TIGA BELAS

993 101 10
                                    

"Ya, ini aku Rose. Ada apa? Merasa terkejut?" Ucap pria itu disertai senyuman miringnya yang terlihat sangat mengerikan, "atau merasa terhianati?"

"Kenapa kau lakukan itu, Shion! Kau kan teman kami!" Bentak Rose.

Shion tersenyum meremehkan, "teman? Ck! Kalian mengaku sebagai temanku?" Shion tertawa kecil untuk melecehkan kedua orang yang ada di hadapannya, "yang benar saja!" Bentaknya, "tidak ada teman yang meninggalkan temannya saat temannya terjebak dalam kesulitan!" Nafas Shion memburu karena amarah yang sudah memuncak.

"Aku tidak mengerti pembicaraanmu Shion, sebenarnya apa alasanmu melakukan ini kepada Touya?" Rose tidak percaya, kalau Shion, sahabat Touya sejak SMP ini bisa melukai Touya hingga separah ini. "Dimana letak akal sehatmu Shion!" Bentak Rose.

Mendengar bentakan Rose yang biasanya mampu membuat nyali siapapun menjadi ciut, kali ini malah membuat Shion tersenyum meremehkan ke arah mereka, "ck! Menyedihkan. Itulah yang terjadi padaku tiga tahun yang lalu," Shion kembali tersenyum miring, tapi kali ini disertai gelengan kepalanya.

"Tiga tahun yang lalu, Shimizu Touya tidak menyadari kalau salah seorang sahabatnya sudah menjadi korban bullying yang bahkan sudah melanggar haka sasih manusia, bahkan ia kerap meninggalkan sahabatnya dengan para pembully itu. Dia seenaknya saja mempercayakan sahabatnya kepada orang lain.

Dia bahkan tidak pernah sadar akan perubahan sahabatnya semenjak kejadian itu," Shion berhenti sejenak untuk tersenyum, "menyedihkan bukan?"

"Dan... oh ya," Shion seakan teringat sesuatu, "dan kau Rose," Shion menunjuk tepat ke arah wajah Rose, "aku sangat tidak menyukai gaya mu yang sok kepimpinan itu. Seakan-akan kau adalah pemimpin bagi seluruh murid kelas F. Kalau kau memang berniat menjadi penguasa, lebih baik pindah saja ke kelas A, tidak usah menginjakkan kaki di kelas buangan itu bersama pangeranmu itu," sindir Shion.

BRAK! Saat Shion sedang asik berceloteh, tiba-tiba terdengar suara dobrakan pintu yang sangat kencang. "Ck! Sialan," umpat Shion, "apa kau mengajak orang lain?" Shion langsung menaikkan tudungnya dan memasang masker wajahnya.

Saat Shion ingin menutup pintu ruangan ini, Rose langsung menarik lengan hoodie pria itu hingga ia sedikit terhuyung ke arah Rose. Saat jaraknya sudah cukup dekat, Rose segera melayangkan tinjunya dengan kuat hingga pria itu terjengkang ke belakang hingga punggungnya membentur tembok.

"Ayo Touya!" Rose segera membantu Touya untuk berdiri dan menuntunnya untuk berjalan keluar.

Pelarian Rose dan Touya tidak cukup cepat karena keadaan Touya yang sedang luka parah, bahkan pria ini pun jalannya sudah tertatih-tatih.

"Mau kemana kalian," ucap Shion dengan suara yang sedikit aneh karena mulutnya sekarang ditutupi oleh masker, sekarang tangannya sudah berhasil menarik belakang kerah kemeja Touya hingga pria itu kembali jatuh terduduk di ubin yang dingin, "Touya!" Pekik Rose.

Bugh! Sebelum tangan Rose meraih Touya, Shion sudah menendang perutnya hingga gadis itu terpental beberapa langkah ke belakang, "arrrgghhh..." Rose menggeram kesakitan sambil berusaha untuk bangkit.

"Jangan pedulikan aku Rose... larilah..." Touya mengucapkan kalimat itu dengan suara seraknya yang terdengar sangat lemah, dan tentu saja itu membuat hatinya teriris-iris.

"Jangan berkata bodoh, aku tidak akan membiarkanmu terluka lebih dari ini," tegas Rose yang sekarang sudah berdiri tegap. Rose sudah bersiap dengan kuda-kudanya. Setidaknya dulu Rose pernah belajar bela diri karate selama satu tahun, dan semoga saja itu berguna disaat-saat seperti ini. Tapi mengingat pengalamannya juga pernah menghajar beberapa sampah yang sempat melecehkan seorang wanita, Rose jadi sedikit percaya diri dengan kemampuan bela dirinya.

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang