V. Tyson

1.2K 97 8
                                    

Dia bahkan sedang menanam koral di Samudera Pasifik, ketika Percy mengiriminya Pesan Iris mengatakan bahwa ada urusan mendadak dan dia harus datang ke Perkemahan Blasteran. Jadi dia memerintahkan air laut untuk mengantarnya ke Selat Long Island. Sesampainya di Perkemahan Blasteran, dia disambut oleh Chiron dan Apollo. Mereka mengajaknya ke Rumah Besar. Apollo menunjukkan Ramalan berkaitan dengan anak - anak Poseidon yang harus bertarung dengan Malam. Dia tidak tahu siapa itu malam. Pada saat rapat, Tyson memperhatikan Percy dan adik perempuan, Abrielle.

Dan sekarang, mereka dalam perjalanan menuju Central Park. Percy bilang, di Central Park ada pintu Orpheus menuju, yah kalian pasti tahu lah. Saat sudah mencapai 14th Ave, matahari sepertinya bersinar lebih terik daripada 2 menit yang lalu. Sepertinya Percy dan Abrielle merasakannya juga. Tiba - tiba Abrielle berhenti.

"Tunggu, Apollo datang." ucap Abrielle pelan. Tyson dan Percy mengamati sekeliling, akan tetapi percuma saja, matahari menyengat mata mereka sehingga mereka hanya bisa melihat sejauh tiga atau empat kaki di depan. Tiba - tiba ada sebuah Ferrari merah menyala dengan bandul matahari yang digantung di spion depan. Seorang remaja cowok dengan kemeja flanel warna merah dengan celana jeans hitam dengan robekkan di kedua sisi lututnya, converse putih terang dan kacamata Ray-ban.

"Ab! Percy! Ty! Tunggu, perubahan rencana." ucal Apollo tersengal - sengal. Tyson tidak mengerti kenapa Apollo tersengal - sengal, padahal dia naik mobil.

"Jangan bilang kau mau ikut." sergah Abrielle.

"Yah, itu salah satunya." jawab Apollo grogi.

"Apollo!" protes Abrielle.

"Ya sudahlah, kau tidak bisa menyuruh ku apa yang aku mau, aku ini dewa. Tapi ada masalah yang lebih mendesak."

"Ada apa?" tanya Percy.

"Kabar baiknya, kalian tidak perlu pergi ke Tartarus. Kabar buruknya, Percy kau ingat sewaktu Hazel, bilang bahwa Pasiphaë membuat ulang Labirin?" tanya Apollo ragu. Percy langsung sempoyongan dan berkomat kamit tidak tidak. Tyson langsung menangkap Percy supaya kakaknya tidak jatuh. Tyson tidak pernah menjambangi Labirin, tetapi sepertinya tempat yang buruk. Percy kan, demigod pemberani, sesuatu yang bisa membuat Percy takut, semestinya membuat Tyson gemetar. Tyson melihat Abrielle dengan mimik muka bertanya - tanya apa maksud Apollo.

"Tunggu dulu, Labirin kan punya Daedalus? Dia kan sudah mati dan Labirin ikut mati bersama dia." komentar Abrielle. Setahu Tyson, Pasiphaë adalah penyihir jahat, sedangkan Daedalus adalah teman Hephaestus, berarti, Daedalus baik kan?

"Iya, tapi Pasiphaë membangun ulang Labirin menurut kehendaknya. Bayangkan saja, Labirin Daedalus saja sudah berbahaya, padahal dia tidak jahat. Jangan tanya bagaimana aku membayangkan Labirin Pasiphaë akan seperti apa." ucap Percy lemas. Tyson diam sedari tadi, dia membayangkan betapa bahayanya misi ini. Bagaimana jika dia tidak bisa pulang kembali ke Ella? Siapa yang akan melindungi Ella?

"Oke. Ayo berangkat." sembur Tyson. Semua orang menoleh padanya. Tapi Abrielle mengangkat bahu dan mulai berjalan sehingga Tyson mengikutinya. Percy dan Apollo mengekor di belakang mereka. Ferrari Apollo memutih dan melesat ke langit, mungkin menuju parkiran Olympun, jika memang beneran ada. Mereka tetap berjalan ke arah Central Park, akan tetapi mereka tidak menuju kesana. Mereka menuju gorong - gorong yang ada di dekat Central Park. Abrielle yang pertama menemukan gorong - gorong itu dan masuk tanpa babibu. Percy menggumamkan ini tidak bagus atau semacamnya. Tyson langsung mencium bau apak yang sangat tidak sedap. Tyson mendengar trisula Abrielle mendesing membesar. Sebenarnya Abrielle dan Percy tidak perlu menghunuskan senjata untuk penerangan sebab Apollo bersinar terang seperti lampu neon. Tyson hanya bersenjatakan pentungan dari Zeus, tapi jangan meremehkan kelihaiannya dalah menggetok makhluk - makhluk jahat. Tyson pernah menggetok Typhon, dalam perang Titan di New Jersey. Mereka merangsek terus semakin dalam. Di kaki mereka, terdapat genangan air setinggi mata kaki, bau apak semakin pudar digantikan dengan wangi manis yang memuakkan.

Setelah berjalan beberapa lama, tiba - tiba terdengar denting logam di terowongan bercabang yang tadi mereka lewati, seperti sebuah tongkat besi yang di hantamkan pada pipa - pipa besi yang menjulur di terowongan itu. Mereka berempat menoleh ke belakang dengan was - was. Tyson mengeluarkan pentungannya, Abrielle menyiagakan trisula, pedang Percy terhunus dan busur keemasan Apollo tegang, siap menembak. Sebuah bayang - bayang besar terlintas di terowongan kemudian menghilang lagi. Tyson tidak bisa mencium apa itu, tapi yang jelas, bayangan itu menakutkan.

"Woah, ini tidak bagus." gumam Abrielle. Tyson melihat ke arahnya dan mendapati bahwa ada jaring keemasan di pundaknya, perlahan - lahan mereka berempat melihat ke atas dan mendapati laba - laba raksasa merayap diatas. Apollo menembakkan panah yang di tangkap oleh laba - laba itu dengan sepasang kaki depannya yang langsung dilepaskan oleh laba - laba itu karena ketika dia menyentuhnya, kakinya langsung berasap. Muka nya lebih mengerikan. Sebuah wajah wanita, yang mungkin dulunya cantik jelita, terdapat buluh - bulu di dahi dan pelipisnya, matanya ada empat, satu pasang di tempat mata normal dan satu pasang lagi di bagian pipinya. Mulutnya robek dan mengeluarkan 2 capitan berliur yang ada noda cokelat nya, Tyson berani bertaruh itu bukan cokelat Hershey's.

"Kau!" raung Percy sambil menunjuk pedangnya ke atas.

"Benar Percy Jackson, kekasih Annabeth Chase, putri Athena kurang ajar yang berani - beraninya mengelabui ku! Dan kau yang membunuhku di Tartarus?! Oh Percy Jackson, kematianmu akan ku buat perlahan, menyakitkan, tapi pasti kau akan menjemput Ajal." desis laba - laba itu.

"Kau Arachne." ujar Abrielle sambil melotot ke atas. Arachne adalah seorang wanita cantik dulu pada saat jaman Yunani Kuno. Dia bertarung melawan Athena dengan membuat tapestri - tapestri. Arachne menantang Athena yang membuat sang dewi murka karena arogansi Arachne sehingga sang dewi mengubahnya jadi laba - laba pertama.

"Ya benar, aku Arachne. Siapa kau? Dan oh..." desis Arachne dengan adanya buih - buih menjijikan di antara kedua capitnya. Dia melirik ke arah Apollo yang busurnya senantiasa siaga.

"Apollo, salah satu juri pertarungan ku dengan si dewi sialan." ujar Arachne sambil tersenyum kejam.

"Ya, hi juga, apa sudah cukup basa - basinya? Aku sudah gatal ingin membunuh mu." jawab Apollo tenang.

"Dua dewa dan dewi, menemani satu demigod dan satu apa ini? Cyclop kecil?" desis Arachne sambil tertawa kejam.

"Aku putra Poseidon dan adik Percy. Ini adik perempuan ku, Abrielle." jawab Tyson tegas. Abrielle menggeram, dia melirik Apollo. Abrielle melemparkan trisulanya ke arah perut Arachne dan langsung lari sedangkan Apollo langsung menembakkan panah emas mengkilap ke arah Arachne dan mereka pun lari ke depan, Arachne meraung - raung kesakitan dan akhirnya Tyson menggetok kepala Arachne dan ikut lari bersama saudara - saudaranya.

The NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang