SEBELAS

967 98 2
                                    

WARNING!!! Authornya lagi sakit, jadi dia seperinya sedang malas untuk melakukan pengeditan kata yang harus di italic dan yang typo.

Jadi mohon pengertiannya. Setidaknya dia sudah berusaha mempostingnya hari ini.

Oke, tengkyu mina-san ~_~

Rose terus berjalan dengan langkahnya yang sedikit tergesah-gesah, hingga sebuah tepukan dibahunya yang menghentikan langkahnya, "emm... sumimasen, nona, saya disuruh oleh tuan muda untuk membawa anda ke kamar yang sudah dipersiapkan," ucap maid itu dengan sedikit menundukkan wajahnya, sepertinya ia agak sungkan dengan Rose.

"Hah?" Ucap Rose agak sedikit terkejut, sepertinya saat ini pikirannya sedang tidak fokus karena sibuk memikirkan bagaimana keadaan Touya? Apakah ia baik-baik saja? Semua pemikiran itu berhasil membuat Rose tidak fokus dengan apa yang ada disekitarnya.

"Mari nona," maid itu menunjukkan kamar yang akan ditempati oleh Rose selama ia tinggal disini.

Ternyata Rose dibawa ke kamar yang letaknya tidak terlalu jauh dari kamar Akashi. Bisa dibilang, ruangan mereka hanya dipisahkan oleh ruang baca, atau yang biasa Akashi sebut-sebut sebagai ruang kerjanya, karena sebagian besar waktunya dihabiskan disana.

Kamar yang ditempati Rose tak kalah luasnya dengan kamar milik Akashi, hanya saja dekorasi kamarnya yang sedikit berbeda.

Jika dikamar Akashi didominasi dengan warna merah dan emas, kamar ini lebih didominasi oleh warna putih. Bahkan kesan pertama yang Rose tangkap dari ruangan ini adalah, indah. Sangking indahnya, Rose sempat menganggap kalau ini adalah kamar yang ditempati oleh bidadari-bidadari di surga sana.

"Saya mohon permisi dulu nona," pamit maid itu yang membuat Rose kebali ke alam sadarnya.

"Ah, iya," jawab Rose.

Setelah mendengar langkah kaki yang semakin lama semakin mengecil, akhirnya Rose langsung membuka isi amplop itu lagi di atas ranjang king size yang ada di kamar itu.

Sambil duduk bersila diatasnya, Rose memperhatikan foto itu satu-persatu. Matanya berusaha meneliti objek gambar itu dengan seksama.

Foto pertama yang Rose tahu adalah gambar poster sebuah film yang jelas-jelas sangat menarik perhatiannya.

Foto kedua seperti menceritakan ramainya jalanan, ada banyak mobil, dan berbagai macam kendaraan, dan beberapa orang yang sedang menunggu di halte bus, dan juga jangan lupakan orang-orang yang sedang menunggu di depan lampu merah untuk menyebrang.

Foto ketiga, atau yang terakhir, Rose melihat ramainya festival budaya sekolah tahun lalu. Ada kembang api dan perayaan pesta yang meriah.

Tidak ada sesuatu yang spesial pada foto kedua dan foto ketiga yang ia perhatikan sejak tadi. Pada akhirnya, Rose terjebak dengan rasa penasarannya hingga ia kelelahan sendiri dan jatuh tertidur saat sedang meneliti foto itu.

***

Pagi harinya, Rose sedikit terkejut karena matahari yang sudah menembus tirai kamarnya sudah cukup terik. Ini bukan kesiangan lagi namany, tapi memang sudah benar-benar siang, "enggghhh... jam berapa ini...??" Erang Rose sambil menggelindingkan tubuhnya ke kanan, mencoba meraih jam kecil yang ada di atas meja kecil yang berada di senelah kanan ranjang.

Awalnya pandangan Rose masih terasa buram, pandangannya belum begitu fokus, tapi saat semuanya terlihat mulai jelas, Rose langsung terlonjak dari tidurnya, "APA!? JAM 12!? KENAPA TIDAK ADA YANG MEMBANGUNKANKU!?" Rose menjerit frustasi.

Sekarang wajah tampan Erick sensei yang sangat mengerikan kalau sedang marah, langsung terbayang dikepalanya, "mati aku, mati aku, mana hari ini ada ulangan pelajarannya Erick sensei lagi. Tamatlah riwayatku..." rutuk Rose dalam hati. Dengan tergesah-gesah, Rose langsung berlari ke kamar mandi, tapi baru saja Rose meraih gagang pintu kamar mandi, ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya.

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang