Kota diujung dunia

3.6K 354 5
                                    

Austin tampak terkejut dengan perkataan nenek itu. Bagaimana pun juga arsen telah melarang mereka untuk tidak meminum apapun yang diberikan nenek itu.

"Aku berikan kalian 1 menit untuk meminumnya" kata nenek itu lagi.

Austin hanya bisa menelan ludah gugup. Ia lebih memilih memakan daun tadi daripada minuman itu jika boleh memilih. Ia tak tau apa yang akan terjadi jika meminum minuman tersebut, tapi yang pasti hal terburuk nya adalah, kematian.

"Baiklah, paling tidak aku mengorbankan diri untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran" pikirnya kemudian yang menandakan bahwa ia sudah pasrah otaknya sudah sangat buntu saat ini. Dengan keberanian dan komitmen yang baru saja ia buat, Austin lalu hendak mengambil minuman itu, tiba-tiba jason sudah mengambilnya duluan.

"Aku tidak tau apa rencana mu nek, tapi kami tidak akan pernah meminum ini kecuali jika engkau meminumnya duluan, setelah itu kami akan yakin jika minuman itu tidak akan membunuh kami" tantang jason yang kemudian meletakkan minuman itu di depan sang nenek. Austin hanya bisa terpana melihat jason yang terlihat santai menanggapi permintaan nenek itu.

Nenek tersebut tampak diam sambil memandang tajam ke arah jason. Pandangan seolah ingin membunuh, sementara jason hanya bersikap santai membalas pandangan nenek itu.

"Baiklah, aku akan meminumnya. Berjanjilah kau akan meminum ini setelah aku" kata nenek itu kemudian mengambil minuman tersebut dan meminumnya perlahan kemudian memberikan minuman itu ke jason. Ketika melihat nenek tersebut tidak apa-apa, jason lalu meminumnya sampai habis. Austin hanya bisa duduk mematung melihat apa yang dilakukan oleh jason. Bagaimana pun juga jika jason mati, maka sia-sialah usaha mereka.

1 menit berlalu, namun jason dan nenek itu baik-baik saja.

"Baiklah! Karena salah satu dari kalian sudah meminumnya, aku akan memberi tau kalian tempat teman kalian sekarang berada" kata nenek itu

"Ia sekarang berada di sebuah ruangan sempit yang berada diujung dunia, jika kalian ingin menyelamatkannya, tidak gampang. Nyawa harus dipertaruhkan oleh nyawa pula. Yang artinya tempat itu akan menjadi tempat terakhir kalian jika kalian berhasil dikalahkan-nya. Dan hanya 1 orang yang bisa masuk ke dalam tempat itu, yaitu mereka yang pernah meminum air dari sana karena itu adalah tiket kalian" terangnya lagi sambil tersenyum mengerikan

"Hah? Bagaimana kami kesana? Ujung dunia pun kami tidak tau dimana?" Protes jason

"Tenang saja, aku akan mengantarkan kalian" senyum nenek itu lagi. Tiba-tiba terdengar bunyi telapak kaki kuda dari arah luar, jason, austin dan nenek itu keluar dari rumah. Betapa terkejutnya mereka berdua melihat sebuah kereta yang ditarik oleh 5 ekor kuda berwarna merah menyala yang, tampak beberapa sulur tumbuhan meliliti tubuh mereka. Sedangkan bentuk dari keretanya mirip seperi kereta santa claus.

"Ayo naik nak " kata nenek itu yang kemudian duduk dibagian paling depan sementara jason dan Austin duduk berdua dibagian belakang.

"Belsrek! Jalan!" Teriaknya, kemudian kuda yang berada sendiri paling depan mulai menggerakkan ke empat kakinya diikuti 4 kuda di belakang nya. Kereta kuda itu pun dengan cepat berlari ditengah jalanan yang sepi. Semakin lama kuda-kuda itu seolah berjalan ke atas, ke udara. Kau tau? Seperti pesawat yang pertama berjalan cepat di darat lalu kemudian perlahan naik ke udara dan menikung ke atas, begitulah yang sekarang dialami jason dan austin. angin kencang berhembus menerpa tubuh mereka, terutama jason dan austin yang berpegangan erat pada pinggir kereta agar tidak terjatuh ke belakang yang sudah menampakkan pemandangan gedung-gedung yang mulai terlihat makin mengecil.

"Hei nek! Kau tidak punya semacam sabuk pengaman? Karena ini sangat berbahaya oi!" Teriak jason, sementara nenek tadi hanya tertawa girang.

"Aku tidak punya semacam itu nak! Berpegang saja atau kalian akan jatuh dan jadi daging cincang! HAHAHAHA!" Tawa nenek itu

Makin lama akhirnya kereta kuda itu mulai terbang datar diatas awan.

"Bagaimana nak? Kereta kuda ku keren kan?" Tanya nenek itu sambil menoleh ke arah jason dan austin yang kini penampilannya sudah acak-acakan, terutama jason.

Sudah hampir 30 menit mereka terbang diudara, jason dan austin tampaknya sudah terbiasa.

"Nek, apakah masih lama?" Tanya austin

"Tidak, karena kita sudah sampai" jawab nenek itu, seketika itu juga kereta kuda itu menikung kebawah dengan cepat, jason dan austin berteriak kaget.

Jason yang tidak sempat berpegangan pun jatuh terbalik ke depan dan sempat berhadapan dengan nenek itu

"Sampai ketemu dibawah nak!" Senyumnya

Jason terjun bebas kebawah di udara. Sungguh pengalaman paling menyeramkan yang dialami oleh orang yang takut akan ketinggian, ditambah lagi tidak ada parasut yang bisa menolongnya untuk mendarat.

Dari atas, jason melihat ada sebuah titik-titik cahaya yang makin lama makin besar seiring ia makin jatuh mendekat. Matanya terbelalak ternyata titik-titik cahaya itu berasal dari cahaya lampu gedung.

"Oh sial! Hei nek! Tolong aku! Woi!" Teriak jason panik tapi sama sekali tidak terdapat tanda-tanda kereta kuda nenek tadi disekitarnya.

Sebuah atap gedung berjarak beberapa meter dari jason. Dalam hitungan detik tubuh jason akan menghempas atap itu. Jason lalu menutup matanya ketakutan.

Tiba-tiba sebuah benda empuk menghempas tubuhnya sehingga tidak terasa sakit sama sekali. Dibukanya mata, ternyata sekarang ia sedang duduk di kuda merah yang berada dibagian depan. Ditengoknya kebelakang, nenek tadi menyapanya sambil tersenyum, sementara austin? Jangan ditanya, tampangnya sudah sangat berantakan, sisi kemodelannya seolah hilang sudah.

Jason lalu menengok kebawah, betapa terkejutnya ia melihat sebuah kota yang berada di atas tebing, bukan tebing tepatnya, karena dihadapan tebing itu terhampar pemandangan mirip seperti di angkasa, penuh dengan bintang dan benda langit lainnya.

Mereka lalu berhenti disebuah jalan yang tampak sepi.
"Baiklah aku hanya bisa mengantar kalian disini, tenang saja aku akan menjemput kalian lagi. Yang terpenting adalah kalian cari bangunan tua disekitar sini, disitulah teman kalian berada" kata nenek itu kemudian memacu kudanya pergi setelah jason dan austin berterima kasih.

Mereka berdua kini menyusuri daerah itu, banyak sekali bangunan tua yang sudah tidak terurus.

"Bagaimana mungkin kita bisa menemukan Rafe? Disini penuh dengan bangunan tua" kata jason, sementara austin hanya mengangkat bahu tidak ada ide juga.

Tiba-tiba tanda di tangan mereka berpendar terang ketika mereka berada didepan sebuah bangunan tua yang tampaknya bekas dari sebuah mansion besar.

Dengan hati-hati mereka lalu masuk ke dalam bangunan tersebut. Jason sudah bersiap memegang pedangnya kalau-kalau ada serangan musuh secara tiba-tiba. Mereka lalu memutuskan untuk berpencar agar lebih cepat mencari. Namun sama sekali tidak ada yang menemukan Rafe maupun musuh.

"Sepertinya ia tidak ada disini" kata austin ketika mereka sudah bertemu kembali. Tiba-tiba sebuah cahaya terang muncul dari arah luar, tepatnya di bagian belakang dari yang mansion. Melalui sebuah jendela besar, mereka melihat sebuah taman besar dengan air mancur di tengah-tengah nya, tak jauh dari air mancur itu, ada sebuah bangunan kecil yang terbuat dari kayu. Semacam gudang. Mereka lalu berjalan ke bawah untuk memeriksa gudang itu. Jason berjalan menuju taman itu, dilihatnya Austin masih berada dipintu yang menghubungkan dengan taman.

"Hei cepatlah kesini" kata jason setengah berbisik

"Aku tidak bisa melewati pintu ini, seperti ada yang menahanku" balas austin sambil mencoba melewati pintu itu namun sebuah penghalang transparan berpendar ketika austin mencoba untuk melewatinya dan tetap menahannya agar tidak masuk ke taman itu, jason lalu teringat perkataan nenek tadi

"Dan hanya 1 orang yang bisa masuk ke dalam tempat itu, yaitu mereka yang pernah meminum air dari sana karena itu adalah tiket kalian"

Jason lalu berjalan semakin dekat ke gudang kayu itu, dilihatnya air mancur yang memiliki air berwarna aneh, mirip seperti air yang ia minum tadi.

Sekitar 10 meter lagi jason dari gudang itu, tiba-tiba seorang gadis berambut keriting melompat entah dari mana dan mendarat dihadapan jason.

"Hai tampan!" Serunya sambil tersenyum sinis ke arah jason

THE SCEPTER : RISE OF THE DARKNESS ENEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang