flashback

2.3K 106 2
                                    

Part ini isinya semua tentang flashback masa sekolahnya Ailin ya. Sory for typo

Flashback on
"Nek...besok kita jalan-jalan yuk. Bosan dirumah ajak Mira juga. Kami kan sudah selesai ujian" ucapku pada nenek. Saat ini kak Tia sedang menyisir rambutku kemudian memakaikanku kerudung.
"Boleh, nanti kamu ajak saja Mira. Besok kita jemput dia. Tapi hari ini kamu harus selesaikan ujian dengan benar, supaya dapat nilai bagus ya" ucap nenek sembari mencium keningku.
"Beres nek..assalamu'alaikum nek" ucapku sambil berdiri dari sofa setelah kak Tia selesai mengikat tali sepatuku kemudian aku mencium tangan kanan nenek.
"Wa'alaikumsalam.." sahut nenek dan kak Tia.
Sebelum aku masuk kedalam mobil, aku berbalik " Kak Tia, besok ikut juga ya" aku sedikit berteriak sambil senyum lebar.
"Geut, singoeh kakak ikot jak ngen non Ai" jawab kak Tia dengan bahasa acehnya plus senyum manis yg selalu menghias wajah nya.

Sampai disekolah sudah ada Mira berdiri dekat parkiran. Pak Jul, supir yg pribadiku membuka pintu untukku. Aku keluar dan menghampiri Mira. Dia mengambil tasku dan membawanya. Tidak lama kami sudah dikelas. Ya, mira selalu membawa tasku disekolah baik saat masuk maupun pulang sekolah. Tidak sedikit teman-teman yg mengejeknya Babu. Tapi aku selalu bilang pada Mira abaikan mereka karena mereka tidak akan ada yg berani menyentuh aku maupun Mira. Jelas saja, kalo mereka berani mengganggu aku maka mereka bermain dengan orang yg salah.

Pernah sekali saat aku masih SMP ada anak yg berani mengejek Mira saat aku sedang berjalan kekantin bersama Mira. "Nyan hay..aneuk putro ngen mak lewat dikeu tanyoe. Beegeut-geut beuh mak. Bek sampe dimoe aneuk. Hahaha" ejek mereka sambil mendorong Mira disertai tawa keras. Setelah puas mendengar tawa mereka aku berbalik dan menatap mereka tajam "sudah puas? Kalau sudah silahkan ambil tas kalian dan pulang kerumah" ucapku datar. Mereka pun kembali tertawa. Aku melanjutkan jalanku bersama Mira. Bukan, aku tidak jadi menuju kantin melainkan ke ruang kepala sekolah. Aku menyebutkan nama ketiga anak yg mengejekku dan Mira tadi di koridor kelas.
Besoknya kudengar mereka bertiga sudah dipindah sekolahkan. See, padahal aku hanya menyebut nama mereka. Aku juga heran, tapi aku hanya menjalankan perintah pak kepala saat aku pertama kali masuk sekolah "kalau ada anak yg mengganggu kalian sebut saja namanya pada bpk ya" itu kata-kata kepala sekolahku dari SD sampai SMA. Dan aku baru tau apa maksudnya setelah melaporkan mereka bertiga.

Aku sudah sampai dikelas, Mira membuka tasku dan mengeluarkan alat tulis untuk untuk ujian hari ini selanjutnya dia membuka tasnya dan mengeluarkan alat tulis miliknya.
"Hari ini ada ujian fisika, kamu sudah belajar kan Ai?" Tanya Mira yg kujawab dengan Anggukan.
"Mira, besok aku sudah mengajak nenek ke pantai. Nenek juga mengizinkanmu ikut. Kamu mau kan ikut?" Tanyaku pada Mira dengan wajah memelas.
"Iya, aku ikut tapi jemput aku ya" jawab Mira sambil tersenyum.
"Oke, besok aku dan nenek akan menjemputmu".
Bel istirahat berbunyi, ujian fisika berakhir. Mira mengajakku ke kantin sebenarnya aku sudah membawa bekal dari rumah yg cukup untuk dimakan berdua dengan mira. Mira mengambil bekal ditasku dan membawanya, kami kekantin mengambil tempat duduk yg posisinya tepat berhadapan dengan lapangan basket. Setelah menaruh bekal diatas meja Mira kembali pergi ke tempat penjual kanti dan memesan jus untuk kami, kemudian dia kembali lagi ke meja dengan dua gelas jus di tangannya.
Dari sini terlihat beberapa anak laki-laki yg sedang bermain basket. Jam istirahat baru saja 10 menit yg lalu berbunyi tapi wajah para pemain basket itu sudah bercucuran keringat. Apa mereka tidak lelah setelah ujian? Mataku berhenti pada salah seorang dari mereka. Amran. Lelaki yg sudah hampir 2 tahun aku perhatikan meski hanya dari jarak yg jauh. Apa boleh buat aku hanya bisa melihatnya saja, aku tidak berani mendekatinya. Bahkan saat Mira menawariku bantuan untuk menyampaikan salam untuk Amran, aku menolak. Mira tau kenapa aku menolak, ya karena aku tidak mungkin bisa mendekati siapapun kecuali Mira. Yg menjadi sahabat, saudara, sekaligus berperan sebagai pengasuhku diluar rumah. Dia yg menggantikan tugas kak Tia jika aku sedang diluar rumah alias sekolah. Karena aku memang jarang keluar rumah selain untuk sekolah.
Aku selalu memperhatikan Amran, cara dia bermain basket, cara dia berjalan, cara dia tersenyum, makanan dan minuman yg suka dia pesan dikantin, bahkan suaranya yg kadang terdengar saat dia berteriak dilapangan meminta operan bola dari temannya pun aku tau. Hehe aku memang hanya mendengar suaranya saat berteriak dilapangan, kalau dari jarak dekat tidak pernah. Bukankah aku katakan tadi aku hanya memperhatikannya dari jarak jauh?
Setelah kejadian saat tiga anak dikeluarkan di SMP saat itu, tidak ada satupun anak-anak yg berani mendekati aku dan Mira walau aku sudah menyapa mereka. Meraka hanya menjawab sapaanku dan tersenyum. Mungkin mereka takut. Tapi jujur aku tidak berniat mengeluarkan tiga anak itu. Aku hanya mengikuti perintah kan.

aku dan masa laluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang