Aroma Darah Manis .

561 36 1
                                    

"Maaf, aku tidak sengaja, apa kamu baik-baik saja?" Tanyanya.

Seketika aku terpaku menatap nya. Mataku langsung menatap matanya. Aku menghirup aroma darah yang manis. Aku tidak kuat, mataku mulai berubah merah, nafasku sedikit tersendat. hasrat vampirku mulai muncul.

"Hey mana yang sakit?" Tanyanya lagi.

Aku sungguh tidak tahan dengan aroma tubuh nya. Aku takut tidak bisa kendalikan diriku. Aku langsung menutup hidung dan bergegas lari menuju kelas tanpa sepatah katapun.

Sesampainya di kelas dengan nafas yang terengah-engah, aku duduk dan tertunduk di meja ku.

"kamu kenapa?" Tanya Joey.

"kamu sakit?" Tanya Lily.

"Enggak, aku gak apa-apa" jawabku.

"Eh.. kamu tahu gak, aku dengar di sekolah ini sedang ramai berita tentang vampire loh" ucap Joey tiba-tiba.

Aku terkejut bukan main dan langsung terdiam.

"kemarin di berita ada seorang wartawa yang berhasil mewawancarai seorang vampire" lanjut Joey.

"Benarkah! tapi menurutku mereka keren. Mereka punya wajah yang cantik dan tampan mereka juga punya kekuatan yang hebat, aku juga ingin menjadi vampire" ucap Lily sambil tertawa.

"Hey jangan bicara sembarangan, kalau sudah kena gigit baru tahu rasa" ucap Joey.

"Mereka itu sangat menjijikan, mereka makan darah manusia, mereka adalah musuh manusia, jadi mereka harus di musnahkan" cetus Olivia tiba-tiba.

Olivia adalah teman sekelas ku yang sombong. Dia juga salah satu penggemar Jeshper. Bisa dibilang fans yang fanatik.

Mendengar teman-temanku membicarakan dan menjelek-jelekan keluargaku. Hatiku sakit, aku ingin marah. Tapi aku tidak bisa. Aku harus menahan emosi ku, jika tidak ingin identitas asli ku terbongkar.

Waktu menunjukan pukul 18.30. Bell pulang sekolah berbunyi. Vladimire sudah menungguku di depan sekolah.

Aku dan Vladimire jalan menuju halte dan menunggu bus yang tak kunjung datang.

"Apa kamu udah dengar berita di sekolah hari ini?" tanyaku pada Vladimire.

"Tentang wartawan yang mewawancarai vampire kan?" jawabnya dengan santai.

"Aku khawatir" ucapku sambil menundukan kepala.

"Gak usah di pikirin, anggap aja mereka hewan yang sedang bergumam karena lapar" ucap Vladimire.

"Oh iya, kamu tau anak laki-laki di kelas sebelah? Dia punya aroma darah yang manis" Lanjutnya.

"Hmmm" Jawabku.

"Aku ingin mencoba rasa nya, apa rasa nya seenak aroma tubuh nya?" Ucap Vladimire sambil mengeluarkan smirk nya.

"Dasar bodoh" ucapku sinis. Tak lama bus yang dari tadi ku tunggu datang.

Di Sepanjang jalan. Vladimire terus mengeluh lapar, sedangkan aku terus memikirkan tentang kejadian di sekolah tadi siang. Berbagai pertanyaan pun mulai mucul di kepalaku.

"Bagaimana kalau mereka tau. Bagaimana kalau Joey dan Lily tau, apa aku akan di jauhi lagi dan di anggap sebagai makhluk yang berbahaya dan mengerikan. Apa yang harus aku lakukan? Mungkin aku akan pindah sekolah dan mendapat seragam baru lagi".

Sesampainya di rumah aku melihat ibu yang sedang menyiapkan makan malam dan mosses yang sedang bermain dengan mainan nya.

"Kalian sudah pulang. ayo makan dulu"ucap Ibu.

"Okeey!" jawab Vladimire semangat.

Vladimire yang sedari tadi mengeluh lapar langsung menyantap darah yang ada di meja makan.

"Ayah kemana bu?" Tanyaku.

"Ayahmu keluar kota. Katanya ada urusan penting yang harus di selesaikan" jawab Ibu.

Aku mengangguk dan langsung menuju kamar untuk merebahkan tubuh ku. Tiba-tiba Ibu mengetuk pintu kamar.

"Kamu tidak makan Luna?" Tanya Ibu.

"Aku tidak lapar bu" jawabku singkat.

Aku terus memikirkan kejadian di sekolah tadi siang. Aku takut, khawatir, emosi. Perasaanku bercampur menjadi satu. Air mataku mulai keluar sedikit.

'Anggap mereka hewan yang sedang kelaparan, anggap mereka angin yang berhembus, ini akan baik-baik saja, tidak akan apa-apa, berita ini akan reda dengan sendirinya, mereka akan bosan membicarakannya' batin ku bbdan berusaha menenangkan perasaan ku sendiri.

Setelah perasaanku mulai tenang aku bergegas menuju kamar mandi. Selesai mandi aku duduk di meja belajar. Membuka buku pelajaran ku dan mulai membacanya.

"Udara malam ini panas sekali" batin ku.

Aku membuka jendela kamar agar angin segar dapat masuk. Tapi, bukan nya angin segar yang masuk. Malah bau darah segar tercium sangat menyengat.

"Aroma ini, kenapa tercium disini?" batin ku heran.

Karena penasaran. Aku melihat keluar jendela, dan apa yang ku temukan. Aku melihat anak laki-laki yang tadi siang menabrak ku di sekolah.

Ternyata dia adalah anak laki-laki yang kemarin malam termenung di jendela itu.
dia satu sekolah denganku dan.. Satu apartment.

'Siapa dia, kenapa aroma tubuhnya sangat menyengat sekali?' Batinku.

'Aah... Aroma darah nya harum'.

"Ahk!! Tidak-tidak, kendalikan dirimu Luna" ucapku membuyarkan khayalan ku.

Aku melanjutkan belajar sambil menutup hidungku. Mencoba konsentrasi pada tugas yang ada di depan ku.

"Ah ini percuma! Konsentrasiku sudah buyar dengan bau darah yang menyengat itu" ucapku frustasi.

Aku bergegas menutup jendela kamarku lalu tidur dengan selimut yang menutupi seluruh tubuh.




*next-------------->>>>>>>>>>

I Love Human ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang