chapt 14

53 5 0
                                    

Kenapa ada berjuta juta kupu kupu yang berterbangan di dalam perutku.

Tidak ini salah

Sangat salah

Hei. Aku sudah mempunyai Louis yang selalu setia dan menyayangiku selama 2 tahun. Hanya karena sebuah sms dari Dylan yang mengajakku pergi ke taman. Hanya ke taman.

Kutepis perasaan aneh ini dan segera bersiap siap.

Kaos coklat muda tanpa lengan, cardigan abu abu muda , celana jeans pendek, ikat pinggang berwarna coklat dan sepatu converse hitam. Dan untuk rambutku sepertinya ku gerai.

Kulihat jam yang tertempel di sudut barat kamarku.

3.40 P.M

20 menit lagi Dylan akan datang. Sambil menunggu kurasa menulis diary bukanlah ide yang buruk.

Dear diary

7 may 2017

Hari ini Aku diajak pergi ke sebuah taman oleh dylan. Senang sekali rasanya. Tetapi selain rasa senang muncul juga rasa aneh seperti saat aku bersama louis. Aku tau ini sangatlah salah. Tetapi aku tak bisa menahan atau mencegah perasaan yang ada ataupun tumbuh bukan?

See soon xx

TIN TIN

Kulihat sebuah mobil audi hitam terparkir di depan rumahku. Segera kumasukan hp , dompet , dan powerbank.

Saat menuruni tangga, kulihat Dylan sedang mengobrol dengan orang tuaku. Dan apa aku tak salah lihat?

Javi sangat akrab dengan Dylan. Padahal mereka belum pernah bertemu sebelumnya. Sangalah aneh. Bersama Louis saja tidak seakrab itu.

Setelah pamit kami berjalan menuju mobil dylan. Dylan membukakan pintu mobilnya untukku. Whoa such a gentleman batinku

Akward momment. Sudah kuduga. Kuputuskan untuk mengajaknya berbicara

"Dylan" "elektra". Ucap kami berbarengan.

Kami saling bertatapan kemudian tertawa bersama. "Ladiest first"sahut dylan

"Kita akan kemana?"tanyaku.

"Taman. Kau lupa?"dylan tersenyum dan menatapku "kau yang mengusulkannya padaku"

Malu. Itu yang aku rasakan sekarang. Aku yakin wajahku sudah semerah tomat. Kutundukan kepalaku dan berusaha tidak salah tingkah

"Mukamu merah hahahaha". Dylan mencubit pipiku gemas dan aku yakin mukaku tambah merah++

"Stop it dylan aku tak ingin wajahku terus menerus memerah"ucapku. Dari ekor mataku kulihat dylan tersenyum dan berusaha menahan tawa. God senyumnya sangat indah.

Xxx

"Taman apa ini? Seingatku aku tak pernah kesini sebelumnya"tanyaku. Tamannya sangat indah. Terdapat sebuah danau di bagian barat taman , padang rumput luas di sebelah timur, air mancur di tengah tengah taman, dan bunga bunga yang sedang bermekaran menambah kesan indah pada taman ini.

"Aku kurang tau namanya. Tetapi aku mengetahui taman ini dari salah satu temanku"sahutnya.

Aku hanya menganggukan kepalaku sembari melihat lihat taman ini. Kurasa aku akan betah berlama lama disini.

"Kau mau ke danau?"tanya dylan.

Kuanggukan kepalaku dan segera mengikuti langkahnya menuju ke arah danau. Kebetulan ada 1 perahu yang terparkir.

Dylan mendayung perahu tersebut hingga sampai di tengah tengah danau. Bahkan jika dilihat dari sini taman ini masih saja indah. Didominasi oleh warna putih dari bunga mawar putih dan ungu dari anggrek.

"Apa kau suka?"tanya dylan

Kuanggukan kepalaku lagi. Kali ini dengan sangat cepat. "Ya aku suka sangaaat suka. Thanks dylan". Refkels kupeluk dylan yang berada di hadapanku.

"Eh"

Aku tersadar. Astaga apa yang kulakukan. Segera kulepaskan pelukanku.

"Mm-maaf"ucapku gugup. Bagaimana jika dia marah? Bagaimana jika dia membenciku?

Dylan hanya tersenyum.

Dan itu membuatku merasa semakin bersalah.

"Aa-ap-aa-kah kkk- kau mm-marah?". Tanyaku gugup. "Maafkan aku aku tidak bermaksud memelukmu. Itu hanya refleks. Aaku berjanji tak akan mengulanginya lagi". Kubuat jari jari tanganku membentuk angka dua.

"HAHAHHAHHAHAHAHA. Astaga aku tidak tahan. Kau harus lihat ekspresi wajahmu. Hahahaha sangat jelek"ejek dylan.

Kuputar bola mataku dan mendengus sebal.

Dasar dylan. Kucipratkan air ke wajahnya dan dylan nampak terkejut tapi taklama sebuah senyum jahil terukir di bibir tipisnya.
.
.
.
.
.

Jadilah kami bermain basah basahan di tengah danau.

Vote vote comment please. So sorry for typos.

PSYCHOPATH DIARY MAYBE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang