Hilangnya anggota ke 3

3.5K 362 2
                                    

"Utusan semesta muncul di cafe ini" bisik Jason, sontan Austin berdiri dari tempat duduknya dan melihat disekitar, memang banyak anak remaja di cafe itu sedang duduk nongkrong.

"Apakah kau yakin ditempat ini? Sepertinya tidak ada yang mencurigakan" tanya Austin ragu sambil berbisik

"Entahlah, Arsen yang mengatakan pada ku" balas jason.

"Aku akan cek satu-satu, kau tunggu saja" sambung jason. Ia lalu menutup mata untuk mulai menghentikan waktu, setelah berhasil, ia melihat telapak tangan kanan satu persatu remaja di cafe itu

"Hei, aku tidak menemukan tanda apapun di telapak tangan mereka" bisik jason setelah menormalkan waktu lagi.

"Apakah kau yakin sudah periksa semua?" Bisik austin

"Sudah sih, hei! Aku belum periksa bagian ruang koki. Apakah kau ingat ada remaja yang mengantar pesanan kita tadi?" Kini jason balik bertanya ke austin yang kemudian menganggukkan kepala

"Baiklah kalau begitu biar aku saja yang memeriksanya kesana, kau tunggu saja disini, nanti jadi aneh kalau model macam kau pergi ke ruang koki" usul jason yang hanya dibalas dengan helaan napas panjang dari austin. Jason lalu berjalan menembus kerumunan menuju seseorang yang berada dikasir

"Ehhmmm.." jason berpura-pura berdehem yang berhasil membuat seorang gadis penjaga kasir menoleh ke arahnya

"Apakah ada yang perlu saya bantu?" Tanyanya ramah

"Hmm.. aku ingin bertemu dengan seorang remaja yang bekerja disini" jawab jason dengan gaya sok coolnya

"Namanya?" Pertanyaan tersebut justru membuat jason mati kutu, mana dia tau nama orang itu. Diputarnya keras otaknya untuk mencari akal.

"Ehmmm.. aku juga sebenarnya tidak tau namanya, hanya saja ayah ku berkata bahwa aku punya kerabat jauh remaja yang seusia dengan ku bekerja disini. yah maklum aku berasal dari kota jauh dan hanya dia yang tinggal di kota ini" terang jason berbohong, jantungnya sudah berdegub kencang takut jika gadis itu tau kalau ternyata ia berbohong, gadis itu hanya memandangnya dengan tatapan seolah tidak percaya

"Baiklah, tunggu sebentar saya cek dulu" katanya kemudian yang membuat jason lega

"Satu-satunya remaja yang bekerja di sini bernama Rafe Aston dan jam kerjanya selesai sejak setengah jam yang lalu" jelas gadis itu.

"Jadi kemungkinan dia sudah pulang dari tadi" sambungnya lagi yang membuat jason hanya bisa menepuk jidatnya

"Apakah kau punya alamatnya?" Tanya jason, gadis itu lalu menuliskan sebuah alamat di kertas kecil.

Jason memberi aba-aba kepada austin untuk pergi. Butuh waktu 30 menit menggunakan bus untuk pergi ke alamat itu.
Jason mengetuk sebuah rumah yang tertera di alamat tadi. Seorang nenek tua berusia sekitar 70an tahun keluar dan menyapa mereka

"Hai, kalian temannya Rafe ya? Mari silahkan masuk" sapa nenek itu ramah. Tampak rumah tersebut hanyalah rumah kecil namun sangat rapi dan terlihat modis.

"Jadi kalian datang kesini untuk ikut merayakan ulang tahun cucu ku ya?" Tanya nenek itu, austin dan jason hanya pura-pura mengangguk dan saling senggol tangan.

"Tapi sepertinya ia sedang ada urusan karena seharusnya ia sudah pulang sejak 1 jam tadi" sambung nenek itu

Jam sudah menunjukkan pukul 22.30, tapi Rafe masih belum juga kembali ke rumah.

"Hei, tidak kah kau merasa aneh?" Bisik austin, ternyata Jason pun merasakan hal yang sama dengannya ketika melihat wajah jason kini mulai serius.

"Nek, sepertinya kami tidak bisa merayakan ulang tahun Rafe karena ayah ku sepertinya sudah menelpon" jason tiba-tiba berdiri dan berkata sopan, nenek itu hanya mengangguk paham dan mencoba tersenyum meskipun jason tau ada kekhawatiran diwajah nenek.

"Hei, apa rencana mu?" Tanya austin ketika mereka sudah berada di bus terakhir. Jason hanya bisa menghela nafas panjang, otaknya sudah benar-benar tidak dapat berpikir lagi tentang rencana selanjutnya. Tiba-tiba sesuatu menyadarkannya.

"Apakah kau ingat ketika tanda di telapak tanganmu pertama kali muncul?" Tanya jason, austin hanya menggangguk

"Seharusnya jika tanda itu muncul pertama kali, tanpa sengaja kekuatannya akan keluar saat kita tiba-tiba diserang" lanjut jason, austin kini mengkerutkan dahinya untuk mencerna kembali perkataan jason yang menurutnya ada benarnya juga.

"Seharusnya jika ia diserang tepat setelah tanda itu muncul, kekuatannya akan muncul dan paling tidak menimbulkan sebuah kekacauan, tapi ketika kita berada disana, keadaan normal-normal saja" lanjut jason

"Jadi maksud mu kekuatannya tidak muncul ketika ia diserang?" Tanya austin

"Itu tidak mungkin! Aku berpikir ada 3 kemungkinan" jason tampak menggantungkan kalimatnya
"Kemungkinan pertama musuh yang menculik Rafe pintar menyusun rencana sehingga Rafe tidak merasa itu sebuah ancaman sehingga kekuatannya tidak muncul. Kemungkinan kedua, musuh menculik Rafe sebelum kekuatan itu sempat keluar, mungkin dengan cara mencuri kesadaran Rafe. Dan yang paling aku takuti adalah kemungkinan terakhir"

"Apa?" Tanya Austin yang kini sudah mulai mengerti arah perkataan Jason

"Gabungan dari kedua kemungkinan tadi"

THE SCEPTER : RISE OF THE DARKNESS ENEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang