He is my boyfriend #18

97 3 1
                                    

Tak terasa dua bulan sudah aku menjalani hari hari dalam kehidupanku yang menjadi lebih berarti dan berwarna dengan canda tawa, suka dan juga duka yang ditimbulkan dengan kehadiran seseorang yang sangat berarti dalam hatiku, dan dalam hidupku, ya. Dia Hal William Jordan. Membuat segalanya menjadi sangat sangat berharga. Setiap jam, menit, dan detik yang aku lewatkan dengan hal semua sangatlah indah, aku ingin kembali ke momen momen indah ku bersama hal, yang membuat senyuman ku mengembang, atau hangatnya pelukan hal, atau setiap pertengkaran bodoh kita, aku benar benar mencintainya.

Dua bulan berlalu, kesehatanku sudah benar benar pulih, aku tak lagi membutuhkan kursi roda dan kakiku tak lagi menggunakan gip, aku seperti terlahir kembali. Bagaimana dengan kuliahku? Semuanya berjalan baik. Dan kau tahu, aku sebulan tak menghadiri kelas tapi untungnya hal memberitahu kepada pihak universitas bahwa aku mengalami kecelakaan dan aku mendapat dispensasi karenanya. Dan satu hal yang cukup mengagetkan adalah, hal mengajukan dirinya kepada pihak universitas untuk menjadi dosen privatku dan memaparkan materi yang tertinggal kepadaku selama aku tidak masuk. aku sudah ketinggalan materi cukup jauh, dan aku harus menyelesaikan skripsi untuk kelulusanku. Dan bisa kau bayangkan? Disaat yang bersamaan Hal harus menjadi dosenku dan menjadi kekasihku. Aku masih ingat ketika kelas pertama kita, semuanya menggelikan, aku bahkan tak henti-hentinya tertawa, bagaimana aku bisa menerima kenyataan bahwa kepribadian hal ketika menjadi pacarku dan menjadi dosenku benar benar bertolak belakang, ia berubah menjadi sangat serius dan dingin.Aku benar benar tak bisa serius belajar dengannya. atau di kelas-kelas kami berikutnya, tak berjalan dengan mulus karena aku terus menggerutu padanya tentang segala hal, sungguh. Itu adalah momen terindah dalam hidupku.

Dan sekarang, semuanya berjalan dengan baik, hanya saja, skripsi ku belum selesai dan deadline nya bulan depan. Aku sempat meminta bantuan hal tapi jelas ia menolak karena, hal bilang ia ingin bersikap objektif dan profesional. Urusan perkuliahan tidak bisa disatukan dengan urusan perasaan. Ya jadi apa boleh buat.

dan...luke? Oh aku tak peduli lagi dengannya.

Rasanya terlalu sakit bagiku untuk terus mengingat dan membahas luka lama. Jadi kurasa tak perlu membahasnya.

Yang terpenting, sekarang adalah..

Aku memiliki hal. Hal ada di sisiku.

**

Sinar matahari mulai memasuki celah celah jendela, perlahan aku membuka kedua mataku, dan mengambil nafas dalam dalam.

Kulihat disampingku, hal masih tertidur dengan pulasnya. Rambutnya sedikit berantakan, dan ia tidak memakai sehelai kain untuk menutupi dadanya yang bidang. Kedua tangannya masih melingkar di pinggangku. Dia benar-benar sangat tampan. Aku mendekatkan wajahku ke wajahnya, kini aku bisa merasakan hembusan nafasnya menerpa wajahku,

"Good morning, my william" aku berbisik tepat ditelinganya.

Hal perlahan membuka matanya, dan senyuman kecil mengembang di wajahnya, tangannya kemudian mengelus pipiku,

"Morning will" dia bergumam.

Dia kemudian mencium bibirku kilat dan kemudian mencium keningku.

Aku terus menatap kedua mata birunya yang indah, kemudian tersenyum.

"Baiklah, aku akan buatkan sarapan untukmu" aku merubah posisiku menjadi duduk dan mengikat rambutku asal. Ketika aku hendak berdiri, tiba-tiba hal menahan tanganku,

"Cassy wait"

Aku menoleh kearahnya,

"Yes hal?"

"Take a shower with me after the breakfast, please? We're gonna have some fun"

Aku tersenyum kearahnya, pipiku menjadi memerah. Ini adalah pertama kali ia mengajakku mandi bersama. Aku menggigit bibir bawahku dan mengedipkan sebelah mataku, mencoba menggodanya,

He Is My Boyfriend [L.H Imagine]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang