Munculnya Anggota Ke 2

5K 431 0
                                    

Austin sedang duduk diruang tunggu sampai seseorang memanggilnya masuk ke dalam ruang milik kepala bagian pemasaran dan periklanan.

Tampak seorang wanita cantik berusia sekitar 30an dengan rambut merah pendek sedang duduk melihat ke arahnya.

"Hai, apakah kau Austin Tanner?" tanya wanita itu ramah sambil menyalaminya

"Ya, benar" jawab austin sambil membalas salaman wanita itu

"Wah, suatu kebanggaan bisa bertemu dengan model internasional seperti mu" pujinya, austin hanya tersenyum menanggapi pujian tersebut.
Bagi austin pujian adalah hal yang biasa didengarnya mengingat ia selalu mendapatkannya dimana pun ia berada, baik dari produser, fans, bahkan orang-orang yang terlibat dalam pekerjaannya yaitu sebagai seorang model remaja internasional papan atas.

"Baiklah, aku akan menjelaskan tata cara pemotretan nanti dan produk yang akan kau gunakan dalam sesi pemotretan tersebut"

*********
Tidak perlu menunggu waktu yang lama sampai produk yang diiklankan oleh Austin sebagai modelnya menjadi terkenal. Sejak pertama kali diluncurkan, ribuan produk langsung terjual habis dalam sehari. Dan tentunya austin mendapatkan bayaran yang sangat besar sesuai dengan kesepakatan yang telah ia buat dengan kepala bagian pemasaran dan periklanan.

Malam itu Austin berjalan pulang dari tempat pemotretan seorang diri. Cuaca yang selalu tidak bersahabat membuatnya memakai mantel bulu tebal berwarna putih gading dan celana jeans hitam tebal untuk mengurangi dinginnya udara memasuki tubuhnya.

Dilangkahkannya kaki memasuki sebuah rumah besar bercat putih. Tampak gelap dan sepi tidak ada orang.

"Aku pulang!" Serunya, namun tidak ada yang menjawab

Austin sudah terbiasa dengan hal tersebut sejak ia kecil sampai sekarang. Perkerjaan kedua orangtuanya sebagai dokter ahli bedah membuat mereka jarang untuk pulang kerumah dan lagi austin adalah model internasional yang mengharuskan ia bolak-balik ke luar negeri dan jarang berada dirumah.

Dilihatnya jam yang tergantung di dinding kamarnya sudah menunjukkan pukul 8 malam. matanya lalu tertuju pada sebuah kalender yang berdiri tegak diatas meja. Sebuah lingkaran dari spidol merah mewarnai satu tanggal dimana pada tanggal itu ia akan genap berusia 18 tahun yaitu besok. Namun kelihatannya ke dua orang tuanya masih sibuk dirumah sakit, dan lagi pula malam ini ia harus menghadiri pesta ulang tahun suatu perusahaan tempat ia pernah bekerja dulu sebagai model iklan produk mereka.

*******

Malam itu sebuah pesta besar dilaksanakan disebuah hotel berbintang 5. Tampak para artis, model-model nasional sampai internasional dan beberapa orang-orang terkenal dibidangnya masing-masing menghadiri acara tersebut.

Pesta yang bertemakan mask party mewajibkan mereka menggunakan berbagai macam topeng sesuai keinginan. Berbagai hiburan seperti aksi sulap, tarian, stand up comedy, peragaan busana, dan lagu ikut memeriahkan acara tersebut.
Austin menggunakan topeng berwarna hitam yang menutupi hanya setengah bagian wajah atasnya dengan sebuah jas berwarna hitam.

sebuah alunan piano yang dimainkan seorang gadis bertopeng merah berambut hitam panjang menghiasi seluruh ruangan pesta. Austin memilih untuk menghabiskan malam itu dengan meminum segelas wine sambil menikmati suasana malam hari yang terlihat tidak bersahabat dari sebuah jendela kaca besar. Alunan piano berubah menjadi pertujunjukan tarian yang dibawa oleh sejumlah gadis berbusana ala india. Beberapa orang yang tadinya hanya berbincang-bincang, kini ikut menari bersama dengan pasangan masing-masing. Sudah beberapa banyak gadis mengajaknya untuk menari, namun ditolaknya. Entah mengapa malam itu Austin merasa tidak mood melakukan apapun.
Dilihatnya sebuah jam dinding model kuno berwarna keemasan sudah hampir menunjukkan pukul 12 malam yang artinya sebentar lagi ia akan berusia 18 tahun.
Sudah hampir 3 tahun ia tidak merayakan hari ulang tahun bersama kedua orang tuanya. Biasanya dihari itu, kedua orang tuanya akan memberi cheese cake kesukaannya dan kado besar yang berisi barang yang diinginkan austin.
Namun semenjak kedua orang tuanya dipindah kerjakan disebuah rumah sakit besar terkenal, mereka jadi semakin jarang untuk pulang kerumah, ditambah lagi austin mulai di recruit untuk menjadi model remaja saat itu.

"Para tamu sekalian yang saya hormati, sebentar lagi akan diadakan puncak dari acara yang akan diawali dengan pesta kembang api. Silahkan para tamu untuk pergi ke balkon dan menyaksikan pesta kembang api yang telah kami persiapkan" kata seorang MC acara. Berduyun-duyun tamu pun pergi ke balkon untuk melihat pesta kembang api tersebut. Meskipun angin dingin berhembus kencang, namun tidak menjadi hambatan bagi mereka.

"Teng! Teng!" Jam pun mulai berdentang menandakan sudah pukul 12 malam tepat. Satu persatu kembang api diluncurkan dan meledak diudara menghasilkan cahaya yang indah dengan bentuk bermacam-macam.

Austin hanya memandang pesta kembang api itu dari dalam hotel bersama dengan beberapa tamu lainnya dan para pemusik.

Ditengah pesta kembang api tersebut, tiba-tiba Austin merasa telapak tangan kanannya perih dan makin lama terasa makin panas. Dengan setengah berlari ia berjalan ke arah toilet

"Brak!" Ia menabrak seorang gadis berambut pendek kecoklatan dengan mata berwarna biru laut menggunakan topeng berwarna putih

"Maaf!" Seru austin

"Tidak apa-apa" jawab gadis itu sambil berdiri dan tersenyum misterius lalu meninggalkan Austin bersama dengan seekor anjing nya. Sesampainya ditoilet, dengan cepat austin mengguyurkan air ke telapak tangannya namun tidak juga mengurangi rasa panas yang seolah membakar telapak tangannya. Tiba-tiba sebuah api kecil muncul di telapak tangannya lalu bergerak membentuk suatu gambar. Austin terkejut melihat ada api aneh di telapak tangannya hingga membuat ia terjatuh.

Api kecil itu kemudian hilang setelah membuat suatu gambar aneh berwarna hitam.
Dengan perasaan panik dan ketakutan, austin memutuskan untuk kembali kerumah.

Austin kembali ke ruang ballroom tempat pesta dilangsungkan. Tampak pesta kembang api tadi berubah menjadi pesta dansa. Dengan langkah cepat austin berjalan menuju pintu keluar, namun tiba-tiba gadis yang tidak sengaja ia tabrak tadi menghadangnya.

"Akhirnya kau muncul juga" senyum gadis itu sinis

THE SCEPTER : RISE OF THE DARKNESS ENEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang