Abrielle kira dia bakal hidup tenang, setidaknya, tidak ada yang bakal mengganggu dia sebulan ini. Itu saja yang Abrielle minta. Tapi tidak, nasibnya tidak semujur itu. Tentu saja, pasti ada yang akan menggangunya, yaitu misi lain. Para nenek - nenek tua keriput yang disebut Moirae, mereka tidak pernah berbaik hati pada Abrielle. Abrielle berharap terlalu tinggi, terlalu percaya bahwa dia akan hidup tenang setidaknya seminggu. Apa boleh buat, Abrielle memang seapes itu. Abrielle mulai membuka mulut untuk membacakan.
"Putra putri dewa laut akan peri menyongsong awal." Abrielle berhenti sejenak.
"Eb Ab, itu beri dan ajal." koreksi Apollo. Abrielle menengok kepada Percy untuk minta dukungan, tetapi Percy sama putus asanya dengan Abrielle, malah terlihat lebih nelangsa. Tidak adil bagi Percy bahwa dia harus ikut dalam 3 ramalan besar yang sudah terjadi. Hidup Percy sudah kelewat berat. Para moirae sangat keji terhadap Percy.
"Sate kan berbusa."
Disleksia nya parah sekali duh.
"Satu kan binasa."
"Sip. Malam akan menetas hidup."
"Menebas."
"Oke makasih. Kematian akan terlepas duri kurma sang malaikat?"
"Dari dan murka. Yah kira - kira seperti itu ramalannya.
Percy angkat bicara, "Jadi ramalannya Putra putri dewa laut akan pergi menyongsong ajal. Satu kan binasa. Malam menebas kehidupan. Dan kematian akan terlepas dari murka sang malaikat. Wow sangat membangkitkan semangat." ujar Percy getir. Khalayak ramai, baik Yunani maupun Romawi saling membicarakan ramalan tersebut. Percy menyandang tanda dari kedua perkemahan, satu kalung manik - manik tanah liat dari Perkemahan Blasteran dan satu rajah SPQR (senatus populusque romanus) dilengkapi dengan tanda trisula dan 1 strip masa pengabdian dari Perkemahan Jupiter. Percy merangkal sebagai praetor Roma dalam 1 minggu saja. Itu menganggumkan, diam - diam Abrielle mengagumi Percy dan menjadikan kakaknya itu sebagai tolak ukur dalam bertindak. Percy menyandang dua tanda dari kedua perkemahan sebagai hadiah dari Hera yang menukar Percy ke Perkemahan Jupiter dan Jason ke Perkemahan Blasteran. Piper menceritakan ketika dia melihat Jason, Percy dan Nico Di Angelo yang adalah putra Hades, perasaan dan insting nya berkata Kau harus lari. Ketiga anak dari tiga dewa besar dalam sejarah Olympus bergabung. Jason bisa tanpa sengaja memercikkan listrik dari jemarinya, ketika Percy gugup, pipa air bisa tiba - tiba meledak dan Nico Di Angelo, bisa memanggil kerangka dari bawah tanah. Mereka bisa menghancurkan seluruh pulau Manhattan hanya dengan memanggil masing - masing kekuatan. Abrielle tidak mau berurusan dengan ketiga orang itu.
"Pahlawan!" seru Chiron untuk menenangkan demigod - demigod yang saling mengobrol tentang malangnya nasib anak - anak Poseidon itu. Aku tidak perlu diingatkan kembali tentang itu dasar orang - orang tolol, pikir Abrielle.
"Percy, kau bisa panggil Tyson? Suruh dia kemari. Abrielle, Percy, Tyson berkumpul di Rumah Besar sejam lagi bersama dengan aku dan Apollo." ucap Chiron tegas walaupun terbersit rasa kasihan dalam suaranya.
Pekemah - pekemah dibubarkan untuk kembali ke pondok masing - masing. Abrielle berjalan ke pondok 3 bersama Percy. Tidak ada satu pun dari mereka yang angkat bicara. Mungkin Percy sedang memikirkan hal yang sedang Abrielle pikirkan saat itu. Mungkin Percy sedang berpikir bahwa wah jahat sekali nenek - nenek tua keriput yang merajut benang nasib sialan itu, Abrielle juga memikirkan hal yang sama. Mereka masuk ke pondok 3, Abrielle langsung berbaring di kasur sambil menatap langit - langit sedangkan Percy langsung ke air mancur belakang pondok, mungkin untuk mengirim Pesan Iris kepada Tyson. Abrielle belum pernah memikirkan saudara nya yang satu itu. Dia sudah terlalu sering bersama Percy sehingga melupakan Tyson. Tyson memiliki rambut cokelat gelap acak - acakkan dengan satu mata hijau besar di tengah - tengah seingat Abrielle. Dia lebih tinggi dari Percy mungkin beberapa inci. Tyson berbau seperti laut, sama seperti dia dan Percy. Abrielle dan Percy sudah sering menghadapi misi berbahaya, tetapi bagaimana dengan Tyson?
"Dia akan datang 15 menit lagi." ucap Percy tiba - tiba masuk, mengagetkan Abrielle. Bahu Percy merosot. Dia kelihatan seperti menanggung seluruh beban dunia di pundaknya, yang sepertinya memang pernah dia alami. Kalau tidak salah, Annabeth yang menceritakan kepadanya. Abrielle tidak menjawab, dia sudah terlalu- , susah diutarakan dengan kata - kata. Takut, lelah, berang, kalut, kecewa.
Percy berbaring di kasurnya yang berada di seberang ruangan tanpa berkata apa - apa. Kalau Abrielle menjadi Percy, dia akan pergi ke Olympus dan menonjok nenek - nenek tua perajut nasib serta mematahkan tangan mereka sehingga mereka tidak bisa merajut nasib siapa - siapa lagi. Abrielle berpikir mungkin dia bisa pergi melenggang saja dari sini, dia bisa mengajak serta Percy dan Tyson serta tidak memperdulikan ramalan bego itu. Itu adalah gagasan yang sangat menggoda sekali. Percy mengembus kan napas dengan berat lalu bangun.
"Ab?"
"Ada apa?"
"Kita tidak boleh mengakali nasib serta maut. Acap kali, jika kita berusaha, keadaan serta merta menjadi lebih buruk daripada yang seharusnya."
Sejak kapan Percy bisa membaca pikirannya?
"Sejak kau kembali dari kematian aku rasa." ujar Percy sambil menatap lantai dengan tatapan kosong.
Oke sekarang Abrielle tidak boleh berpikir yang aneh - aneh lagi.
"Aku tidak masalah dengan pemikiran - pemikiran aneh, aku bahkan bisa disebut sebagai orang aneh." ujar Percy, masih menatap lantai.
"Kau seram ih."
Mereka berdua tertawa terbahak - bahak. Cukup menyenangkan jika mereka berdua tertawa. Sekejap, Abrielle bisa melupakan masalah itu. Akan tetapi, tawa mereka segera surut. Susah untuk tetap tersenyum sedangkan hidup mu mungkin akan musnah dalam hitungan hari. Mereka kembali diam. Abrielle berusaha memikirkan betapa seramnya misi itu. Hanya mereka bertiga. Bagaimana jika mereka bertiga tidak selamat? Poseidon tidak akan punya anak - anak lagi di Perkemahan Blasteran. Pondok 3 akan kosong melompong. Abrielle mengkhawatirkan Annabeth. Dia tahu betapa stres nya Annabeth sewaktu Percy menghilang selama 8 bulan dan sebagai gantinya dia mendapatkan Putra Jupiter, Jason Grace. Abrielle tidak sanggup melihat Annabeth, yang sudah dia anggap sebagai sahabatnya walaupun hanya baru kenal sebentar, menderita lagi karena kehilangan Percy.
"Jangan berpikir seperti itu. Malah bikin depresi." ucap Percy sambil masih menatap kosong ke langit - langit. Abrielle belum terbiasa dengan Percy bisa membaca pikirannya. Apakah dia bisa membaca pikiran Tyson juga?
"Tidak, tidak bisa kalau Tyson." jawab Percy. Yap seram sekali. Setelah serasa bagai seabad, seseorang mengetuk pintu Pondok 3. Kepala berhiaskan rambut keriting hitam yang sangat familier bagi Abrielle menyembul dari balik pintu. Abrielle langsung bangun cepat sekali. Leo masuk dan langsung melihat ke lantai kayu Pondok 3 yang mungkin menurut dia sangatlah menarik. Dari berpuluh - puluh pekemah, kenapa Leo yang memanggil mereka untuk rapat dewan? Abriele melihat Leo dengan kesal. Dia sudah tidak sedih. Perasaan sedih itu digantikan dengan perasaan dengki. Bisa - bisanya Leo memainkan perasaannya seperti itu, orang macam apaan.
"Kalian sudah dipanggil Chiron ke Rumah Besar. Saudara mu juga sudah datang." ucap Leo pelan.
"Oke." ujar Percy sambil melihat ke arah Abrielle. Leo tidak babibu lagi, dia langsung keluar dan menutup pintu pelan - pelan seakan pintu itu terbuat dari dinamit.
"Rapat dewan perang ya?" tanya Abrielle mencelus.
"Iya, ayo kita temui Tyson, aku rindu padanya." ucap Percy santai. Mungkin dia takut, tapi dia terlalu capek untuk merasa takut lagi, seakan dia berpasrah diri. Abrielle memikirkan, bagaimana jika Abrielle kehilangan Percy pada saat misi?
"Berharap saja, kita tidak kehilangan satu sama lain." ucap Percy sambil menoleh ke arah Abrielle dan tersenyum, lalu melenggang ke Rumah Besar, Abrielle punya firasat, dia tidak akan sering melihat Percy tersenyum lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/49020227-288-k457295.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Night
FanfictionApa yang akan terjadi jika sang Malam, Ibu dari segala macam kegelapan dan kekejaman ikut turun tangan dalam misi untuk menggagalkan Abrielle untuk menyelamatkan dunia?