Dia sesaat ingin terlelap dalam ruang lingkaran yang gelap gulita tersebut. Dia bahkan tidak ingat bagaimana dia bisa ada disitu. Bayangan hitam menari - nari di matanya, karena kegelapan yang sangat pekat. Telinganya berdenging ganjil disebabkan kesunyian yang menggelayut di udara. Dia bisa mendengar detak jantungnya sendiri, alur nafasnya serta darah, darah setengah dewa, berdesir di dalam pembuluh darahnya. Dia berada di ruangan gelap yang dingin itu kira - kira selama 3 jam. Dia tidak menemukan satupun jalan keluar, tidak di sepanjang dinding, tidak di lantai, tidak di langit - langit. Dia juga bisa merasakan udara kian menipis seiring dia bernafas untuk tetap bertahan hidup sampai Abrielle atau Percy datang menyelamatkannya. Mereka pasti akan menyelamatkannya, Tyson yakin akan hal itu, mereka kan tangguh, jadi mereka pasti bisa. Dia akhirnya memutuskan untuk bernyanyi, sekedar untuk menghilangkan kebosanannya.
"Koral biru di laut, indah rupawan, gemerlap warnanya. Ganggang menari di tengah ombak-"
"Well, well, suara yang merdu, mengingat nadanya keluar dari mulut seorang Cyclop!" ucap sebuah suara dari asap hitam yang mewujud begitu saja di kegelapan di hadapan Tyson. Dia sontak berdiri dan mengambil pentungan pemberian Zeus dari tali yang diikatkan di punggungnya. Asap itu mewujud menjadi seorang wanita berjubah hitam pekat dari ujung kepala sampai ujung kaki. Jubahnya dihiasi oleh permata hitam, dan kulitnya sangat pucat. Dia perlahan - lahan mendekati Tyson. Langkahnya berat akan tetapi mantap, tidak ada keraguan dalam setiap langkah yang dia ambil.
"Gaea?" tanya Tyson.
"Oh tidak Nak, dia adalah adikku, hanya kemiripan kekuarga." jawab wanita itu tenang. Wanita itu berhenti hanya beberapa meter dari tempatnya berdiri. Dia membuka tudungnya dan rambutnya menjuntai sebahu, berwarna seperti galaxy, berubah - ubah, hitam kemudian biru gelap kemudian ungu, dihiasi bintang - bintang terang. Wajahnya cantik jelita akan tetapi terlalu pucat seperti mayat.
"Nyx." ucal Tyson terpana.
"Ya betul, Tyson, Putra Poseidon." ujar Nyx sambil menatap Tyson dan perlahan - laha membuka mata. Dia kedua matanya terdapat galaxy yang berputar - putar membuat Tyson pusing bukan main.
"Ah, aku masih tidak terbiasa dengan wujud ini, tapi tak apa. Hai Tyson, kau yang pasti tahu kan, aku disini untuk apa." ucap Nyx lembut. Tyson sangat tergoda untuk terayu kelembutan suaranya.
"Kau punya charmspeak." ucap Tyson pelan.
"Oh ya Nak, dahulu, semua wanita hebat punya charmspeak, sekarang wanita rendahan pun punya, seperti adikmu itu, Abrielle Hiddleston, mewarisi kemampuan charmspeak dari seekor Veela, memalukan sekali!" ucap Nyx.
"Jangan menyebut adikku secara tidak sopan Nyonya atau-"
"Atau apa? Seorang bocah kecil seperti mu, seperti Percy Jackson yang kurang ajar itu, dan adikmu, si Abrielle yang arogannya melebihi adikku Tartarus, ingin menghabisiku? Ingin membunuhku?" ujar Nyx sambil tertawa. Tawanya yang tidak manusiawi membahana, menggema di dinding ruangan yang dingin itu. Tyson terdiam, tidak yakin akan menjawab apa.
"Nah, kau ingat Pasiphaë? Aku sudah membunuhnya, dasar penyihir tidak tahu diri. Aku sudah merendahkan diri untuk bekerja sama dengannya, memasok anak - anakku yang paling kejam kesini, dan dia masih membentak - bentakku, aku cekik saja dia dalam asap ku. Itu juga akan terjadi padamu, kau tahu, jika kau melawan." ujar Nyx, menajamkan matanya pada Tyson. Tyson tetap tidak mengeluarkan sepatah katapun, dia berkeringat, dia ketakutan. Tiba - tiba di sebelah Nyx, muncullah sebayangan hitam.
"Ibunda, Frike telah berkhianat, dia malah membantu putri Poseidon itu." ucap pria yang ternyata adalah putra Nyx.
"Erre es korakas! Tidak bisa diterima, bunuh Frike, sekarang!" Tyson kesulitan mempercayainya, seorang Ibu rela membunuh anaknya hanya karena anaknya telah berkhianat.
"Tapi Ibunda, dia kembaranku, jika aku membunuhnya-"
"Jangan menjadi lembek Fonoi! Bunuh dia, atau kau yang kubunuh!" raung Nyx.
"Baik Ibunda." jawab Fonoi dan kembali menjadi asap hitam dan menghilang. Tyson kembali menengang, putri Poseidon itu. Berarti itu adiknya, Abrielle selamat!
"Abrielle baik - baik saja, hah, dia akan membunuhmu nenek tua!" ujar Tyson lantang dengan bangga.
"Kita lihat saja nanti." ejek Nyx. Tyson tidak tahan lagi berada di lubang dingin itu, dia harus keluar dari sini. Sepertinya, sehabis misi ini, dia akan menderita klaustrophobia. Dia merasakan sensasi dingin di kedua pergelangan tangannya, dan melihat asap kehitaman membentuk borgol disitu. Sebuah lubang hitam muncul di dinding sebelah kanan Tyson, dan Nyx menggiring Tyson memasuki lubang gelap kehampaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Night
FanfictionApa yang akan terjadi jika sang Malam, Ibu dari segala macam kegelapan dan kekejaman ikut turun tangan dalam misi untuk menggagalkan Abrielle untuk menyelamatkan dunia?