Perlahan aku membuka mata, kepalaku terasa sangat sakit dan pundak ku terasa sangat pegal. Semuanya sangat masuk akal mengingat aku tertidur di atas sofa. Kulirik jam, sekarang sudah pukul 8. Perlahan aku berjalan gontai menuju kamar mandi bawah, dan mencuci muka ku di wastafel. Aku merapikan penampilan ku yang sudah tak karuan ini. Aku tertidur dengan gaun merah ku yang masih melekat ditubuhku, dan juga riasan wajah yang sudah luntur. Aku terlihat sangat mengerikan di cermin.
Kemudian aku berjalan menuju ke kamar, hal tidak mengunci pintunya dan membiarkan pintunya terbuka. Kulihat hal masih tertidur pulas dengan kemeja semalam yang masih menempel di tubuhnya. Ia sama kacaunya dengan diriku. Tak mau membangunkannya, aku bergegas menanggalkan pakaianku, dan mandi.
Aku menenggelamkan setengah badanku ke dalam air, dan sesekali membasuh wajahku dengan air hangat. Selama aku berendam di bathtub, aku terus berfikir tentang kejadian tadi malam, hal yang begitu frustasi, dan diriku. Diriku yang tak henti-hentinya menangis, tak menerima kenyataan bahwa hal, cepat atau lambat pasti akan meninggalkanku. Ia akan dipindahkan ke amerika selama setahun. Kita semua tahu bahwa setahun itu bukan waktu yang singkat, itu sangat lama! Aku sangat kalut. Aku terus berfikir tentang kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Sedetik kemudian tiba-tiba hal muncul menggunakan boxernya. Penampilannya kacau, rambutnya acak-acakan. Ia berjalan mendekati bath tub dan menatapku lemah.
"Selamat pagi sayang." Ujarnya
"Pagi, hal" ujarku yang nyaris seperti sebuah gumaman. Aku tersenyum lemah kearahnya. Melihatku, ia melepaskan boxernya, mengekspos juniornya, dan kemudian melompat masuk ke dalam bath tub.
"Sayang. Aku minta maaf dengan sikapku tadi malam. Aku benar-benar minta maaf." Ia mendekatkan wajahnya ke wajahku, aku bisa merasakan setiap hembusan nafasnya yang hangat ke wajahku. Aku menatapnya lembut. Aku mendekatkan tubuhku ke dadanya, kemudian mengalungkan kedua tanganku di lehernya. Jarak kami sangat dekat. Aku bisa merasakan juniornya mengusap-usap alat seks ku. Sial! It really turns me on.
"It's okay, hunny" aku tersenyum lembut kearahnya. Hal tersenyum, sedetik kemudian bibirnya mencium bibirku dengan lembut. Bibirnya menyapu bibirku, menggigitnya, dan menghisapnya. Lidah kami bertautan, Ia mengabsen gigiku satu persatu. Hal melingkarkan kedua tangannya di pinggangku, oh sial! Juniornya mengenai alat seks ku.
"Ah" desahku disela ciuman kami. Hal melepaskan ciuman kami. Ia tersenyum puas mendengar desahanku.
"Let's have a sex, before i leave and before your graduation" hal terdengar cukup lirih. Ia menggenggam rahangku dengan kedua tangannya. Aku tak bisa berkutik. Aku sangat bergairah dan aku tak dapat memungkirinya. Aku mengangguk pelan sambil menggigit bibir bawahku. Tanpa menunggu, hal tiba-tiba saja menggendongku keluar dari bath tub, kami berdua sudah telanjang. Ia keluar dari kamar mandi dan menuju kasur.
"Tunggu! Kita akan membuat kasur basah. Tubuh kita benar-benar basah" aku terkekeh geli. Hal menurunkan aku dari gendongannya dan membawa sebuah handuk dan memberikannya kepadaku. Dengan cepat aku mengeringkan tubuhku yang masih basah. Tiba-tiba saja hal mendorongku dengan kuat, aku terjatuh diatas kasur. Tanpa berlama lama hal mengambangi tubuhku, dan mencium bibirku dengan liar. Benar benar ciuman yang sangat liar. Ia menggigit bibir bawahku membuka akses kedalam mulutku. Tak tinggal diam, tanganku mengusap dadanya yang bidang sampai ke perutnya yang six pack, Terdengar desahannya di sela ciuman kami. Hatiku bersorak puas. Ia terlihat sangat menikmati sentuhan yang aku berikan. Selesai dengan bibirku, hal menciumi leherku, ia menghisap, menggigitnya, meninggalkan kissmark disana. Ia terus turun menciumi kedua payudaraku. Ia menciumi payudara kananku dan meremas payudara kiriku dengan tangannya. Aku terus mengerang dalam kenikmatan yang ia berikan. Ia menciumi, mengigit dan menghisap putingku yang sudah mengeras sedari tadi. Ia kemudian turun menciumi perutku dan berakhir di organ seksku. Ia memainkan clítoris ku dengan lidahnya, aku terus mendesah. Tangannya menahan pahaku yang tidak bisa diam. Saat aku hampir merasakan pelepasanku, tiba-tiba saja ia berhenti dan kembali mengambangi tubuhku. Aku berdecak frustasi.
"Say all the magic words" hal mencoba menggodaku. Sial. Sial.
"I need you hal" rengek ku.
"That aint even a magic words" hal menyeringai.
"Shit! Ah ! I need your penis! I want to taste you!"
"My lovely girlfriend. All of your wishes already granted"
Hal bergerak turun dan memasukan miliknya kedalam miliku perlahan.
"Ah!" Erangku sambil meremas sprei dengan kuat.
Hal mencoba menciptakan tempo. Aku mengikuti temponya. Pinggangku naik turun mengikuti ritme. Aku terus mendesah tak karuan, sesekali hal mengeluarkan desahannya.
"Fuck please! Fas-terrr" erangku.
Hal mempercepat ritme dan temponya. Aku semakin mendesah dan mengerang tak karuan. Aku merasakan sepertinya pelepasanku semakin dekat.
"Ahh hallll i'm so closee" ujarku sambil terus mendesah.
"Wait! Wait for me! Let's cum together"
Beberapa saat kemudian kami melakukan pelepasan kami secara bersamaan. Hal mencabut miliknya dan ambruk disebelahku. Nafas kami memburu, hal terlihat 10000 kali seksi setelah bercinta denganku. Aku tersenyum menatapnya.
"I love you cassandra" ujarnya.
"I love you too my hal" ujarku.
"Okay, prepare yourself hunny!" ujar hal sambil beranjak dari kasur dan mengambil handuk. Aku terdiam mendengarnya.
************
SMUT CHAPTER!!!!
ENJOY X
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is My Boyfriend [L.H Imagine]
FanfictionAfter being separated for almost 15 years, finally you met him at a cafe, since that day, your life is change and he makes your world more colorful,painful, and stressful than before. ⚠ TRIGGER WARNING ⚠ THIS STORY CONTAINS NASTY MURDER SCENE, PYSCO...