Part 10: JOINING

92 6 3
                                    

Chap ini qu dedikasikan buat Rachmanov, buat memenuhi keinginannya membalas Daniel..., hahaha

Aku sadar aku tak akan lagi bisa bertahan lebih lama mendengarkan setiap suara pikiran bocah itu. Dia terus menebak-nebak hingga kesimpulan akhir yang tersirat dalam otaknya membuatku terbelalak.

"kau tak bisa menuduh mereka begitu saja jika kau tak punya bukti Daniel!," ucap Jeffry sedikit keras, tapi anaknya semakin kesal.

"tapi apa penjelasan yang tepat untuk penglihatan pembunuhan itu ayah?!, kemungkinan hanya dua, dia ada disana karena paksaan atau karena keinginannya sendiri!, ...kau..., jelaskan semuanya!, kau pasti punya kekuatan khusus bukan?!, hipnokinesis user?, Illusionary kinesis? (memanipulasi fikiran dan indra Seperti menipu penglihatan seseorang), tidak-tidak..., bagaimana bisa aku membaca informasi dengan menyentuhmu?!, ah..., mungkin saja kau... Power-,"

"KITA PERGI," ucapku memotong secepat mungkin dengan jantung berdebar mendengar tebakan-tebakannya. Segera menyambar lengan Nusa dan mengisyaratkan Anna untuk ikut berdiri. Keduanya jelas bingung bahkan Nusa mulai berpikir tidak-tidak membayangkan bagaimana aku akan memukulnya nanti. Hell, aku tak akan pernah melakukannya, tidak untuk menambah rasa sakit Nusa. Dengan cepat aku meletakkan kartu namaku di atas meja, kemudian menatap Jeffry yang terpana bingung.

"hari ini aku mundur sir..., hubungi aku jika kalian memutuskan percaya padaku dan kita bisa mencari tahu kasus ini bersama-sama...," ucapku dengan nada rendah. Saat akan berbalik dan menyeret Nusa bersamaku, Bocah sialan itu malah menarik Nusa kasar, ck!!, dia benar-benar cari masalah denganku!

"tak akan kubiarkan kabur sebelum kau jelaskan!," bentaknya pada Nusa yang kini terlihat kesakitan karena lengannya yang dicengkram kuat. Tak berkata apa-apa lagi...

BUKH!! Brakk!

Dengan sukses dan puas aku mendaratkan pukulan terbaikku..., membuatnya jatuh menabrak meja di balakangnya membuat Jeffry terbelalak kaget. Daniel mengeram kesakitan sambil menutup hidungnya yang patah dan berdarah banyak. Ayahnya segera membantu bocah itu berdiri. Great...

"Jangan pernah sentuh adikku lagi..., aku akan tahu..., dan aku akan mencarimu dan membalasnya ribuan kali lipat...," ucapku dengan nada rendah, mencoba menahan diri dari perasaan lega dan muak secara bersamaan. Tak lagi peduli pada ayah anak itu, kami keluar dari restauran. Semua pengunjung menatapi kami dan suara pikiran mereka berdengung bising, tapi tak ada yang bisa menghentikan dan meragukanku.

"you are sooo damn coool....," itulah komentar pertama dari Anna yang kuterima setelah kami semua duduk di dalam mobilku.

"you broke his fucking nose...," lanjut Nusa tak berminat seraya menatap keluar jendela di jok belakang.

"stop cursing !, dan Nusa..., kau pindah besok...," ucapku dengan keputusan final.

"no, aku g mau pindah...," balas Nusa bahkan sebelum mikir, membuatku makin marah.

"ada para pemburu itu disana!, kau tak aman!, kau mau semua tahu keadaanmu?!, kau mau terus disudutkan dan dilukai?! HAH?!," bentakku kasar membuat Anna segera mengelus bahuku berusaha menenangkan, tapi ia lebih memilih diam saat aku dan Nusa sedang melakukan 'diskusi' seperti ini.

"aku bisa jaga diri!, apa yang membahayakanku hingga aku tak aman disana?!!, aku memang mengacau hari ini!, tapi apa salahnya jika ternyata Daniel juga punya kekuatan seperti kita?, apa sebenarnya para pemburu ini kak? Kalau kau tak menjelaskan jangan memintaku menurut" ucap Nusa membuatku menghela nafas berat, apa lagi aku menangkap pikirannya yang mencurigai aku menyembunyikan sesuatu darinya.

"try me..., kita lihat apa kau bisa meyakinkan aku sekolahmu itu adalah masalah yang bisa kau hadapi," ucapku akhirnya, menahan geraman frunstasi hingga aku merasakan tubuh Anna menempel pada lenganku. Mulai memeluk lenganku dan menatapku khawatir. Syukurlah aku tipe yang bisa tetap fokus mengemudi walau teralih godaan begini. Tapi membaca bisikan pikirannya yang penuh dengan kata penyemangat dan dukungan membuatku tersenyum manis pada istriku itu.

BIAS INGATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang