Part 16: Jack's Turn

70 6 6
                                    


Hello..., berhubung terlanjur ngebuat 8 bulan kemudian versi Bangsa, jadinya 8 bulan waktu Nusa terlompati, makanya 3 bab aq buat untuk nyeritain gimana keadaan Nusa 8 bulan yang kopong itu..., fiuh..., susah kalau naskah di otak terus terjadi perombakan yang terkadang beda 360 derajat =.=, well g perlu dipikirin, biar aku aja yang pusing nyusunnya, itulah tugas author y kan guys gals? hoho, enjoy then ...


Dimitri kembali menjalankan tugas pemburuan. Selama seminggu menjalani latihannya, Nusa mulai bisa mempertahankan fokus dirinya hingga 2 jam lebih, kemudian seperti biasa ia akan kembali mengejang dirasuki hingga 6 jam kemudian. Beberapa minggu kemudian Nusa tak lagi menggelepar parah, sepertinya mulai terbiasa pada rasa sakitnya. Karena itulah Dimitri harus terbang hingga 3 jam demi mencari korban untuk Jack. berkeliaran hingga lebih dari 7 kota agar mereka tak terlacak. Dimitri benar-benar harus bergerak ekstra hati-hati untuk keberhasilan rencana mereka.

D'Black Pearl memang mulai bergerak cepat sejak sang Mediumship user di temukan, mereka langsung merekrut anggota besar-besaran. Mengawasi pergerakan D'Pearl agar tak menghalangi. Dimitri sama sekali tak perlu memusingkan hal-hal yang bukan urusannya. Ia memang mendapat misi khusus membangkitkan King karena ia psikis user type. Hanya saja ia berharap bisa merambah ke fisik atau elemental user type, keinginan terbesarnya sejak kecil.

"semua sudah siap, kau bisa membawanya sekarang...," ucap dr.B pada Dimitri, Dave yang saat itu masih membantu Nusa memakai bajunya melirik Dimitri tajam. Dave tak tega melihat bagaimana Nusa menggigil ketakutan saat ia akan dihadapkan pada 'kematian'. Hanya saja ia tahu perintah Neo mutlak. Walau sudah sebulan lebih, Nusa sama sekali tak terbiasa. Masih tak mampu mempertahankan fokus dan kontrolnya lebih lama apa lagi harus berjam-jam di kelilingi ingatan-ingatan mengerikan itu.

"its not real... not real...," bisik Nusa dengan wajah yang tersembunyi di antara lengan dan lututnya.

"hanya..., hanya sebentar lagi..., kakak..., kakak pasti datang...,"

"no...no..., ia pasti datang...uh...,"

"eh..., wrong!, he won't and never hate me... no!,"

Dimitri mencengkram lengan Nusa kemudian mulai menyeretnya, tak peduli pada setiap bisikan Nusa yang seakan menjawab 'sugesti'nya. Ya..., Dimitri selalu akan membisikkan sugesti penghancur mental saat Nusa tidur. Itu adalah salah satu tugasnya. minggu pertama Nusa jatuh sakit, hampir setiap hari histeris dan tak memakan apapun, namun dr. B menanganinya dengan baik. Menyuntiknya dengan zat yang dibutuhkan tubuhnya, mencecokinya dengan berbagai obat bahkan pernah memaksa sebuah selang makanan melewati tenggorokan Nusa.

Di lain pihak Dave berfungsi sebagai penghibur?, Dimitri tak begitu yakin, anak itu cukup berubah sejak misi mereka berjalan, awalnya ia sangat antusias, tapi semakin lama wajahnya semakin kusut mendapati Nusa meringkuk ketakutan di sudut kamar mandi di setiap harinya. Ia akan selalu menemani Nusa untuk menghindari hal-hal tak di inginkan seperti bunuh diri?, atau meyakinkannya agar mau makan?, menyiapkan kebutuhannya?, well kurang lebih Dave itu pengasuh Nusa saat ini.

Menelusuri hall panjang, beberapa kali Nusa hampir jatuh namun Dave dan Dimitri akan mengamitnya erat. Dengan cepat mereka membawa Nusa ke ruangan khusus milik Jack di lantai bawah tanah. Aroma anyir menyeruak di udara saat lift yang mereka tumpangi terbuka. Ruang yang cukup luas itu di penuhi alat-alat aneh yang terlihat mengerikan. Ada beberapa rantai panjang yang mengantung rendah di langit-langit. Ada kolam dalam tapi kecil ditengah ruangan. suasana suram dari noda merah darah mengering di lantai dan dinding memenuhi pemandangan mereka. Nusa segera di dudukkan ke sebuah kursi tepat di tengah ruangan di dekat kolam.

"ple...please..., don't..., hiks...," Nusa mulai terisak saat fokusnya telah kembali. Dengan tatapan memohon mengarah pada Dave yang ia tahu kunci dari penderitaanya. Ia hanya berpikir ia akan kembali di siksa dengan ingatan-ingatan mengerikan itu. ia bahkan mulai menunggu tidak sabar kunjungan dari pria bernama Neo itu. beberapa kali Nusa bisa bebas dari latihannya saat Neo datang dan itu adalah saat yang paling melegakan dalam hidupnya. Nusa hanya di minta meramal pergerakan pasar saham dan ekonomi, untuk itu ia bisa terbebas dari siksaannya selama sehari.

"don't worry King..., its okay..., maybe for a couple hours later...," ucap Dave ragu, Dimitri hanya mendengus malas, mulai mendekati Nusa yang terlihat takut dan pucat, sama sekali tak bisa mengontrol air matanya yang terus meleleh di pipi pucatnya. Thanks to dr.B dan obat-obatannya, Nusa tak terlihat hanya dengan tulang dan kulit saja mengingat stress dan tekanan yang ia hadapi. Hanya saja Dimitri bisa melihat perubahan warna pada rambut hitam Nusa. Perlahan rambutnya memutih satu persatu. Dimitri mulai bergerak dengan mengikat kuat Kedua tangannya begitu pula kakinya.

"jangan salahkan kami..., ini masalahmu. Andai saja kau bisa menggunakan kekuatanmu dengan baik, kau tak perlu melalui semua ini. You not worth it..., kau tak dibutuhkan, kekuatanmu sia-sia, kau hanya beban..., bahkan tak akan ada yang merasa kurang saat kau menghilang..., just a disgusting child," desis Dimitri tajam, memastikan setiap kata merasuki Nusa. Kemampuan manusia terkadang mencengangkan, saat mereka selalu dihina, di rendahkan, dengan sendirinya ia akan merasa seluruh dunia menghinanya, menerimanya dan ia akan merasa ia memang hina dan rendah. Sebaliknya, semakin terbiasa di puji, maka manusia akan menganggap dirinya sebagai orang yang hebat dan berharga, tak heran menjadi narcis.

"eh..., hahaha..., yea..., aku tak berguna..., then just kill me already..., bunuh aku..., aku tak tahan..., u..., hiks... please...," tangis Nusa setelah tawanya. Ekspresinya semakin aneh, namun pada akhirnya ia kembali menangis hancur. Dimitri menghela nafas, ia harus sabar. Ini akan berlangsung lama. Sugesti tak akan tertanam hanya dalam waktu singkat. Dimitri akhirnya menghisap rokoknya kembali, sedang Dave terus mengusap-usap kepala Nusa penuh perhatian, entah mengapa anak itu semakin terikat pada Nusa. Beberapa saat kemudian dr.B masuk ke dalam ruangan bersama Jack.

"halloa!!, finally its my turn!, aku mulai gatal untuk kembali berkarya..., kali ini bahkan bisa mendemostrasikannya di depan banyak orang..., hahaha...," tawa Jack dengan ekspresi senang. Ia memakai suit mewah seakan sengaja dipersiapkan untuk hari ini. Rambut coklatnya disisir klimis ke belakang. Rapi dan cukup tampan untuk seorang psikopat. Nusa menatap Jack horor, demonstrasi katanya?

"berapa lama?," tanya dr.B agak terganggu sebenarnya, ia sedang memeriksa Nusa, melihat fokus matanya dan menatap jam tangannya sambil mendengar detak jantung Nusa. dr.B tak pernah butuh stetoskop, ia punya telinga dan mata layaknya scanner, dengan mudah wanita itu bisa melihat isi tubuh orang seakan melihat boneka biologi yang tersusun dari organ dalam. Ia bisa mendengar desir darah dan detak jantung dengan mudah. baik hewan atau manusia. Ia bisa menemukan keanehan setiap organ jika ia mau hanya dengan mata telanjang. Karena itulah ia dengan mudah bisa membuat tubuh Nusa dalam keadaan fit.

"hehehe..., of course it will take a long time. Maybe a day..., a day and a half, or it possible getting to three days?, jika kalian ingin melihat seni penyiksaan sebelum aku bunuh para domba korban itu...," ucap Jack dengan tatapan senang dan sadis. dr. B menaikkan sebelah alis tipisnya, menggeleng seraya menyiapkan alat yang diperlukan Nusa.

"ia bisa menarik arwah..., uh..., ingatan...?, sesuai dengan dendam dan level sakit yang di dapat para korban. Makin hancur mental mereka dan semakin sakit cara matinya, ingatan kematian mereka akan semakin kuat dan terkoneksi lebih lama pada King," ucap dr. B menjelaskan, ia mendapatkan kesimpulan itu karena terus memantau kinerja tubuh Nusa saat masa pelatihan. Nusa akan mengejang lebih lama di saat tertentu, dan Dave akan selalu mengatakan asap lebih pekat sedang menyerang Nusa saat itu.

"bravo!, then i will do it ALL... OUT...," tegas Jack seraya menepuk pipi Nusa yang hanya bisa terdiam dengan bibir bergetar, ia menggigil tak terkontrol tahu hal buruk akan terjadi.

"aku akan pergi kalau begitu. tak butuh seni gilamu itu. Dimitri..., kau tinggal dan gunakan ini jika ia mulai hyperventilasi. Dave... kau tak berguna sekarang, jadi pergi lah, segelmu akan di lepas mungkin dalam beberapa jam atau beberapa hari lagi. Tak perlu menunggu di sini," ucap dr. B tegas, menunjukkan kinerja masker oksigen pada Dimitri sebelum mulai berbalik menuju pintu lift, namun ia sempat berpaling menunggu Dave agar segera mengikutinya. Dave awalnya ragu, namun Dimitri mendorong Dave agar menjauh. Anak itu akhirnya mengekori dr. B dan menghilang di balik pintu lift. Jack terus terkekeh, bahagia dan tak sabar ingin bermain, berkarya dengan sekitar 28 orang korban yang di temukan Dimitri...

###

BIAS INGATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang