karena terobsesi sama aku dong." Kata Kelvin memohon. Tak lama kemudian Nana pun memeluk Kelvin. Kelvin pun tak melepaskan pelukan Nana.
"Vin sadar Nana sudah gila Vin." Kata Joko.
"Beneran Vin." Tanya Nana seperti sudah normal.
"Beneran Na, aku bakal jadi pacar kamu asal kamu tidak gila kayak gini. Kalau kamu normal lagi aku bakal jadi pacar kamu." Kata Kelvin
"Vin sebenarnya aku dari tadi Cuma pura-pura gila doang." Kata Nana.
"Haaaaa" semua orang yang disana kaget termasuk Kelvin.
"Makasih Vin sudah mau jadi pacar aku." Kata Nana sambil terus memeluk Kelvin
KAMU SEDANG MEMBACA
Janda Cinta Anak SMA
Teen FictionMarkonah adalah janda kembang yang baru berusia 23 tahun yang beranak 2 dia tinggal di rumah sederhana di dekat SMA. Setiap hari dia melihat beberapa anak SMA yang lalu lalang di depan rumahnya. Akhirnya karena untuk menghidupi anaknya dia lalu memb...