Chapter 8

154 8 0
                                    

"Morning." Hye Hoon memasuki dapur dan mendapati ibu dan kakaknya. "Morning sweetie."

Hye Hoon melihat ibunya yang masih sibuk menyiapkan sarapan, Sun Min juga membantu.

Kami sarapan dengan tenang dan santai seperti layaknya sebuah keluarga, walaupun pagi ini belum ada sang ayah.

"Hye Hoon? Kamu melamun?" Sun Min melambai-lambaikan tangannya tepat di depan wajah Hye Hoon. Hye Hoon yang tersadar dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Tidak kok, eonnie."

Sun Min berdeham pasrah melihat adiknya. "Jangan melamun, cepat habiskan sarapanmu."

Tiba-tiba suasana di meja makan yang tenang dikejutkan dengan bunyi bel pintu.

"Aku yang bukakan pintu!" Hye Hoon segera melesat untuk membukakan pintu.

"Heyy~!" Sun Min melihat piring Hye Hoon dengan tatapan tidak menyangka, sarapan Hye Hoon telah habis.

Hye Hoon tertawa sendiri melihat kedua temannya itu dari sebuah monitor kecil di samping pintu.

"Aku merindukanmu, Hoonnie~!" Woo Mi memeluk Hye Hoon. "Hoonnie-ah, kamu sudah belajar?"

"Aku sudah review sedikit kemarin dengan Youngmin, Kwangmin dan Minwoo." Hye Hoon seperti biasa, menganggukkan kepalanya dengan tenang, tapi terlihat bersemangat.

"Wah, kita harus belajar bersama juga." Tentu saja Hye Hoon mengangguk setuju dengan usulan Woo Mi. "Woo Mi, jangan disembunyikan. Dia belum belajar, loh." Eun Mi mengatakannya dengan wajah tenang, tapi terlihat wajah iseng dibaliknya.

"Tidak apa-apa, aku mau belajar lagi nanti." Woo Mi terlihat senang. Sebenarnya, Woo Mi memang selalu terlihat senang. "Kalau boleh jujur, aku masih kurang mengerti, jadi mohon bantuannya, kalian berdua." Hye Hoon dan Eun Mi saling tatap, lalu menyetujui Woo Mi sambil tertawa.

"Hye Hoo-.. Oh! Kalian pasti teman Hye Hoon? Aku kakaknya Hye Hoon." Sun Min mendekat. "Eonnie, ini Woo Mi," Hye Hoon menunjuk Woo Mi, "dan ini Eun Mi." Hye Hoon menunjuk Eun Mi.

"Salam kenal, eonnie pasti Sun Min eonnie, ya?" Woo Mi dan Eun Mi membungkukkan badannya empat puluh lima derajat.

"Ah, jadi adikku sudah menceritakan tentangku, ya?" Sun Min mengatakannya dengan nada iseng. "Ya." Woo Mi mengatakannya dengan perasaan tanpa dosa dan rasa bersalah. "Hye Hoon bilang dia merindukan kakaknya." Begitu juga dengan Eun Mi.

Hye Hoon terlihat salah tingkah. Sudah daritadi Hye Hoon mencoba menghentikan kedua temannya, tapi sepertinya mereka berdua sengaja. "Wow." Sun Min tertawa, lalu mengacak-acak rambut adiknya. "Eonnie!" Hye Hoon mengeluh kesal karena rambutnya jadi berantakan.

Sun Min hanya tertawa melihatnya. "Oh, ayo masuk. Anggap rumah sendiri, kakak Hye Hoon juga kakak kalian." Sun Min menampilkan senyum ramahnya. "Aku ambil tas dulu." Hye Hoon berlari kecil.

"Kalian sudah sarapan? Mau sarapan dulu?" Sun Min menawarkan. "Terima kasih, eonnie, kami sudah sarapan." Eun Mi menolak tawaran Sun Min dengan halus.

"Kalau gitu, tunggu Hye Hoon sebentar, ya. Aku mau ke dapur dulu. Kalau ada perlu ke dapur saja, ya." Woo Mi dan Eun Mi mengangguk.

~•~

"Eonnie nanti ada acara?" Hye Hoon bertanya pada kakaknya yang sedang sibuk menyetir mobil.

"Aku mau bertemu teman lama." Hye Hoon mengangguk-angguk pelan. "Tapi eonnie yang jemput, kan?"

"Ya, tentu saja. Woo Mi dan Eun Mi mau bareng?" Sun Min melihat Woo Mi dan Eun Mi melalui cermin mobil yang berada di tengah. "Eh? Tidak usah, eonnie. Kakakku biasanya menjemput." Woo Mi melambaikan tangannya pelan. "Aku biasanya pulang sendiri, eonnie. Tidak apa-apa." Eun Mi menggeleng pelan. "Begitukah? Hmm, lain kali saja, ya?"

Suasana menjadi hening seketika. "Kalian sudah punya pacar?" Sun Min tiba-tiba memecah keheningan. "Astaga, eonnie!" Hye Hoon menatap kakaknya dengan tatapan tidak percaya. Sun Min tertawa. "Maaf, maaf.. Oh, kita sudah sampai. Belajar yang giat, ya!" Sun Min melambaikan tangannya.

"Terima kasih, eonnie." Satu per satu dari Hye Hoon, Woo Mi dan Eun Mi mengucapkam kalimat yang sama.

~•~

"Ini pernah terjadi, bahkan nyaris sering. Setiap melewati lorong sekolah, banyak siswa yang melihatku sambil berbisik-bisik dengan temannya. Kebanyakan dari mereka menatapku dengan tatapan tidak percaya."

"Annyeong." Seorang siswi yang sekelas dengan Hye Hoon menghampirinya tepat saat dia menaruh tas. "Annyeong." Hye Hoon menyapa balik.

"Aku belum mengenalkan diri sebelumnya. Aku Kwan Yeon Ji." Yeon Ji menunjuk dirinya. "Senang berkenalan denganmu, Yeon Ji. Aku Hye Hoon." Yeon Ji tertawa kecil. "Ya, aku sudah tahu. Oh, ya, kamu kenal Minwoo dan si kembar, ya?"

"Sungguh, kukira dia menghampiriku karena ingin berkenalan, tapi seperti dugaanku."

"Ya, sudah seperti saudara kandung." Hye Hoon menjawab dengan nada yang agak terpaksa. "Wah, begitu ter-.."

"Maaf menganggu, tapi Hye Hoon sudah berjanji denganku mau mengajarkanku." Woo Mi tiba-tiba memotong ucapan Yeon Ji. "Ah.. begitu, ya? Kalau begitu, maaf sudah ganggu, ya?"

"Wajah kecewa itu, aku sudah sering lihat."

"Lebih baik di perpustakaan saja." Eun Mi mengajak Hye Hoon dan Woo Mi untuk bergegas.

"Terima kasih." Woo Mi seperti biasa, bersemangat. Dia mengangguk dengan senyum cerianya pada Hye Hoon. "Lagi pula, kamu memang mau mengajariku, kan?" Hye Hoon balas dengan anggukan.

"Suatu saat kamu akan tahu tentangnya." Hye Hoon sadar, perkataan Eun Mi itu merujuk pada Yeon Ji.

"Aku tidak tahu masa lalunya. Tapi dari wajahnya, mudah di tebak." Hye Hoon melihat kakinya yang terus melangkah. "Aku juga tahu saat banyak siswa yang menatapku setiap aku berjalan di lorong."

"Yeon Ji pertama kali menyebutkan nama Minwoo, lalu tidak menyebut Youngmin dan Kwangmin dengan nama mereka. Yeon Ji suka Minwoo?" Woo Mi dan Eun Mi saling tatap setelah mendengar ucapan Hye Hoon.

"Dari sikapnya memang terlihat sekali dia suka Minwoo." Eun Mi merespon.

"Hampir setiap siswi yang dekat-dekat dengan Minwoo ditindas olehnya. Dia menindas dengan dengan wajah ramahnya. Tapi aku tidak." Woo Mi menampilkan wajahnya yang terlihat polos tapi bersemangat.

"Aku penasaran..." Hye Hoon tersenyum, hanya tersenyum kecil.

Him? or Him?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang