Chapter 20

71 2 2
                                    

Bel pulang akhirnya bernyanyi begitu juga dengan hujan yang deras

"Hujannya deras sekali" Eun Mi menatap hujan dari jendela kelas

"Kalian bisa pulang sendiri? Bareng aku aja ya" Ucap Hye Hoon

"Kalo gak bisa gak papa kok, Hoonnie-ah" Ucap Woo Mi

"Aku coba telpon, aku juga mau ke toilet dulu, nanti ketemu di depan pintu kelas ya" Hye Hoon mencari contact Sun Min di handphonenya dan menempelkan handphonenya di telinga sambil berjalan menuju toilet perempuan

"Eonnie" Ucap Hye Hoon saat sambungan tersambung

"Hujan ya? Deras sekali kan? Eonnie jemput ya, Eun Mi dan Woo Mi ikut juga aja" Ucap Sun Min

"Ne" Jawab Hye Hoon singkat

"Youngmin, Kwangmin dan Minwoo? Mereka bisa pulang sendiri?" Tanya Sun Min. Suaranya lumayan terdengar jelas oleh Hye Hoon walaupun ditengah keributan suara hujan

"Aku tidak tau, tadi aku tidak lihat motor mereka.." Jawab Hye Hoon

"Jinjja? Bagaimana kamu tau?" Sun Min bertanya kembali

"Aku suka bosan di kelas, jadi suka jalan keliling-keliling sekolah" Jawab Hye Hoon

"Eii dasar.. Kamu coba tanya mereka, nanti telpon Eonnie lagi. Eonnie sudah dalam perjalanan" Ucap Sun Min

"Sebentar lagi sampai?" Tanya Hye Hoon

"Aniyo, Eonnie baru jalan. Tenang kamu masih punya waktu" Jawab Sun Min

"Seperti mission aja-,- yaudahlah, sampai ketemu nanti Eonnie" Hye Hoon menutup sambungan telepon

Entah apa yang ada dipikiran Hye Hoon, Hye Hoon menghentikan langkahnya dan menatap handphone miliknya. Satu detik.. Dua detik.. Hye Hoon masih menatap handphone miliknya dengan pikiran kosong. Tiga detik.. Hye Hoon baru tersadar kalau daritadi dia sudah ada didepan pintu toilet siswi. Hye Hoon menggelengkan kepalanya, mencoba sadarkan diri. Setelah sepenuhnya sadar, Hye Hoon membuka pintu toilet siswi dan memasukinya.

Toilet siswi bersampingan dengan Ruang Musik. Keluar dari toilet, Hye Hoon tak sengaja melihat Ruang Musik. Sekitar lima detik Hye Hoon menatap Ruang Musik dari luar. Karena seperti ada rasa beban di pikirannya, Hye Hoon mulai melangkahkan kakinya pelan menuju depan pintu Ruang Musik. Menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan. Matanya tertuju pada sign diatas pintu yang bertuliskan 'Ruang Musik'. Mengangkat tangannya pelan dan memegang gagang pintu. Perlahan, Hye Hoon membuka pintu dengan gagang pintu yang ia pegang. Suara pintu terbuka terdengar dengan pelan.

Ruang Musik sangat sepi, tidak ada suara sedikit pun kecuali suara langkah Hye Hoon pelan yang mulai mendekati piano di Ruang Musik. Hye Hoon mengusap sedikit debu yang ada diatas piano. Hye Hoon menghembuskan nafas saat melihat kursi didepan tuts piano. Hye Hoon bahkan tidak tau lagi apa yang dipikirkannya. Yang ia hanya ingat saat ini adalah peristiwa tadi saat ketiga sahabat sedari kecilnya membawanya ke Ruang Musik dan menyuruh dirinya memainkan piano.

Kaki Hye Hoon melangkah begitu saja, mendekati kursi didepan tuts piano dan mendudukinya. Tangannya membuka penutup tuts piano. Setelah terbuka, jari telunjuk tangan kanan Hye Hoon mendarat pelan di salah satu tuts dan membunyikannya. Karena di ruang itu sepi, nada yang keluar dari salah satu tuts itu terdengar menyeluruhi ruang musik itu. Hye Hoon mulai menaruh seluruh jari-jari tangannya diatas tuts. Menarik nafas dan mengeluarkannya pelan. Hye Hoon membunyikan tuts-tuts itu secara asal tapi tidak sangat asal. Hye Hoon memegang kepalanya dengan tangan kanan, tangan kirinya masih ada diatas tuts.

Hye Hoon merasa beberapa ingatan yang sebelumnya belum pernah ia pikirkan menyerang pikirannya, itulah sebab Hye Hoon memegang kepalanya. Hye Hoon menatap kebawah, melihat tuts-tuts piano. Masih nemegang kepalanya dan menatap ke tuts-tuts piano dengan tatapan kosong. Sekitar lima detik, Hye Hoon sudah merasa tidak terbebani lagi dengan ingatan yang tiba-tiba ia pikirkan tadi. Dengan perlahan, Hye Hoon menurunkan tangan kanannya. Jari-jarinya menyentuh tuts-tuts piano. Memejamkan matanya sebentar sambil menarik nafas dan mengeluarkannya perlahan. Matanya kembali terbuka, menatap jari-jarinya. Jari Hye Hoon mulai bernari diatas tuts. Piano kecil dan tua itu membuyikan nada-nada yang menenangkan hati, calm and slow.

Him? or Him?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang