Aku bergegas ganti baju sebelum bell kelas bunyi.
Sesudah ganti baju aku berdiri depan kaca toilet.
Aku terus memikirkan perkataan Jeshper tadi."Apa ini sebuah mimpi?, anak itu memang gila, dengan gampangnya dia bicara seperti itu?" Ucapku sambil menatap diriku di dalam kaca.
Bell masuk berbunyi. Aku bergegas masuk ke kelas.
"Ohayoo Luna" sapa Joey dengan semangat pagi ala orang Jepang.
"Kamu udah ngerjain tugas fisika belum?" Lanjutnya.
"Udah" jawabku sambil berjalan menuju tempat duduk.
"boleh gak aku lihat punyamu, aku sama sekali gak ngerti, ya ya ya aku mohon... " ucap Joey sambil memegang tanganku.
"Baiklah.. tapi hanya tugas ini saja ya" ucapku.
"Terima kasih Luna kamu teman yang paaaalllliiiiiinnnnggggg baik :)" ucap Joey memelukku.
Aku melihat air hujan yang mengalir di jendela kelas. Aku teringat lagi anak bodoh itu (jeshper). Aku heran kenapa anak itu tidak mau pergi dari pikiranku. Malah pertanyaan konyol mulai terlintas di pikiranku.
'apa dia suka padaku?' Pikirku.
"Aish.. tidak mungkin" ucapku meyakinkan.
########
Bell istirahat berbunyi. Aku pikir akan diam di kelas saja dengan membaca beberapa buku komik yang kubawa. Tiba-tiba Joey menghampiriku dengan tergesa-gesa.
"Luna, kamu harus liat ini" ucap Joey panik sambil menarik tanganku.
"ada apa?" Tanyaku bingung.
"Di mading sekolah ada foto kamu dan satu sekolah sedang membicarakannya" ucap Joey.
"apa!!! Fotoku? Dimading? Kenapa bisa!!?" Tanyaku penasaran.
"Udah jangan banyak tanya, ayo cepat" ucap Joey yang terus menarik tanganku.
Sesampainya di lobby sekolah, aku melihat selembar kertas besar yang di tempel fotoku dengan tulisan,
~'AKU MENYUKAI ORANG INI, TERTANDA : JESHPER'~
satu sekolah langsung membicarakaan ku terutama siswa perempuan.
"Dasar idiot!! Jeshper kamu menyebalkan!!" ucapku kesal.
Aku meremas kertas itu dan segera mencari Jeshper. Amarah ku memuncak sudah.
"Dimana anak bodoh itu! dasar pengecut!!" ucapku terus mencari.
Setelah kucari hampir ke semua kelas. Jeshper masih tidak kelihatan batang hidungnya. Ternyata dia berada di taman belakang sekolah sedang asik mendengarkan musik di ponsel nya sambil duduk di bawah pohon beringin. Aku langsung menghampiri nya.
"Jeshper!! apa maksudnya ini?! Kau gila ya!!" ucapku kesal sambil memperlihatkan kertas yg kuremas tadi.
Jeshper hanya tersenyum kecil. dia mencopot earphonenya dan berdiri di depanku.
"Apa maksudnya ini? kamu mau bikin aku di bully oleh satu sekolah!? Jika mau membuat ku keluar dari sekolah ini bukan begitu caranya" Lanjutku masih kesal.
Dia malah tersenyum lagi.
"kamu ini!! jangan hanya tersenyum bodoh begitu, cepat bicara dan jelaskan!!" ucapku."Itu fotomu" ucap Jeshper santai.
"maksud apa?!" Tanyaku.
"Hmm.. Ini cara ku mengungkapkan perasaan ku tahu" ucap Jeshper yang membuat ku sedikit tersentak.
"jadi.... apa jawaban kamu Luna?" lanjut Jeshper sambil memegang kedua pundakku.
Aku bingung mematung sambil menatapnya. Aku harus senang, sedih, atau marah?
"Ayo jawab. Maukah jadi pacarku?" ucap Jeshper.
Suasana yang hening membuat jantungku berdetak sangat kencang. Pikiranku langsung kosong. Tatapan mata Jeshper buat aku tidak bisa berbuat apa-apa ditambah aroma tubuhnya seperti mengunci tubuhku.
'ini gak mungkin, mana ada manusia yang jatuh cinta pada vampire' pikirku.
Walau sebenarnya aku juga sedikit menyukai anak bodoh ini.
"Ayolah cepat jawab" ucap Jeshper.
"aa..a..aku " ucapku masih berpikir.
"baiklah aku anggap itu jawaban IYA, oke?" Ucap Jeshper sambil tersenyum.
"APA !!!... bukan, itu hanya, ah... aku belum selesai ngomong dasar bodoh!" ucapku menyakinkan dia bahwa itu bukan jawabanya.
"udahlah, mulai sekarang kita adalah couple" ucap Jeshper sambil menggenggam tanganku. Lalu dia mengeluarkan dua buah gelang dari sakunya.
"ini... adalah tanda kita adalah couple, jadi jangan di lepas ya" ucapnya sambil memakaikan gelang itu ke tanganku.
Entah perasaanku ini melanggar hukum dan peraturan bangsa vampire atau tidak. Aku tidak peduli. Yang pasti siang ini aku merasa sangat senang. Sebuah gelang berwarna hitam dengan gantungan berbentuk bulan sabit kini terpasang di tangan ku.
Setelah itu, Jeshper memelukku dan pergi ke kelasnya meninggalkanku yang masih sedikit bingung.
Aku heran kenapa setiap berada di dekat dia aku tak bisa berbuat apa-apa.
Tiba-tiba ponselku bunyi. Ternyata telepon dari Vladimire. "ya, ada apa?" jawabku.
"kamu dimana?" Tanya Vladimire.
"Aku di taman belakang sekolah" jawabku lagi.
"Aku akan kesana" ucap Vladimire dan langsung mematikan ponselnya.
"Dasar aneh" ucapku sambil duduk di bawah pohon.
Baru aku bersandar di pohon, Vladimire sudah datang.
"cepat makan" ucap Vladimire sambil memberikanku sebotol darah segar."Aku tidak lapar" jawabku.
"Aish.. kalau kamu gak makan aku akan di marahi ibu nanti" ucap Vladimire
"Kenapa tidak kau saja yang makan" ucapku.
"Hhmm.. Kau lupa Ibu bisa melihat kita dimana saja" ucap Vladimire.
"Baiklah" jawabku pasrah.
"Mukamu kelihatan seneng sekali, ada apa?" ucap Vladimire ingin tahu.
"Tidak" jawabku singkat.
"Ayolah Luna Percuma kamu nyembunyiin perasanmu, apa kamu lupa aku bisa membaca pikiran orang?" Ucap Vladimire mengejek.
"ya oke aku akan cerita, Jeshper nembak aku dan kita udah pacaran" ucapku sambil senyum-senyum sendiri.
"Apa!!! Luna kamu gak tau apa pura-pura gak tau?, kamu itu udah ngelanggar peraturan bangsa vampire" ucap Vladimire berusaha menjelaskan.
"ya aku tau, tapi...." .
"Tapi apa? apa dia tau kamu itu vampire? apa dia tau dari keluarga mana kamu berasal? apa jangan-jangan dia tidak tau?" Ucap Vladimire yang mulai sedikit kesal.
"ingat Luna kita itu berbeda dari mereka" lanjut Vladimire.
"Ya aku tau itu, aku akan pikirkan lagi" ucapku sedikit kesal.
"Baiklah aku akan ke kelas. Habiskan minuman mu dan langsung ke kelas" ucap Vladimire sambil mengusap kepalaku.
"Ya.." jawabku.
"Jangan terlalu lama disini, pohon itu ada hantunya" ucap Vladimire meledek.
"Aku tidak takut hantu" ucapku kesal.
*maaf kalo makin lama cerita dan kata-katanya jadi gak jelas.*
*Terima kasih yang udah mau baca*.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love Human ✔
Vampir[COMPLETE] Kapan kalian merasa jatuh Cinta? . Kapan kalian merasa sayang pada seseorang sampai kalian lupa bahwa kau dan dia mempunyai alam yang berbeda? . . .