IX. Apollo

1K 83 7
                                    

Dia terjebak di kamarnya selama berjam - jam. Dia tidak tahu keadaan diluar kamarnya. Zeus menciptakan sebuah lubang kecil agar para naiad bisa memasukkan makanan dari lubang itu, yah secara teknis tidak kecil sekali mengingat tinggi dirinya sendiri 12 meter sedangkan lubang itu bisa dilewati selusin manusia. Tapi memangnya dia kucing? Dia kan seorang dewa, huft. Dia tidak tahu apa yang terjadi dengan Abrielle saat ini. Dia ingin berdoa, tapi berdoa pada siapa? Dia sendiri saja seorang dewa. Dia menonjok - nonjok pintu tersebut tapi tidak ada yang terjadi. Dia tahu, dia sudah sering, yah, terlalu sering menuai amarah Zeus. Zeus bahkan memanggil Hecate, Titan Sihir, yang juga merangkap menjadi seorang dewi Kabut dan persimpangan, sendiri untuk menyihir kamarnya agar tidak bisa ditembus siapapun kecuali Hecate sendiri. Dia mendengar doa - doa yang dipanjatkan kepadanya, tapi tidak ada satu pun dari mereka yang adalah Abrielle atau Percy atau bahkan Tyson.

"Ayah!"

Hening

"Zeus!"

Masih hening.

Percuma saja seperti ini. Apollo tidak tahu harus meminta pertolongan ke siapa. Artemis? Dia mungkin sudah terlalu bosan terkena masalah mulu dari Zeus gara - gara dirinya. Hera? Tidak mugkin. Aphrodite? Dia mah berduaan terus sama Ares. Hephaestus? Sedang ada di tempat penempaannya. Dionysus? Sudah mati mabuk kali. Hermes? Hermes! Ya dia pasti mau membantu.

Hermes, aku mohon, kemarilah!

Sebuah bayangan melesat di depan jendela kamar Apollo. Apollo berlari kesitu dan melihat seorang pria menggunakan jas lengkap berwarna abu - abu yang sangat tidak matching dengan converse hitam bersayap miliknya.

"Kau memanggil Saudaramu, Apollo?" tanya Hermes dengan suara bermain - main.

"Aduh, aku tidak punya banyak waktu! Aku ingin kau pergi ke Labirin dan cari Abrielle." jawab Apollo singkat, padat dan jelas.

"Memang kau tidak bisa keluar sendiri?! Sudah memanggilku, membentak - bentak lagi, ya sudah sampai jumpa!" ujar Hermes.

"Hei tunggu dulu! Mari kita buat perjanjian, perjanjian bisnis." ucap Apollo.

"Yah kau sudah mengubah anakku, Travis Stoll menjadi seekor sigung, tapi ya sudah, oke, aku mendengarkan, bisnis adalah keahlianku." jawab Hermes menimbang - nimbang.

"Yah maaf soal itu." jawab Apollo. Ini adalah posisi mengobrol yang aneh, Hermes terbang di luar jendelanya sedangkan Apollo masih di dalam kamarnya hanya mengenakan kaos jingga dan celana jeans.

"Begini, aku dikurung oleh Zeus karena ikut serta dalam misi demigod, dia sendiri meminta Hecate untuk memantrai kamarku. Dan aku katakan kepadamu, dari begitu banyak orang yang berdoa kepadaku, tidak ada satu pun dari mereka yang adalah Abrielle. Aku sama sekali tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya saat ini. Aku ingin kau menolongnya, beri tanda atau semacamnya. Dan jika kau melakukan itu, aki secara pribadi akan mensponsori OPS (Olympus Package Service). Bagaimana?" jelas Apollo panjang lebar dengan hanya satu tarikan nafas.

"Yah aku memang sedang bangkrut, tapi kau akan menginvestasikan berapa banyak?" tanya Hermes.

"Setengah dari kekayaan ku, aku bersumpah demi Styx." jawab Apollo mantap yang disambut oleh anggukan dari Hermes. Sekejap, Hermes menghilang. Apollo harap dia benar - benar melaksanakan nya dengan baik. Dan sekarang dia hanya bisa duduk menunggu, berharap yang terbaik. Semoga Abrielle, cinta sejatinya selamat dan baik - baik saja.

The NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang