Sinar matahari menembus jendela dan bersinar dengan terang. Aku perlahan mulai membuka kedua mataku. Kulihat hal masih tertidur dengan pulas, dengan kedua tangannya melingkar di pinggangku. Aku mendekatkan wajahku ke wajahnya, merasakan nafasnya yang hangat menerpa wajahku. Aku tersenyum.
Aku perlahan melepaskan kedua tangan hal yang melingkar di pinggangku, dan beranjak dari kasur menuju kamar mandi. Aku menanggalkan pakaianku dan masuk ke dalam kamar mandi.
Selesai mandi, aku mengenakan sweatpants abu-abu ku dan kaus lengan panjang berwarna putih. Kulihat kearah kasur yang sudah rapi dan hal tidak ada disitu. Aku berjalan keluar kamar dan tak melihat hal.
Dia kemana? Pikir batinku.
Aku langsung mengambil ponselku di atas meja bupet dan menghubungi hal.
"Halo? Sayang?"
"Sayang? Kau dimana?"
"Aku pergi ke supermarket sebentar, membeli bahan bahan makanan. Aku akan kembali dalam 20 menit. Maaf aku langsung pergi dan tidak memberi tahumu lebih dulu"
Aku menghela nafas.
"Oh sayang kau membuatku khawatir. Baiklah kalau begitu."
"Baiklah, aku mencintaimu cassy"
"Aku juga mencintaimu hal"
Aku kemudian memutus sambungan telfon. Hal benar-benar membuatku kaget. Aku bernafas lega kemudian menyimpan ponselku dan mengerjakan perkerjaan rumah. Aku menyapu lantai, membersihkan karpet dengan vakum cleaner, mengelap perabotan rumah, dan mencuci baju.
Aku sudah selesai dengan semuanya kecuali mencuci baju. Aku berjalan menuju kamar dan mengambil baju baju hal yang masih ada di kamar kemudian memasukannya ke dalam keranjang. Kemudian aku berjalan turun menuju tempat mencuci baju di belakang.
Pertama aku memisahkan baju putih berwarna. Pertama aku memasukan baju berwarna ke dalam mesin cuci menaburkan sedikit deterjen kedalamnya dan menutup mesin cuci, kemudian aku mengatur waktunya.
Untuk baju putih, aku memasukannya kedalam ember dan merendamnya beberapa saat dengan air yang sudah diberi sedikit deterjen. Ini cukup melelahkan.
Aku hendak menjemur baju yang sudah kucuci, aku berjalan sambil membawa sekeranjang besar baju-baju. Kuakui ini lumayan berat, tapi tak apa.
Tiba-tiba aku merasakan dadaku sesak dan aku kesulitan bernafas. Kepalaku terasa sangat sakit, aku mencoba mengontrol diriku tapi aku tak bisa. Dan semuanya menjadi gelap. Aku pingsan.
"A-aku dimana?" Gumamku sambil memegang kepalaku yang masih terasa sakit.
"Cassy, akhirmya kau sadar. Maafkan aku yang meninggalkanmu, seharusnya aku membantumu mengerjakan pekerjaan rumah dan tidak meninggalkanmu. Maafkan aku cassy" ujar hal sambil memegang tangaku dengan erat.
"A-aku dimana?" Ucapku lirih.
"Kita masih diapartemen sayang, aku membawamu ke kamar. Tadi aku hanya memanggil dokter untuk merawatmu. Maaf aku tak membawamu kerumah sakit"
Aku bernafas lega. Kukira hal membawaku ke rumah sakit.
"Tidak hal. Aku senang kau tak membawaku ke rumah sakit. Aku tak ingin berurusan dengannya -rumah sakit- " gumamku sambil menyelipkan tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is My Boyfriend [L.H Imagine]
FanfictionAfter being separated for almost 15 years, finally you met him at a cafe, since that day, your life is change and he makes your world more colorful,painful, and stressful than before. ⚠ TRIGGER WARNING ⚠ THIS STORY CONTAINS NASTY MURDER SCENE, PYSCO...