"Jika kamu cari appa, appa ada di ruang kerjanya." Hye Hoon yang sedari tadi terlihat celingak-celinguk, menghentikan gerakannya setelah mendengar ucapan kakaknya.
"Sun Min eonnie, kalau boleh tau, pekerjaan eonnie apa?" Eun Mi memutar-mutar pelan garpunya diatas piring.
"Designer." Sun Min ikut duduk dan menyantap masakannya. "Dulu, eomma punya butik yang cukup terkenal. Kurasa karena kesibukan eomma, butiknya jadi kurang terurus. Akhirnya aku berniat untuk meneruskan butik eomma saat besar nanti. Nah, sekarang saat sudah lulus kuliah, aku meneruskan butik eomma. Maaf karena akhir-akhir ini aku telat jemput, itulah alasannya."
"Apa menjadi designer itu cita-cita eonnie?" Woo Mi memajukan kursinya.
"Tidak terlalu. Mau bagaimana pun juga, aku pasti akan menjadi penerus perusahaan appa. Tapi karena belum saatnya, jadi aku lebih baik menjadi penerus butik eomma." Sun Min tersenyum.
"Kalian pasti bertanya-tanya soal pekerjaan eomma dan appa kan?" Sun Min menopang dagu. Eun Mi dan Woo Mi saling lihat-lihat dan mengangguk dengan ragu.
"Haha, tidak perlu ragu-ragu gitu. Baik, akan kukasih tahu. Perusahaan appa termasuk dalam 10 besar di Korea. Jadi, appa lebih sering ke luar negeri, ya tapi tentunya tidak sesering itu. Sedangkan eomma, punya beberapa perusahaan kecil di berbagai kota. Makanya eomma lebih sering pindah-pindah keluar kota. Aku sudah remaja, jadi kalau misal aku di Seoul, eomma tidak begitu khawatir. Aku sudah bisa berfikir dewasa. Sedangkan Hye Hoon, masih kecil, ya mungkin sudah bisa berfikir dewasa, tapi tetap saja, mostly pikirannya masih anak-anak. Makanya, eomma suka mengajak Hye Hoon, jadi Hye Hoon suka pindah-pindah sekolah."
"Aah~ begitu.. maaf, kurasa kita bertanya terlalu banyak." Eun Mi membenarkan posisi duduknya. "No prob. Aku malah senang. Menurutku, eomma dan appa itu sudah sukses, merekalah panutanku. Kenapa aku senang kalau ada yang bertanya seperti kalian tadi? Soalnya, kebanyakan orang-orang yang suka bertanya tentang bisnis orang yang sudah sukses, dia juga akan ikut sukses kedepannya."
"Ah, seharusnya tadi aku ikut nanya." Minwoo mencibir. Semua tertawa kecil melihat tingkah Minwoo.
"Tapi aku yakin, kalian semua akan sukses kedepannya. Suatu saat nanti, kalian akan mendapatkan apa yang kalian inginkan." Sun Min tersenyum ceria. "Fighting!" Semua mengangguk semangat, membalas semangat-an dari Sun Min.
Berbicara tentang sukses.. apa cita-citaku? Aku jadi teringat ucapan eomma tadi pagi.. Dimana bidang yang benar-benar sesuai dengan minatku? Tunggu, minat? Apa aku benar-benar tau apa minatku?
"Hye~ Hoon~" Lambaian tangan terlihat sedikit samar didepan mata Hye Hoon. "E-eh? Ya? Apa?" Hye Hoon mengedipkan matanya beberapa kali.
"Mikiran apa? Apa kamu mendengar pertanyaanku?" Woo Mi menurunkan tangannya.
"Apa? Pertanyaan apa?" Hye Hoon meletakkan sendok dan garpu yang ia pegang diatas piringnya, membentuk huruf X.
"Biar kuulang, apa cita-citamu?"
"Ci-..Cita-citaku? Aku.. belum tau cita-citaku apa." Aku menundukkan kepalaku sedikit.
"Umm kalau gitu, minatmu di bidang apa?" Eun Mi ikut bertanya.
"Minatku? Bahkan aku juga kurang tau minatku yang sebenarnya ada dimana." Hye Hoon menghela nafas. "Padahal sebentar lagi kelas 3, lalu kuliah."
"Semoga kamu cepat mengetahuinya, Hoonnie.. entah apa yang ku-khawatirkan.. tapi aku khawatir." Woo Mi menepuk pundah Hye Hoon. "Aku juga." Eun Mi memajukan tempat duduknya, memiringkan kepalanya dan melihat Hye Hoon. Hye Hoon tersenyum. "Ne, Fighting!" Hye Hoon mengepalkan tangannya dan menunjukkannya pada Woo Mi dan Eun Mi.
"Aku sudah selesai. Aku ke kamar mandi dulu ya." Hye Hoon hendak berdiri sambil membawa piringnya.
"Taruh aja piringnya, nanti eonnie yang bereskan." Hye Hoon mengangguk mendengar kata Eonnie-nya.
Hye Hoon hanya mencuci tangan di kamar mandi. Padahal kalau cuma cuci tangan dia bisa di dapur tadi. Entah apa yang ada di benak Hye Hoon, dia memilih untuk ke kamar mandi.
🎶🎶🎶
Lagu itu... Hye Hoon menoleh kearah nada itu datang. Membuka pintu kamar mandi, berjalan perlahan kearah suara itu.
Bukankah ini ruang kerja appa?
Kriet. Hye Hoon membuka pintu lama yang terbuat dari kayu. Rumah Hye Hoon di Seoul adalah rumah kakeknya, tapi telah di-renovasi.
Hye Hoon melihat dari sela-sela pintu.
"Oh, Hye Hoon?"
Hye Hoon membuka lebar pintu lama yang terbuat dari kayu itu.
"Pendengaranmu tajam ya,"
"Kebetulan aku memang lagi ke kamar mandi, appa."
Tn. Choi tertawa. "Waktu berjalan dengan cepat ya," Hye Hoon mengangguk pelan. "Appa yang main gitar, kamu yang nyanyi. Mau?" Hye Hoon tersenyum dan mengangguk, ikut duduk di sebelah Tn. Choi.
Hye Hoon membuka mulutnya, mulai bernyanyi. Tn. Choi mulai memetik senar-senar gitar setelah mengetahui lagu apa yang dinyanyikan anak keduanya.
Hye Hoon membalik-balikan kertas-kertas yang ada di file lagu ayahnya.
"Apa kamu dihipnotis kakakmu?"
"Eh??" Hye Hoon menatap ayahnya dengan penuh kebingungan.
"Eomma cerita, katanya kakakmu itu suka nyanyiin lagu yang barusan kamu nyanyikan." Tn. Choi tertawa.
"Be-benarkah?" Hye Hoon ikut tertawa. "Hye Hoon-ah, appa boleh bertanya?" Tn. Choi menaruh gitarnya di tempat asal. Hye Hoon mengangguk. "Kalau appa boleh tau, apa mimpimu?"
"Mimpi? Maksud appa seperri cita-cita?" Hye Hoon menutup file lagu ayahnya. "Ya, seperti impianmu. Tapi impian bukan berarti seperti nanti besar kamu ingin jadi dokter atau pekerjaan yang lain. Yang appa maksud, impian seperti mungkin kamu ingin mendapatkan suatu barang atau mungkin semacamnya?"
Hye Hoon terdiam sejenak. Lalu menggelengkan kepalanya. "Kurasa belum ada appa, dari dulu aku hanya memikirkan nilai, sepertinya."
"Begitukah? Hmm kalau begitu, apa masa remaja yang sedang kamu alami saat ini? Mungkin ada lelaki yang kamu sukai atau bagaimana?"
"A-hahah? Kenapa appa tiba-tiba menanyakan hal seperti itu?" Hye Hoon mulai merasa wajahnya sedikit memanas.
"Tidak apa-apa kok, appa hanya penasaran. Wajarkan jika orang tua ingin mengetahui perkembangan anaknya?" Tn. Choi tersenyum ramah, seperti biasanya.
"Yah.. memang benar.." Hye Hoon ikut tersenyum.
"Entahlah appa, kurasa..."
SAMPAI JUMPA DI CHAPTER BERIKUTNYAAAA!!! ヽ('▽`)/
KAMU SEDANG MEMBACA
Him? or Him?
Fanfiction"Pilih aku! Aku akan selalu bersamamu" -Minwoo "Jangan pilih Minwoo! Pilihlah aku, yang pasti akan menjagamu!" -Kwangmin "Yang sudah pasti, aku akan menjagamu, selalu bersamamu dan membahagiakanmu. Pilihlah aku" -Youngmin