Part 20: LOYALTY

51 5 4
                                    

Menunggu itu membosankan, apalagi makin lama aku bisa merasakan empati, kesedihan, semua perasaan kasihan sepertinya menghilang dariku. Pemandangan saat Jack membedah Daisy sama sekali tak mempengaruhi perasaanku. Hanya saja semakin lama, perasaan Nusa semakin mendominasi ruang kesadaran 'kami'. Kau tahu..., seakan aku ada dalam ruangan yang menghimpit penuh dengan kemarahan.

"i need to help..., need to...," bisik hati Nusa yang ikut menggema di telingaku. Nusa menarik kembali perasaan marah yang telah ia buang padaku, perasaan ingin membunuh yang jelas saja itu sudah menjadi bagian dari diriku. saat ini aku bisa merasakan semua emosinya, meningkatkan andrenalin dan detak jantungku siap untuk meledak kapan saja. Hingga akhirnya dia masuk dengan wajah pucat kelelahan, menarikku dan melemparku keluar..., ya..., dalam keadaan psikologis penuh amarah dan dendam membuatku melakukan sesuatu yang menjadi keinginan Nusa begitu saja.

Sepertinya Nusa membayangkan untuk mencekik mati Jack. Jadi dengan mudahnya itu terlaksana saat aku sudah di arena sekarang. Keinginan Nusa meledak dalam kepalaku, mendorongku menggunakan kekuatanku, mencuri ingatan Dave dan mengarahkannya tepat pada Jack...

Brukk!, terdengar tubuh Dave jatuh di belakangku, jelas saja tarikan paksa yang ia terima membuat ia shock dan well..., dia pingsan. mediumship seperti wadah tapi juga bertindak layaknya magnet. sekarang sepertinya aku bisa menggunakan sebagai magnet menarik potongan sebuah ingatan. berkat keinginan besar Nusa untuk membunuh. Aku sendiri masih dengan kepala yang penuh dengan emosi terus saja berdenyut menyakitkan. Dengan lega aku menarik nafas walau hidungku tersumbat saat itu. lucky me..., i am officially free...

"akhirnya aku bebas...," ucapku dengan suara serak nyaris tak terdengar. Menatap Jack dengan senyum tenang. Kemudian aku tersadar dengan keadaan. heck..., aku benar-benar berantakan sekarang, dengan ingus dan air mata meleleh di wajahku, tangan yang perih karena luka koyak akibat Nusa terus-terusan berontak...

"Dimitri!, lepaskan aku," perintahku dengan suara masih serak, Nusa benar-benar menggunakan suara kami sampai batasan. Seperti bisa memahami situasi, Dimitri melangkah pasti dan berdiri di depanku. Menatapku sekilas kemudian mulai membuka belenggu di tangan dan kakiku. Dengan pasti membantuku berdiri tapi dia sama sekali tak bersuara.

"kh...ukh!!," oh... hampir lupa!, Jack masih dengan kebingungan mencoba melepaskan sesuatu yang menyelubungi kepalanya. Ya..., sekat Dave aku pasang disana, memblokir setiap udara dari gapaian nafasnya. Jack kemudian menatapku dengan tatapan horor, ya..., aku mulai menyayat dagingnya, perlahan dilehernya muncul segaris darah. Dengan tenang aku tersenyum padanya, hingga Jack dengan sengsara segera menjatuhkan tubuhnya meraih kedua kakiku dan memeluknya, menciuminya, hahahaha... see... akhirnya dia tahu perasaan korbannya saat memohon nyawa mereka. Sebenarnya aku tak peduli semiserable apapun dia saat ini. Tapi dengan penasaran aku mengintip masa depannya...

"uhuk!!, uhuk!, hah...hah... thanks!, thank u King!," akhirnya Jack bisa menarik nafasnya kembali. Kenapa?, well..., bukan karena kasihan atau empati, aku lebih memilih loyalitas sebagai jaminan sebuah hubungan. Tak lagi peduli pada Jack, aku melangkah pasti menuju pintu keluar, diikuti Dimitri yang lagi-lagi sepertinya tak berniat memulai pembicaraan. Di balik pintu ada dokter wanita itu, sepertinya dia sudah mengungsikan bayi itu jauh-jauh. dia sekilas terlihat kaget dengan kehadiran kami, tapi entah apa yang dikodekan Dimitri, dokter itu hanya menganguk sekilas kemudian masuk ke ruangan yang kami tinggalkan itu.

Hal pertama yang aku lakukan saat sudah sampai di kamar adalah membasuh wajahku, kemudian menatapi cermin seraya meringgis frunstasi. Damn..., Nusa menghancurkan tubuh kami. Rambutku dipenuhi uban dan kini panjangnya sudah melebihi bahu. Mata bengkak yang menghitam, wajah pucat dengan kulit kusam, rusuk yang mulai terlihat karena Nusa mengalami anorexia. I look Horrible!

BIAS INGATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang