Seorang Stantert

19.3K 861 15
                                    

Suara petir membangunkan Jason dari tidurnya. Dilihatnya jam dinding tua didepannya sudah menunjukkan pukul 7 pagi namun suasana diluar masih gelap.

Bagaimana tidak, sudah hampir seminggu ini hujan badai melanda kotanya, Nashville dan hampir memporak-porandakan seisi kota. Memutuskan untuk tidur kembali, tiba-tiba suara pintu kamarnya yang dibuka mengagetkannya

"Happy birthday to you.. happy birthday dear jason.. happy birtday to you!"

Kedua orang tua dan adik perempuannya masuk dengan membawa sebuah kue coklat bertuliskan "selamat ulang tahun Jason yang ke 18" dengan cream putih dan 18 lilin kecil tertancap diatasnya.

"Hei orang tua, cepat tiup lilinnya!" Seru adelia, adik perempuannya sengaja membuat jason kesal.

Jason pun meniup lilin-lilin tersebut sampai padam diiringi oleh sorakan orangtua dan adiknya.

"Selamat ulang tahun sayang" kata ibu dan ayahnya sambil bergantian mencium pipi jason

"Ini hadiah dari kami" adelia memberi sebuah kotak biru kecil dengan hiasan berwarna pink diatasnya

"Terima kasih..!" Seru jason sambil mengambil kotak biru tersebut dan membukanya. Didalam kotak tersebut, terlihat sebuah jam tangan berwarna hitam didalamnya.

"Yeah! Akhirnya aku memiliki jam ini" serunya girang.

Jam tersebut sudah ia impi-impikan sejak lama sampai ia harus menabung mati-matian agar dapat membeli jam tersebut. Kini jam tangan tersebut sudah terpasang manis di lengan kanannya.

"Mandi dan turunlah. Kita akan makan bersama merayakan hari istimewamu ini, jason" kata ibunya diikuti oleh anggukan bahagia jason.

*****

Jam menunjukkan pukul 5 sore, badai sudah mulai mereda. Jason memutuskan untuk pergi ke rumah sahabatnya, Tom sekedar untuk bermain game.

Berlapiskan mantel bulu tebal berwarna biru tua dan jeans hitam tidak juga mampu melindunginya dari dinginnya suhu diluar.

Tinggal 2 blok lagi ia tiba dirumah Tom, tiba-tiba ia merasakan seseorang sedang mengikutinya. Ditengoknya kearah belakang, tidak ada seorang pun yang tengah mengikutinya. Dipercepat nya langkahnya hingga akhirnya tinggal 1 blok lagi, namun firasatnya kembali muncul, dengan cepat ditengoknya ke arah belakang namun tetap tidak ada orang.

"Apa yang sedang kau pikirkan jason!" Gumamnya sendiri dalam hati untuk menepis firasat buruknya. Akhirnya ia pun tiba di depan rumah Tom.

"Hei Jason! Masuklah!" Seru Tom yang saat itu membukakannya pintu

"Baiklah, apa yang akan kita lakukan hari ini?" Tanya Tom sambil menyalakan lampu ruang tengah yang kemudian menerangi ruangan tersebut yang berisi bermacam-macam benda kuno yang masing-masing dimasukkan didalam kotak kaca. Tidak asing lagi bagi jason melihat benda-benda tersebut mengingat ayah Tom adalah seorang Kolektor barang kuno dan bagi Jason, rumah Tom adalah rumah keduanya karena sudah begitu sering ia menghabiskan waktu dirumah Tom.

"Entahlah.. bagaimana kalau bermain game?" jawab jason santai sambil melepaskan mantel bulunya dan menggantungkannya di dinding

"Ide bagus! Aku baru saja membeli game baru!" Seru Tom

Setelah menggantungkan mantelnya, Jason mengamati ruangan tersebut, rasanya sudah lama sekali ia tidak pergi kerumah Tom karena badai yang selalu mengamuk tanpa henti. Tiba-tiba matanya tertuju pada suatu kotak kaca

"Hei Tom, benda apa itu?" Tunjuk Jason

"Oh itu, hehehe kau selalu sadar benda baru dirumah ku" Tom menyengirkan mukanya ke arah Jason

THE SCEPTER : RISE OF THE DARKNESS ENEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang