Mereka Mulai Tahu (I)

340 20 0
                                    

Tak lama Vladimire pulang.

"Ngapain teman mu malam-malam kesini?" Tanyanya.

"Minjem buku" jawabku singkat dan aku langsung masuk ke kamar.

#########

(Di sekolah)

Hari ini aku, Lily dan ketua kelas rRo piket dan di tugaskan oleh guru untuk merapihkan lab kimia.

"Luna aku keluar sebentar ya mau ngambil sapu dan kain pel. Kamu dan Lily rapikan tabung reaksi yang tidak terpakai ya" ucap Rio.

"Siap ketua" jawab ku dan Lily sambil hormat ala prajurit perang kepadanya.

"Aish kalian selalu berlebihan" ucap Rio.

Aku dan Lily pun tertawa sambil merapikan tabung-tabung reaksi yang tak terpakai.

Tiba-tiba Lily tak sengaja menyenggol salah satu tabung reaksi nya dan terjatuh.
Tabung reaksi itu pecah.

"Aduh gimana nih aku pasti di marahin dan suruh ganti" ucap Lily panik.

"Udah gak usah panik, sini biar aku bersihkan" ucapku.

"Jangan nanti kamu terluka" ucap Lily.

"Udah gak apa-apa, lebih baik kamu cari sapu untuk membersihkan ini" ucapku.

"Oke oke aku cari sapunya dulu ya" ucap Lily sambil berlari keluar.

Karna takut tanganku terluka lagi. Aku berniat memakai kekuatan telekinesis ku untuk merapikan pecahan tabung reaksi itu.

'Hanya untuk sekali ini mungkin gak apa-apa' ucapku dalam hati.

Aku mulai merapikan pecahan tabung reaksi itu. Aku membuat pecahan tabung itu melayang di udara dan membuangnya ke tempat sampah.

Saat aku mau masuk lagi ke ruang lab. Aku menemukan Lily berdiri di belakangku.

Ekspresi wajahnya kaget dan takut.

'Apa dia tadi melihatku?' Pikirku panik.

"Oh Lily, sudah kau temukan sapu nya?" Tanyaku basa basi.

Dia langsung berbalik arah dan berlari.

"Haduuh... kasus lagi" ucapku sambil menggaruk kepalaku yang sama sekali tidak gatal.

Setelah selesai merapikan lab kimia aku bergegas ke kelas.
Tapi di kelas hanya ada Joey yang sedang asik baca komik.

"Joey, apa kamu lihat Lily?" Tanyaku.

"Tidak, memang kenapa?, kok muka kamu panik gitu?" Tanya Joey bingung.

"Dia tadi liat aku pakai kekuatanku, sekarang dia udah tau aku ini vampir" ucapku frustasi.

"Waduh gawat itu, ayo kita cari dia!!!" ucap Joey sambil menarik tangangku.

Dia tidak ada dimana mana.

"Joey, kemana biasanya Lily pergi kalau lagi sedih atau marah atau apalah? " tanyaku.

"Hhmmm... biasanya.. dia... di perpustakaan" jawab Joey.

"Ayo cepat" ucapku.

Akhirnya aku dan Joey bergegas ke perpustakaan.
Benar saja Lily sedang menangis di bangku paling ujung perpustakaan.

Jam segini perpustakaan sepi karena semua siswa sedang di kelas.

"Lily, are you ok?" Tanya Joey.

Lily langsung berdiri dan menatapku sinis.

"Sebenarnya kamu ini manusia apa bukan?" Tanya Lily sambil menangis.

"Lily please jangan nangis. Aku dan Joey bakal jelasin semuanya ke kamu" ucapku.

"Oh jadi Joey udah tau?!! Kenapa kamu gak ngasih tau aku?" Ucap Lily pada Joey.

"Maaf aku cuma mau jaga rahasianya Luna aja" jawab Joey.

Tak lama Joey menutup pintu perpustakaan dan duduk berhadapan dengan Lily. Begitupun aku.

"Jadi gini Lily, sebenarnya aku ini seorang vampire. Tapi kamu jangan takut, aku gak Bakal minum darah manusia. Dan.. kamu mau janji kan sama aku jaga rahasia aku sama seperti Joey, apa kamu bisa?" Ucapku memohon.

"Setidaknya sampai aku lulus dari sekolah ini. Setelah itu.. Terserah kamu mau nyebarin berita ini atau tidak" lanjutku.

Bukannya menjawab pertanyaan ku, Lly malah nangis lagi.

"Aduh...Kok nangis lagi sih Lily, kamu ini kenapa?" Tanya Joey.

"Maafin aku Luna, sungguh aku minta maaf" ucap Lily sambil terus menangis .

"Loh kenapa kamu minta maaf, justru aku yang minta maaf udah bohongin kamu" ucapku.

"Sungguh aku minta maaf, dengan semua omongan anak-anak di kelas kamu tetap bisa tersenyum kaya gitu dan kamu tetap bisa tenang, aku jadi malu sama kamu Luna" ucap Lily menyeka air matanya.

"Hhmm... Lily kamu gak perlu berlebihan, aku ini udah biasa diginiin" ucapku.

"Terus apa yang bisa aku lakuin buat kamu, biar aku gak ngerasa bersalah kaya gini?" tanya Lily.

"Kamu gak harus ngelakuin apa-apa kok, cukup dengan jaga rahasia ku ini aja aku udah bersyukur banget" ucapku.

"Yaudah tenang aja rahasia kamu aman di tangan aku" ucap Lily sambil memegang tanganku

"Jadi...kita masih temen kan?" Tanya Joey.

"Masih dong, teman forever" ucap Lily sambil memeluk kami berdua (Joey& aku).






*next part ⬇⬇⬇⬇⬇⬇*

I Love Human ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang