Sesudah keluar dari sini, Tyson berjanji pada dirinya sendiri. Dia tidak akan ikut misi macam - macam lagi. Sudah berapa lama dia berada ditempat ini, sambil digantung terbalik oleh beberapa tengkorak kotor. Kakinya disatukan lalu diikat ke langit - langit yang bahkan tidak bisa dia lihat. Tangannya bergelantungan di udara dengan bebas. Udara berbau belerang dan apa itu? Busuk? Dia samar - samar mendengar raungan monster, tapi jaraknya jauh, berkilometer - kilometer mungkin. Disini panas sekali dan Tyson haus. Dimana Abrielle? Percy? Dan terlebih lagi Tyson takut. Bohong jika Tyson bilang dia tidak takut, sendirian, digantung terbalik, apa maksudnya semua ini? Bagaimana jika mereka membiarkan Tyson tergantung sampai mati? Seperti sapi - sapi di rumah jagal? Ih, Tyson bergidik ngeri. Dia harus menemukan Percy, juga Abrielle. Mereka harus memastikan bahwa Nyx, tidak akan membinasakan Yunani dan Romawi.
Sedari tadi, Tyson sudah menggeliat - geliut, akan tetapi dia jadi takut kalau - kalau talinya putus. Kalau tanahnya dekat mungkin saja Tyson akan selamat. Tapi bagaimana jika jaraknya berkilometer - kilometer ke bawah? Seperti jurang yang tak berdasar. Dia makin merasa ini tempat yang tidak bagus. Dia tidak seharusnya berada disini. Dia merasakan darahnya berkumpul di kepalanya. Butuh berapa lama lagi yang dibutuhkan untuk penggumpalan darah di otaknya? Dia sudah merasa sempoyongan, semua benda jadi berputar - putar dan berbayang - bayang. Abrielle dan Percy harus menolongnya, jika tidak, tamat riwayatnya. Tyson sebetulnya belum pernah menggunakan kekuatan mengendalikan air dan sebagainya seperti Percy, serba - serbi tirtawi. Mungkin ini saatnya menggunakan antena Poseidonnya. Dia menutup matanya dan berkonsentrasi. Dia merasakan adanya sebuah sungai, kira -kira 12 mil jauhnya dari tempat dia digantung, akan tetapi dia tetap tidak tahu seberapa jauh Tyson digantung di langit - langit. Bagaimana cara mengetahuinya ya?
Tyson masih menyimpan kacamata hitam yang digunakan untuk menyembunyikan satu matanya di tengah - tengah agar terlihat sebagai orang normal saat berada di tengah - tengah manusia biasa. Dia menaruhnya di kantong kemeja flanel merahnya. Jika dia bisa menjatuhkannya ke bawah dan memperkirakan jauhnya, berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk kacamata itu menabrak lantai di bawahnya. Dia menggeliat geliut dan merasakan kacamata itu mulai keluar dari kantong Tyson dan menuju langsung ke bawah. Belum ada bunyi apa - apa. 1 detik, 2 detik, 3 detik, 4 detik, 5 detik, 6 detik... Dan ada suara sesuatu menghantam tanah di bawahnya, berarti dia cuma digantung kira - kira 5 meter dari tanah, kecil. Dia mengeluarkan gunting kuku yang selalu dia bawa kemana - mana, mengingat kukunya cepat sekali panjang. Dia memotong - motong tali baja yang sangat tebal itu dengan susah payah. Memang butuh waktu, akan tetapi, akhirnya setelah 5 menit mengeluarkan keringat, tali itu akhirnya putus juga. Dia membentuk badannya menjadi bola dan menumbuk lantai dengan punggungnya. Dia mencium gunting kuku tangannya dengan bangga.
"Makanya jangan macam - macam dengan pria yang punya gunting kuku!" raung Tyson. Lalu Tyson memasukkan kacamata hitamnya kembali ke dalam kaus flanelnya dan mulai berjalan. Dia sampai di tanah lembap yang lembek berwarna hitam. Di sepanjang tepian dataran tanah itu, dia melihat hutan dan sungai putih yang berkelok - kelok diantara pepohonan yang rimbun. Beberapa menit sekali ada sosok aneh, seperti kelelawar atau semacamnya yang terbang diantara pepohonan. Tyson bergidik. Lalu Tyson berpikir, sungai! Tyson bisa memanfaatkan sungai itu. Dia berlari mendekati sungai itu.
Akan tetapi semakin dia mendekati sungai itu, perasaannya semakin tidak enak. Tetapi dia tetap melaju, sambil berlari kencang. Saat sudah mencapai tepian sungai, Tyson berlutut untuk mengambil air putih aneh itu dengan tangannya untuk membasuh tangannya. Akan tetapi tiba - tiba ada suara perempuan dari sekitar situ.
"Hati - hati, aku yakin kau tidak mau menyentuh air sungai itu jika kau ingin seluruh ingatan mu tersapu bersih." kata perempuan di tengah bayang - bayang pepohonan. Tyson bersiap untuk kedatangan sesosok setan atau dewi jahat. Akan tetapi yang muncul, jauh dari bayangan Tyson. Perempuan itu hampir tidak kelihatan. Dia menggunakan balutan sutera putih untuk membalut tubuhnya yang seputih air sungai. Dengan mata kelabu gelap serta rambut yang berombak - ombak seperti kalau di dalam air yang membuat Tyson mengantuk. Wajahnya lembut, seperti para nymph di hutan.
"Eh kau itu apa?" tanya Tyson ragu. Lalu raut wajah gadis itu langsung berubah.
"Oh ya, bodohnya aku, mana ada yang mengetahui tentang nymph sungai di Dunia Bawah?!" gadis itu membentak Tyson.
"Maaf, tadi apa kau bilang? Dunia Bawah?" tanya Tyson.
"Tentu saja cyclops dungu!" jawab gadis itu sambil melipat tangannya di depan dadanya.
"Dan kau? Nymph sungai ini?"
"Tentu saja, aku Nayakith! Nymph sungai Lethe! Sungai ini akan menghapus bersih semua ingatan mu dengan satu teguk. Menyesal diriku memperingatkan mu tadi." gadis itu mendengus kesal. Meskipun Tyson malah mengganggap itu imut. Tapi itu bukan masalah yang paling penting. Tyson harus tau bagaimana caranya keluar dari Dunia Bawah. Sebelum dia bisa berkata satu patah katapun kepada Nayakith, suara kereta perang berbunyi, dan bunyinya semakin dekat. Lalu Tyson berpaling ke Nayakith, lalu melihat raut wajah jengkel.
"Maaf aku harus pergi." ujar Nayakith sebelum Ia menghilang dengan disertai bunyi pop!
Apa maksudnya?
Lalu sesosok bayangan hitam muncul sambil mengendarai kereta hitam menyeramkan.
"Wah baik sekali Saudaraku mengorbankan anaknya sendiri kepadaku, masuklah ke kereta Tyson, Putra Poseidon!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Night
FanfictionApa yang akan terjadi jika sang Malam, Ibu dari segala macam kegelapan dan kekejaman ikut turun tangan dalam misi untuk menggagalkan Abrielle untuk menyelamatkan dunia?