Jarum Beracun vs Api yang membara

3.7K 339 2
                                    

"Kembalikan teman kami!" Teriak jason ke arah gadis itu yang berjalan mendekat ke arahnya Kemudian berhenti beberapa meter dari Jason

"Yah, tidak segampang itu kau meminta ku untuk melepasnya. Kecuali jika kau menang melawan ku!" Teriak gadis itu yang kemudian berlari ke arah jason, tiba-tiba rambut gadis itu berubah menjadi jarum tajam berbentuk keriting yang kini melesat ke arah jason. Dengan cepat jason menangkis jarum itu dengan pedangnya. Gadis itu lalu dengan kuat menendang perut jason ketika jason sedang lengah hingga ia terpental menabrak dinding dan membuat beberapa retakan besar.

Selena berjalan ke arah jason, dengan cepat ia melepaskan jarum dari rambutnya agar mengenai jason, dengan cepat pula jason menghentikan waktu dan dengan perlahan ia menghindari jarum tersebut. Jason lalu berlari berniat untuk menyabet selena dengan pedangnya selagi waktu berhenti, namun sebuah penghalang seolah melindungi selena dari sabetan pedang jason yang justru membuat jason terpental jatuh kebelakang.

"Kau tidak akan pernah bisa melukai ku!" Kata Selena ketika waktu kembali normal. Kini jarun keriting itu melesat ke arah jason dan menusuk tubuhnya. Jason seolah merasa mati rasa dan tidak dapat bergerak, pandangannya pun menjadi kabur.

"Selamat tinggal utusan semesta!" Kata selena ketika jason jatuh pingsan

********
Austin merasa kewalahan, seorang gadis yang sama ketika menyerangnya waktu itu muncul di belakangnya tepat ketika gadis keriting tadi muncul di hadapan jason. Serigala aneh dengan liur hijau yang terlihat berbahaya jika terkena semburan liurnya yang berjumlah sekitar 3 ekor cukup membuat Austin kewalahan dan menghabiskan banyak sekali tenaga. Seekor serigala aneh itu melompat ingin menerkam Austin yang dengan cepat melayangkan tendangannya tepat mengenai moncong hewan itu. Serigala lain pun muncul dari belakang Austin, dengan cepat austin menginjak sebuah meja dan melakukan salto kebelakang dan menendang hewan itu hingga jatuh terhempas dengan kencang ke lantai. Hewan terakhir muncul dari hadapan austin sambil berlari, austin lalu melayangkan sebuah kayu panjang dengan ujung tajam hingga menusuk perut hewan itu.

"Kau lumayan juga! Tapi apakah kau bisa menghindari ini?" Lalu kedua hewan tadi menyemburkan cairan hijau ke arah austin dengan tiba-tiba.

*******

Sebuah tali mengikat tangan Rafe dengan sangat kencang. Mulutnya pun ditutup dengan sebuah kain. Suara keributan dari luar mengembalikan kesadaran Rafe yang terkejut mendapatkan dirinya disebuah ruangan kayu sempit. Sebuah cahaya masuk melalui lubang kecil di hadapan nya, di dekatkannya matanya di lubang untuk melihat ke luar.

Betapa terkejutnya ia melihat seorang remaja yang terhempas keras di tanah. Dilihatnya pula seorang gadis berambut keriting seperti yang ia lihat di tempat ia bekerja berjalan ke arah remaja itu yang kemudian diam tidak bergerak dan jatuh pingsan.

Rafe terkejut ketika mengingat bahwa remaja itu adalah salah satu pelanggan mereka tadi di cafe. Di cobanya untuk melepaskan ikatan di tangan nya, namun sia-sia karena ikatan itu sangat kencang mengikat tangannya. Dengan kekuatan penuh yang tersisa ditubuhnya, ia berusaha melepaskan ikatan itu, tiba-tiba ia merasa sesuatu yang panas mengalir di dalam darahnya dari ujung kepala hingga ujung kaki dan seolah berkumpul ditelapak tangannya yang kemudian berpendar terang dari tanda yang muncul tadi. Sebuah api kecil muncul di telapak tangannya, Rafe terkejut bingung melihat apa yang tiba-tiba muncul di telapak tangannya namun ia sama sekali tidak merasa kepanasan.

"Apakah ini kekuatanku?" Tanyanya, ia lalu mengarahkan api itu agar mengenai tali yang kemudian terbakar dan berhasil melepaskan tangannya dari ikatan itu. Rafe lalu berdiri dan menghadap pintu kayu di hadapan nya. Di arahkan telapak tangan kirinya ke pintu itu, sebuah api besar menjalar di telapak tangannya, dengan gerakan mendorong, ia melepaskan api besar itu yang kemudian melesat membakar pintu itu dan terhempas keluar.

Selena yang terkejut mendengar bunyi hempasan pintu kemudian menoleh ke sumber suara, belum sempat ia melihat apa yang terjadi, sebuah bola api melesat ke arahnya, dengan refleks ia melompat menghindar.

"Oh ternyata kau!" Seru selena setelah melihat Rafe berdiri keluar dari gudang kayu itu.

"Beraninya kau menculikku dan menyakiti pelanggan cafe tempat ku bekerja!" Geram Rafe, api yang menjalar di tangan nya tiba-tiba menyala semakin besar. Ditembakkannya beberapa bola api ke arah selena yang dengan cepat pula menghindar kemudian berlari ke arah Rafe sambil melepaskan beberapa jarum dari rambutnya. Rafe dengan cepat menghindar dari jarum itu, salah satu jarum menggores lengan bajunya yang untung saja tidak sampai mengenai kulitnya.

Sebuah tendangan telak mengenai punggung Rafe yang kemudian terjatuh menghempas tanah. Darah segar keluar dari sudut bibirnya.
Dengan sedikit nenahan rasa sakit akibat tendangan tadi, Rafe tetap berusaha untuk berdiri.
Tampak Selena bersiap untuk melepaskan jarum dari rambutnya.

"Mati kau!" Teriaknya, puluhan jarum keriting pun melesat ke arah Rafe yang sudah tidak sempat menghindar. Rafe lalu mengeluarkan kobaran api yang sangat besar, paling besar dibandingkan sebelumnya sebagai barrier untuk melindunginya.
Untuk beberapa waktu tidak ada yang terjadi pada Rafe, bahkan satu jarum pun tidak ada yang menusuknya. Selena tetap menghujaninya dengan puluhan jarum beracun. Sesuatu yang membuat mata Rafe terbelalak adalah ternyata Jarum tersebut meleleh ketika terkena apinya, makanya tidak ada satu jarum pun yang mengenainya. Sebuah ide pun muncul di kepalanya. Sambil berlari ia melempar bola api ke arah Selena, seperti dugaan nya, selena selalu bisa menghindar. Ketika ia sudah cukup dekat dengan selena, Rafe berlari kemudian berpijak pada pinggir air terjun dan membuat dirinya bersalto melewati Selena dan dengan cepat mengarahkan bola api ke arah rambut selena.

Api Rafe berhasil membakar rambut selena hingga membuatnya terlihat sedikit botak.

"Kau pikir cara itu berhasil untuk mengalahkan ku?" Tanya selena sambil tersenyum aneh, tiba-tiba dengan cepat rambut keriting itu tumbuh lagi seperti awal sebelum Rafe membakarnya.

"Kalau kau berpikir begitu, kau salah" sambung selena sambil berjalan mendekati Rafe dengan jarum keriting yang kini siap untuk menusuknya

THE SCEPTER : RISE OF THE DARKNESS ENEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang