He is my boyfriend #15

111 5 9
                                    


-
From : Hal

Hi sweetie! How's life?
-----
To : Hal

Hii hall, im good.
----
From : Hal

Gonna pick you up at 10, be ready cassy xx.
----
To : Hal

I cannot wait! :-)
-----

Aku kemudian mematikan layar ponsel ku dan menghempaskan badanku ke atas kasur. Dan menatap langit-langit dengan wajah berseri seri.

Dosenku yang satu ini benar-benar telah mengambil hatiku. Sejak kejadian erotis yang terjadi kemarin, sungguh jantung ku selalu berdetak dengan kencang jika memikirkannya. Senyumannya, tatapannya, seringaiannya, dan yang terpenting, lesung pipitnya.

Aku tak tahan dengan michael, yang benar-benar telah menghancurkan hatiku dengan keputusannya yang gegabah, serta tindakannya seperti bajingan. Sudah cukup.

Dan luke. Umh, aku merindukannya, entah perasaan apa itu tapi aku benar-benar merindukannya. Aku tak mendengar kabarnya lagi, meski sudah berkali kali aku hubungi.

Tiba-tiba ponselku bergetar menandakan sebuah pesan telah masuk. Aku pun langsung mengambil ponselku dan membaca pesan yang masuk,

From : Hal

Oh yea, dont forget to wear mini dress that i've bought for you yesterday xx.

Aku tersenyum. Oh iya! Dress itu! Aku merangkak menuju sisi lain dari kasur, dan mengambil goody bag yang berisi mini dress yang hal belikan untuk ku. Aku memeluk dress itu. Oh apa apaan aku ini?

Are we official yet? No. I mean not yet:-)

Aku hanya mencoba untuk melupakan masalah masalahku, tentang mike dan luke. Tapi soal luke, umh. Tidak tidak. Ini tidak bisa. Aku tidak akan melupakan luke begitu saja. Dia, dia adalah sahabat kesayanganku. Aku hanya menunggu keajaiban datang sehingga aku bisa bertemu dengan luke. Rasanya, apartemen ini benar-benar sepi tanpa kehadirannya, candaan konyolnya dan kelakuannya yang aneh dan menggelikan.

Oh luke. Aku benar benar merindukanmu. Can you hear me?

Sudahlah. Memikirkan luke terkadang membuatku sakit. Satu hal yang aku sayangkan adalah,

Kenapa ia bertingkah begitu gegabah dan ke kanak kanakan? Dengan pergi begitu saja tanpa memberiku sebuah alasan?

Keberadaannya masih menjadi misteri yang tak terpecahkan, oh. Setidaknya aku sudah berusaha menghubunginya bukan? Aku tak membiarkannya. Hanya dia saja yang mengabaikan ku.

Entah apa tapi sepertinya luke sangat sensitif dengan kata 'pengacau'. Masih menjadi tanda tanya besar bagiku dengan penyebabnya, apakah ini menyangkut masa lalunya yang memilukan? Entahlah. Kali ini aku hanya mengharapkan dia bisa kembali, dan menjelaskan padaku kenapa dia bertindak begitu bodoh.

Oh! Sudahlah cassy. Semakin kau memikirkan luke, maka matamu akan segera banjir dengan air mata. Cukup aku tak mau membahasnya.

Tetapi hal datang, kuakui ia memang terlihat berusaha menghiburku. Ia tidak suka melihatku sedih. He's the guy that i've been searching for. Setidaknya dia lebih tua dariku mungkin pemikirannya akan lebih dewasa dari pemikiranku, mengingat dia adalah dosenku.

He Is My Boyfriend [L.H Imagine]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang