Maaf, ada sedikit perbaikan ya.
Jam menunjukkan pukul 17.00, papi mengajakku pulang. Didepan lobi sudah terparkir mobil papi lengkap dengan supirnya. Kami masuk kedalam mobil, papi menyuruh pak udin, nama supir pribadi papi, untuk mampir ke mall menjemput mami di butik.
Tepat sesaat sebelum adzan maghrib berkumandang kami sampai dirumah. Papi mengajak ku untuk shalat maghrib berjama'ah di mushalla kecil dihalaman belakang. Aku masuk kedalam kamar sudah ada pakaian ganti diatas tempat tidurku. Piyama lengan panjang bermotif beruang serta jilbab kurung berwarna senada.
Aku bergegas kekamar mandi untuk membersihkan badan yg sudah terasa begitu lengket. Setelah mandi kukenakan piyama tadi dan pergi ke halaman belakang dimana mami papi beserta para asisten rumah tangga sudah menunggu di mushalla kecil itu.
Selesai shalat, kami makan malam bersama. Selanjutnya, mami dan papi meminta izin untuk tidur lebih awal dan menyuruhku untuk tidur juga karena hari ini sudah sangat melelahkan.
Aku merebahkan tubuhku diatas kasur king size dikamarku. Kupandangi langit-langit kamar yg dari kemarin aku tiba disini belum sempat aku perhatikan. Dilangit-langitnya tertempel bintang-bintang kecil dan ada sebuah bentuk bulan yg ukurannya lebih besar dari pada bintang-bintang. Benda itu akan bercahaya saat gelap. Indah, seperti tertidur dibawah langit terbuka dengan hamparan bintang-bintang yg berkelap-kelip. Sedangkan saat lampu dinyalakan akan tampak lukisan awan putih biru yg indah serta ditengah-tengahnya terlukis matahari yg telah menggatikan cahaya bulan tadi. Dinding kamarku banyak corak coklat dengan pepaduan lukisan suasana padang rumput hijau di pagi hari. Pada dinding di sisi kananku berlukiskan suasana padang rumput disorehari dengan langit senja dimana matahari sedikit lagi akan tenggelam. dan wallpaper taburan coklat ditiap sudutnya. Aneh mungkin kalian akan berpikir seperti itu, kamar ini lebih seperti kamar anak TK yg penuh dengan lukisan tapi inilah yg aku suka.
Aku bangun dari tempat tidur, aku mau shalat isya' sebelum aku benar-benar terlelap. Seusai shalat aku kembali manaiki tempat tidur dan mulai memejamkan mata dan menelusuri dunia mimpi.***
Rey pov
"Mah, Rey berangkat kerja dulu ya, mama jaga kesehatan. Jangan lupa minum obatnya. Jangan telat makannya. Doakan semoga hari ini perusahaan pak Zahrin menerima kerjasama dengan perusahaan kita" ucapku sambil mengecup kening dan kedua pipi mama.
Sejak kepergian papa 6 tahun lalu, akulah yg mengambil alih semua pekerjaannya. Reyhan Andara, Meskipun usia ku yg baru 24 tahun tapi aku sudah menjadi seorang CEO diperusahaan yg dibangun keluarga papaku turun menurun.
Aku bergegas menuju kantor, karena pertemuanku dengan pak Zahrin masih satu setengah jam lagi.
Aku menuju ruanganku, sekretarisku Yura sudah memberikanku beberapa berkas pekerjaan yg harus aku selesaikan. Hingga saat aku akan mengambil sesuatu dibalik laci meja kerjaku, aku menemukan sesuatu yg sudah lama aku abaikan. Sebuah foto, didalamnya terdapat sekitar 15 orang anak. Dipaling depan ada dua orang anak laki-laki dan perempuan yg saling berangkulan. Ekspresi wajah si anak laki-laki begitu bahagia senyum 1000 watt dan memamerkan deretan gigi putihnya, pakaian khas anak SMA yg sedikit kurang rapinya menunjukan kebandelan yg dia miliki, sedangkan si anak perempuan berpakaian khas anak SMP menunjukan ekspresi yg tak kalah bahagianya senyum 1000 watt namun dengan sedikit tampang terkejut mungkin karena rangkulan si anak laki-laki disampingnya. Dibelakang si anak permpuan tampak seorang anak perempuan lagi yg menunjukan sikap protes akan pose kedua orang didepannya dan yg lainnya tampak berpose tertawa lepas. Foto ini diambil ketika hari kelulusanku dari salah satu SMA negeri di Jakarta. Ya, sebelum akhirnya aku berpisah dengannya. Dia salah satu dari sahabat alm.Rania adikku, saat itu rania berinisiatif mengajak teman nya untuk hadir di acara kelulusanku. Awalnya aku menolak, sampai aku bertemu dengan sahabatnya yg membuat aku berhenti menolak. Wajahnya yg cantik, suaranya yg lembut namun sedikit bicara itu membuat aku jatuh cinta untuk yg pertama kalinya. Tapi sayang, setelah hari itu, adikku mengabarkan bahwa sahabatnya telah pindah. Untuk berobat katanya dan sampai saat ini aku tidak tau kabarnya.
Lama aku terpaku pada foto itu, kemudian aku tersadar dari lamunanku saat suara ketukan pintu ruanganku terdengar.
"Maaf pak, sudah saatnya berangkat menemui pak Zahrin" yura mengingatkanku untuk pertemuan dengan rekan bisnisku.
"Baik yura, terimakasih kalau begitu saya berangkat dulu" aku segera bergegas berangkat menuju kantor pak Zahrin.Sesampai didepan lobi kantor itu, aku menghubungi pak Zahrin dan beliau menyuruhku untuk langsung keruangannya. Oya, aku sudah lama mengenal pak Zahrin bukan dalam hal bisnis melainkan beliau adalah suami dari tante Susan, sahabat mama saat taman kanak-kanak.
Aku menaiki lift menuju lantai 35 disana letak ruangan pak Zahrin.
Aku membuka pintu ruangan dan tiba-tiba...bugh! Aku terkejut ternyata ada seseorang dibalik pintu dan pintu yg aku buka mengenai kepalanya, dia terlihat meringis kesakitan.
"Ya ampun, Ai kamu tidak apa?" Pak Zahrin buru-buru menghampiri gadis itu.
"Aduh pak, maaf, saya benar-benar minta maaf, saya tidak tahu kalau ada orang dibalik pintu" ucapku dengan nada bersalah dan prihartin.
"Ah, tidak apa nak Rey, sepertinya bukan luka serius" ucap pak Zahrin sambil memegang pundak gadis itu.
"Aku ga apa pi, aku pergi dulu ya, assalamu'alaikum" ucap gadis itu lalu pergi begitu saja melewatiku membuat aku harus sedikit bergeser dari pintu. Saat dia tepat didepanku, dia sempat menoleh padaku dan seketika itu juga tubuhku menegang. Apakah itu dia?"Mari nak Rey, bisa kita mulai pertemuan kita?" Ucap pak Zahrin membuat aku lupa sejenak tentang pikiranku tadi.
"Iya pak" jawabku dan duduk mengikuti pak Zahrin. Kurang lebih satu setengah jam aku berdiskusi dengan pak Zahrin, aku meminta izin pulang. Aku turun kelobi bawah. Namun sebelum sampai ke lantai 1, pintu lift terbuka dilantai 5 dan sosok gadis di ruang pak Zahrin tadi memasuki lift diikuti sekretaris pak Zahrin. Dia tidak melihatku karna dia menunduk kemudian berbalik kedepan.
Tidak lama setelah itu pintu lift kembali terbuka dilantai 4 dan gadis itu keluar dari lift.Aku memutuskan untuk langsung pulang kerumah karena tiba-tiba niatku bekerja sedikit berkurang hari ini. Mungkin karena dipikiranku saat ini penuh dengan wajah gadis dlm ruangan pak Zahrin.
Gadis dengan nama sapaan Ai, aku dengar dari panggilan pak Zahrin padanya. Wajahnya begitu tidak asing bagiku. Apakah itu memang dia? Kalau memang iya, ingatkah dia padaku? Pada siapa aku akan bertanya? Rania? Tidak, dia sudah tenang disurga. Atau Farah? Teman dekatnya yg selalu ada dimanapun dia berada? Tidak mungkin juga. Aku saja tidak tau dari mana dia berasal dan dimana dia sekarang. Sebaiknya aku cari tau nanti.Rey pov end
***
Ailin pov
Weekend. Identik dengan berlibur begitu juga dengan keluargaku. Mami papi memgajakku berakhir pekan ke pantai. Senang, yaa mungkin anak-anak lain akan senang dengan tawaran ini. Tapi tidak denganku, dengan berat hati aku mengiyakan ajakan mereka, hanya agar mereka tidak kecewa. Ingat setidak sukanya aku terhadap mereka, mereka tetap orang tua ku kan?
Mami menyiapkan semua pakaian yang akan aku kenakan, celana kain berwarna hitam pekat dan dress selutut lengan panjang warna cream bermotif bunga-bunga kecil. Serta jilbab pashmina hitam polos. Selesai memakai baju, mami merias wajahku dengan riasan tipis serta memakaikan jilbab ku dengan rapi.
Mami memakaikanki kaos kaki kemudia flat shoes hitam senada dengan celana ku. Sebuah topi pantai tak lupa dibawa oleh mami. Kata mami, supaya kulitku tidak keling nanti terkena sengatan matahari.Kami tiba dipantai 2 jam kemudian. Ramai sekali pengunjung disini. Terlebih ini akhir pekan dimana semua orang ingin menikmati hari liburnya juga. Sejenak aku terpaku dengan pandangan dihadapanku. Perlahan aku menuju bibir pantai. Kulepas sepatuku tapi tidak dengan kaos kakiku. Terasa hangatnya pasir pinggir pantai meresap ke kulit telapak kakiku. Ingatanku melayang pada kenangan masa lalu saat aku masih tinggal bersama nenek.
"Sayang..makan dulu yuk. Mami sudah siapkan tempat untuk kita duduk dibawah pohon sana tempatnya tidak terlalu panas" ajak mami.
Kamipun malangkah pergi ke tempat dimana mami sudah menggelar tikar dengan sebuah keranjang terbuka diatas tikar sudah tersedia beberapa minuman dan beberapa tupperware berisi makanan buatan mami sepertinya. Karna kudengar mami ribut didapur pagi-pagi tadi.
Sepanjang perjalan dari bibir pantai tadi mami bercerita tentang masa sebelum ada aku dan itu sedikit membuatku sedih dan kecewa. Bahkan disaat aku ada disini masih saja hal itu yg diingatnya. Apakah aku hanya bayangan baginya?
Sepertinya aku mulai merindukan hidupku yg jauh dari keadaan seperti ini, ini memang menyenangkan tapi juga menyakitkan.Tbc
Maaf ya kalo dicerita ini banyak bertebaran typo. Vote &coment please
KAMU SEDANG MEMBACA
aku dan masa lalu
General Fiction"aku..aku tau ini tidaklah mudah..tapi aku harus bisa". "Ailin Dawailin Z. Aku tidak pernah tau apa arti Z di ujung namaku bahkan nenek yg selama ini mengasuhku pun tidak tau. ayah dan ibu bekerja dikota sebagai asissten rumah tangga dengan majikan...