Chapter 2

216 12 0
                                    

"Take Care sweetie." Ny. Choi mengentikan laju mobil. "Ne." Hye Hoon mengangguk kecil.

Hye Hoon keluar dari mobil setelah pamit dengan eommanya, memasuki gerbang sekolah, lalu berjalan menuju ruang guru.

"Oh! Kamu pasti Choi Hye Hoon" Seorang guru menyapa Hye Hoon sambil membawa dokumen-dokumen di tangannya. Iya, saya Hye Hoon. Hye Hoon membungkukkan badan. Maaf seonsaengnim, apa ada yang bisa saya bantu? Sepertinya seonsaengnim sedikit kesusahan membawa dokumen-dokumen itu. Hye Hoon diam sejenak melihat dokumen yang dibawa sang guru. Ah, maaf, bukan saya ingin ikut campur urusan anda atau bagaimana..

Sang guru tersenyum. Niat kamu baik sekali, Hye Hoon. Mungkin kamu bisa membantuku membukakan pintu ruang guru. Sang guru menunjuk pintu ruang guru dengan kaki kanannya. Tentu! Hye Hoon membukakan pintu ruang guru, lalu mempersilahkan sang guru untuk masuk. "Terima kasih, tolong tunggu sebentar, ya. " Sang guru tersenyum ramah. "Baik, saya akan tunggu diluar, seonsaengnim." Hye Hoon mengangguk.

Hye Hoon menutup pintu ruang guru untuk menunggu guru itu. Hye Hoon hendak berjalan menghampiri mading di sebelah pintu ruang guru. Tidak sengaja, dia menabrak seseorang

BRUK!!

"Maafkan saya!" Siswi itu membungkuk untuk mengambil buku-bukunya yang jatuh,dengan cepat, Hye Hoon juga membungkuk, membantunya mengambil buku-buku itu.

"Terima kasih. Siswi itu membungkukkan badannya singkat, um? aku belum pernah melihatmu disini, apakah kamu murid baru?" Hye Hoon hanya menjawab dengan anggukan pelan.

Siswi itu mengembangkan senyum. "Semoga kamu senang bersekolah disini, aku Park Eun Mi. Eun Mi menjulurkan tangannya. Aku Choi Hye Hoon, senang bisa berkenalan denganmu." Hye Hoon menyahut jabatan tangan Eun Mi.

KRING!! Bel yang menandakan sudah masuk jam pelajaran berbunyi.

"Oh! Aku harus masuk kelas, sampai ketemu!" Eun Mi tersenyum ramah dan dijawab juga senyuman Hye Hoon sambil melambaikan tangan pelan.

"Hye Hoon, mari saya antar ke kelas kamu." Sang guru sudah ada di sebelahku sambil membawa perlatan menulis untuk mengajar. "Baik." Aku mengangguk setuju pada guru itu.

Him? or Him?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang