Bruk.
"Ma..af?" Hye Hoon segera mendongak karena orang yang ditabraknya lebih tinggi darinya.
"Bersyukurlah karena yang ditabrak aku." Youngmin tersenyum.
"Apa maksudmu?!" Hye Hoon menunjukkan wajah jengkelnya.
Youngmin tertawa. "Sebentar lagi bukannya bel? Kenapa disini?"
"Yah.. Ada sedikit kejadian, jadi aku mengajari Woo Mi di perpustakaan. Oppa juga seharusnya di kelas, kan?"
"Yah.. Cari pemandangan lain saja... Eh, kamu memangnya sepintar itu? Atau memang Woo Mi yang terlalu..."
"Ya, aku tau yang pintar~"
Youngmin tertawa, lalu mengacak-acak rambut Hye Hoon. "Bercanda, good luck." Lalu segera melangkahkan kaki berlawanan arah dengan Hye Hoon.
"Tadi bilang apa? Kurang keras." Hye Hoon menunjukkan gigi-giginya.
"Kamu bodoh." Youngmin masih melangkahkan kakinya.
Hye Hoon hanya tersenyum melihat tingkah Youngmin yang kekanakan itu. Hye Hoon mengambil beberapa buku. Setelah itu kembali bergabung dengan kedua temannya.
"Jadi cuma seperti itu?"
Eun Mi mencubit pipi Woo Mi. "Tadi siapa yang kesusahan dan lihat sekarang, bilang ini cuma seperti ini?!"
"Yak! Yak! Yak!" Woo Mi memukul-mukul kecil tangan Eun Mi berusaha melepaskan cubitannya.
Hye Hoon cuma bisa tertawa melihat kelakuan kedua temannya.
KRINGG!!
"Sudah bel, kita harus ke kelas." Hye Hoon beranjak lebih dulu.
"Kalau sampai nanti tidak bisa juga, awas saja." Eun Mi menunjukkan kepalan tangannya.
Woo Mi menunjukkan cengirnya.
~•~
Woo Mi sedari tadi tersenyum terus.
Eun Mi menyikut Hye Hoon pelan. "Kamu punya nomor telepon rumah sakit jiwa? Sebaiknya kita segera telepon mereka." Eun Mi menunjuk Woo Mi dengan dagunya.
"Teman lagi senang bukannya ikut senang malah telepon rumah sakit jiwa!?" Woo Mi tiba-tiba menghadap kebelakang, tepatnya menghadap pada Hye Hoon dan Eun Mi.
Dan tiba-tiba saja Woo Mi tersenyum lebar lalu membentangkan kedua lengannya. "Ayo peluk dulu, aku ingin sekali memeluk kalian."
"Percayalah padaku Hoonnie, telepon mereka sekarang."
"Yak!" Woo Mi mengejar Eun Mi dan terjadilah pemandangan kucing dengan tikus.
"Apa kabar Hoon-chan?" Hye Hoon kenal suara itu, Minwoo memeluknya dari belakang.
"Ah, halo Minwoo-ah." Hye Hoon melepas pelukan Minwoo secara perlahan.
"Bagaimana kabarmu hari ini?"
Pertanyaan seperti kakak (imut) yang sangat mengkhawatirkan adik kecilnya. "Baik, tidak perlu khawatir."
Minwoo sempat terdiam. "Haish sungguh, kenapa datar sekali?" Kali ini Minwoo menggunakan nada biasanya. "Kamu dijemput noona?"
Hye Hoon mengangguk. "Mm! Seperti biasa, mau ikut?"
"Ah.. Hari ini tidak bisa." Minwoo menggeleng pelan. "Okay." Hye Hoon menunjukkan huruf O dengan jari telunjuk dan ibu jarinya.
Handphone Hye Hoon tiba-tiba berdering.
"Oh, eonnie!" Sapa Hye Hoon pada lawan bicaranya dibalik handphonenya.
"Teman-temanmu jadi ikut? Aku sudah di depan gerbang."
"Aku belum coba tanyakan lagi. Kalau gitu aku akan segera menyusul, eonnie."
"Baik." Eonnie memutuskan sambungan telepon lebih dulu.
"Kalian berdua jadi pulang denganku? Ayolah~"
Eun Mi dan Woo Mi yang tadinya saling kejar-kejaran, sekarang sibuk dengan tas masing-masing.
"Aku bukan angin~!!" Hye Hoon melambai-lambaikan tangannya.
Suasana kembali hening seketika. "Astaga! Kalian kenapa tidak memberi jawaban?! Ayolah pulang denganku~!"
"Seingin itukah?" Eun Mi kali ini merespon. Hye Hoon dengan polosnya mengangguk. "Hadiahnya aku traktir, deh!"
"Hupla! Aku ikut!" Woo Mi menyengir sambik merangkul Hye Hoon.
"Dasar anak satu ini, giliran ditraktir pasti ikut. Marahi saja dia, Hoonnie." Eun Mi berkacak pinggang.
"Aku memang ingin sekali makan-makan bareng dengan teman. Jadi, ayolah Eun Mi~"
Eun Mi tertawa. "Aku juga ikut kok, tadi cuma acting."
Hye Hoon tersenyum lalu merangkul Eun Mi. "Kajja!"
Woo Mi : kamu tidak melupakan sesuatu?
Eun Mi : hm? Apa?
Hye Hoon : Aku tidak melupakan apa-apa tuh
Minwoo : Dasar ㅠㅠ /ditinggal begitu saja/
KAMU SEDANG MEMBACA
Him? or Him?
Fanfiction"Pilih aku! Aku akan selalu bersamamu" -Minwoo "Jangan pilih Minwoo! Pilihlah aku, yang pasti akan menjagamu!" -Kwangmin "Yang sudah pasti, aku akan menjagamu, selalu bersamamu dan membahagiakanmu. Pilihlah aku" -Youngmin