"Sudah lama aku tidak melihat kota sydney, setelah hampir 15 tahun" ujar luke sambil menyetir mobil.
"Dan aku kesepian disini tanpamu selama hampir 15 tahun"
"Kesepian? Kau merindukan aku?"
"Tentu saja! Aku tak bisa berhenti menangis semenjak kau dan keluargamu pergi pada malam itu."
Luke hanya terdiam.
"Hari pertama masuk sekolah dasar rasanya sangat berat, tak ada teman untuk mengobrol, dan pada saat pulang sekolah aku terus menangis dan tak bisa berhenti" jelasku.
"Sebegitunyakah kamu padaku?"
"Tentu luke! Bahkan saat midschool sekalipun, perasaan itu masih ada"
Luke sepertinya kehabisan kata-kata. Dari raut wajahnya, dia seperti menanggung rasa bersalah.
"Lupakan lah, itu hanya masa lalu kan? Sekarang aku senang bisa melihatmu lagi, perasaan sedihku selama ini seperti sudah terbayarkan oleh kehadiranmu luke" aku menatap luke dengan mata yang berbinar.
Akhirnya, sebuah senyuman merekah di wajah luke. Dia tampak senang aku mengatakan hal-hal tadi.
"Kita ke Starbucks yu? Im craving for a coffee" ujarku.
"Anything" luke pun tersenyum dan langsung membelokan stir menuju jalan orchid.
*******
"Mau pesan apa?" Tanya luke
"Frappe chino, kamu?"
"Yaudah samaan aja deh ya" luke beranjak dari duduknya dan menuju tempat pemesanan.
Aku merasa sangat senang bisa melihat luke lagi, setelah 15 tahun berlalu, setelah kesedihan yang cukup berat, dan kehadirannya disini membuatku menjadi lebih nyaman.
Namun..., bagaimana dengan michael?
Dia pasti akan sangat cemburu melihatku jalan berdua dengan luke, apalagi setelah kejadian luke menciumku,mungkin dia akan marah padaku. Aku benar-benar tak tahu. Tapi, karena Michael lah, aku bisa bangkit dari kesedihan dulu.
Michael itu seperti pengganti ketika luke tak ada.
Jadi, apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku menceritakan michael yang sebenarnya? Atau malah bungkam? Entahlah. Aku masih tak tau harus bagaimana.
Tak lama kemudian, luke datang membawa dua frappe chino.
"Here's what you want, cheezzy" dia tersenyum.
"Thank you hahah loky"
"Oh shit, kamu masih mengingat nama menyebalkan itu"
"Hahaha nama itu tak menyebalkan, aku suka memanggil mu dengan nama 'loky' its kinda cute" kataku sambil menyeruput frappe chino miliku.
Kami hanya tertawa.
Siang itu adalah hari yang indah di Starbucks.Aku masih mengingat wajah baby face luke saat 4 tahun, dia menggemaskan, kini dia sudah 19 tahun (sama denganku) dan kita sudah lebih dewasa dari sebelumnya.
"Hahaha, kamu sudah banyak berubah cassy" ujar luke.
"Benarkah? Aku tak pernah tau"
"Maksudku, iyaa banyak sekali. Kau sangat cantik"
Aku hanya terdiam mendengarnya, sambil terus menatap mata luke.
"Kau juga" kataku
"Aku ganteng kan?" Dia sok berlaga cool.
"Hahahaha, kau salah besar, maksudku, kau semakin menyebalkan dan jelek setelah 15 tahun terakhir" aku tertawa dengan lepas.
"Kau senang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is My Boyfriend [L.H Imagine]
FanfictionAfter being separated for almost 15 years, finally you met him at a cafe, since that day, your life is change and he makes your world more colorful,painful, and stressful than before. ⚠ TRIGGER WARNING ⚠ THIS STORY CONTAINS NASTY MURDER SCENE, PYSCO...